Memahami Hakikat Ketuhanan Lewat Filosofi Buah Kelapa
Oleh: Abah Al-Faqir Hendri Kusnadi
=================
Tulisan ini diadaptasi dari berbagai sumber dan dijelaskan di paparkan dengan lebih rinci dlm tulisan paragrap terakhir
Tulisan Abah Hendri Kusnadi ini lumayan panjang, hasil jawaban dari kolom komentar di fb, jika pertanyaan sahabat di fb abah nilai sharing abah dg senang hati akan menjawabnya tapi jika isinya itu menjajaki dan mengetes abah tahu kok, cukup abah jawab saja yg bertanya lebih tahu dari yg ditanya atau jika sdh kurang adab mau jajal ngetes maka sangat sorry lah abah tdk mau merespon apalgi menjawab seharusnya jika itu mengetes cukup di kolom Messenger atau kalo di wa di japri pribadi karena itu sama saja dengan menjatuhkan martabat orang tpi jka sharing diskusi atau pertanyaan tsb ingin menambah wawasan atau sharing atau betul-betul tidak tahu mka dg senang hati dijawab oleh Abah.
Nah pertannya dari saudara kita ini hanya ingin sharing dan itu abah sangat suka.
Pertanyaan beliau
Sbb:
Assalamu'alaikum. Wr. Wb. Pak ust.
Saya pernah mendengar sesepuh orang tua, katanya Carilah Pohon Yang Tak Ada Anak dan Tak diperanakan sedangkan Buah lain ada anaknya semua kecuali Kelapa Ilmu ikhlas dalam kajian Ilmu ikhlas ada pada filosofi kelapa dan juga termasuk ilmu KeEsaan Tuhan juga.
Yang ku tanyakan bagaimana ustadz menyikapi dalam hal Ilmu Filosofi Buah Kelapa?
Terima kasih,Syukron Katsiron 🙏
=================
Jawaban:
Buah kelapa memiliki beberapa makna filosofi, yaitu:
Ketahanan dan keteguhan,
Buah kelapa yang tahan lama dapat diartikan sebagai ketahanan dan keteguhan dalam menghadapi tantangan hidup.
Berjuang dalam kondisi berat,
Buah kelapa mengikuti arus sampai menemukan tempat yang baik untuk tumbuh, mengajarkan manusia untuk tetap bertahan dan berjuang meski dalam kondisi yang berat.
Beradaptasi
Pohon kelapa dapat tumbuh di mana saja, seperti di pantai atau daerah berbatu, karena mampu beradaptasi dengan memanfaatkan cadangan makanannya.
Memberikan manfaat
Semua bagian pohon kelapa memiliki manfaat, seperti daun yang dapat dianyam menjadi atap, kayunya untuk bangunan, hingga daging buah yang bisa dijadikan santan.
Mandiri
Pohon kelapa menjulang tinggi dan berdiri kokoh di atas akarnya yang menancap kuat ke tanah, merupakan simbol kemandirian.
Tidak rakus
Pohon kelapa tidak merusak habitat sekitar, justru banyak tanaman bernaung di bawahnya.
Tidak mudah goyah
Pohon kelapa tidak akan goyah walaupun ditiup angin kencang maupun digoyangkan banyak orang.
Pohon kelapa mengajarkan kita untuk menjadi orang yang bermanfaat
Jika dilihat sekilas, pohon kelapa sebagaimana tanaman pada umumnya. Tidak ada yang unik dan juga spesial. Padahal dari sebatang pohon kelapa kita bisa memperoleh banyak keuntungan. Mulai dari buah, batang, maupun daunnya.Pohon kelapa turut mengajarkan kita tentang arti manfaat. Setiap komponen pohon kelapa bisa membawa keuntungan bagi orang-orang sekitar. Maka dari itu, sudah seharusnya kita bisa mencontoh. Jadilah manusia yang senantiasa menebar manfaat bagi sesama.
Buah kelapa memiliki beberapa makna filosofi, yaitu:
Ketahanan dan keteguhan
Buah kelapa yang tahan lama dapat diartikan sebagai ketahanan dan keteguhan dalam menghadapi tantangan hidup.
Berjuang dalam kondisi berat
Buah kelapa mengikuti arus sampai menemukan tempat yang baik untuk tumbuh, mengajarkan manusia untuk tetap bertahan dan berjuang meski dalam kondisi yang berat.
Beradaptasi
Pohon kelapa dapat tumbuh di mana saja, seperti di pantai atau daerah berbatu, karena mampu beradaptasi dengan memanfaatkan cadangan makanannya.
Memberikan manfaat
Semua bagian pohon kelapa memiliki manfaat, seperti daun yang dapat dianyam menjadi atap, kayunya untuk bangunan, hingga daging buah yang bisa dijadikan santan.
Mandiri
Pohon kelapa menjulang tinggi dan berdiri kokoh di atas akarnya yang menancap kuat ke tanah, merupakan simbol kemandirian.
Tidak rakus
Pohon kelapa tidak merusak habitat sekitar, justru banyak tanaman bernaung di bawahnya.
Tidak mudah goyah
Pohon kelapa tidak akan goyah walaupun ditiup angin kencang maupun digoyangkan banyak orang.
Pohon kelapa mengajarkan kita untuk menjadi orang yang bermanfaat
Batangnya yang tinggi kokoh mengajarkan kita tentang ketegaran
Pelajaran Hidup dari Pohon Kelapa yg lain Yuk Diresapi!".
Jika dilihat sekilas, pohon kelapa sebagaimana tanaman pada umumnya. Tidak ada yang unik dan juga spesial. Padahal dari sebatang pohon kelapa kita bisa memperoleh banyak keuntungan. Mulai dari buah, batang, maupun daunnya.Pohon kelapa turut mengajarkan kita tentang arti manfaat. Setiap komponen pohon kelapa bisa membawa keuntungan bagi orang-orang sekitar. Maka dari itu, sudah seharusnya kita bisa mencontoh. Jadilah manusia yang senantiasa menebar manfaat bagi sesama.
Sebenarnya tidak ada bahasa yang bisa mengungkapkan misteri tentang Tuhan dan tidak ada pula pembahasan yang bisa dengan sempurna menggambarkan hakikat Tuhan. Tuhan, dalam sepanjang sejarah peradaban manusia akan menjadi misteri dan akan terus misteri kalau proses pencariannya hanya dengan menggunakan ilmu akal semata. Untuk memudahkan manusia memahami hakikat Tuhan, maka di dalam kitab suci Tuhan memberikan perumpamaan-perumpamaan agar manusia lebih akrab mengenal-Nya.
Salah satu ungkapan hakikat Tuhan dalam al-Qur’an ada di dalam surat An-Nur, 35 :
Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Mahamengetahui segala sesuatu.
Ayat ini kalau kita perhatikan dengan seksama menjelaskan kepada kita tentang hakikat cahaya Allah dalam bentuk perumpamaan, sesuatu yang dikenal oleh umat di zaman itu yaitu pohon zaitun. Tentu yang dimaksud poho zaitun bukanlah pohon zaitun dalam makna harfiah, tapi itu hanyalah symbol atau perumpamaan. “Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki”, Guru Sufi menjelaskan bahwa cahaya di atas cahaya itu tidak lain adalah para Rasul dan Para Wali, mereka berada di dalam cahaya dan mereka tidak lain terbit dari cahaya Allah SWT. Allah dengan Pengasih dan Penyayang membimbing manusia kepada cahaya-Nya, membimbing manusia untuk meng-imani Rasul-Nya, mengambil semua pelajaran dari Rasul dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Ulama di tanah air menceritakan tentang hakikat seperti dalam surat An-Nur, 35 bukan dalam bentuk pohon zaitun karena masyarakat di tanah air tidak mengenal sama sekali pohon zaitun, para ulama member perumpamaan tentang hakikat dengan bentuk Buah Kelapa.
Buah kelapa sebagaimana kita ketahui mempunyai lapisan, mulai dari kulit terluar, sabut kelapa, batoknya yang keras sampai kepada daging yang berisi santan. Santan secara alamiah mudah membusuk, harus diproses terlebih dulu agar bisa menjadi minyak. Setelah menjadi minyak barulah kelapa tadi menjadi “Abadi”, tahan lama, ikan dalam kondisi setengah busuk pun kalau di goring dengan minyak yang telah di proses akan menjadi harum dan enak dimakan.
Struktur buah kelapa yang berlapis dijadikan oleh ulama zaman dulu untuk menjelaskan tentang agama yang juga mempunyai lapisan-lapisan. Kulit terluar kelapa bisa di gambarkan sebagai syariat. Kulit kelapa berfungsi untuk melindungi lapisan dalam, melindungi terhadap benturan. Kulit dan sabut kelapa juga berfungsi untuk penyebaran buah kelapa, ketika buah kelapa jatuh ke air atau ke laut dia akan mengapung. Itulah sebabnya kelapa bisa dijumpai di pulau yang tidak berpenghuni di tengah laut, proses penyebarannya karena buah kelapa mengapung di bawa arus dan terdampar di pulau terasing kemudian tumbuh. Kulit dan sabut kelapa ini sangat penting kedudukannya karena berfungsi sebagai penyebar kelapa, sama halnya dengan syariat yang berfungsi untuk menyebarkan agama keseluruh muka bumi.
Batok atau tempurung kelapa yang keras berada di dalam kulit dan sabut kelapa bisa di ibaratkan dengan Tarekat, keras dan juga tidak ada santan di dalamnya, fungsinya melindungi secara langsung daging buah kelapa dari gangguan-gangguan dari luar. Batok kelapa ini sebagai tempat melekat dari daging kelapa dan juga sebagai penghubung antara daging kelapa dengan kulit terluar. Untuk bisa menembus batok kelapa yang keras diperlukan kesungguhan, usaha yang istiqamah. Berbeda dengan kulit terluar kelapa dan sabut kelapa yang lebih mudah di tembus dan lebih mudah dijumpai karena memang terlihat. Karena di batok kelapa tidak ada daging apalagi santan, maka seorang yang hanya menempel di tarekat tanpa mau melaksanakan zikir, melaksanakan perintah Guru dan istiqamah beramal maka sama seperti dia berada di kulit luar, sama dengan syariat, tidak mendapatkan apa-apa. Maka mustahil orang yang mala mini menekuni tarekat besok langsung ke tahap makrifat, itu tidak mungkin. Maka Rasulullah SAW bersabda, “Tarekat itu adalah perbuatanku”, atau bisa disebut Hakikat itu metodeku, caraku untuk berhubungan dengan Allah di Terakat pula tersimpan amalan dzikir dan ubudiah untuk mendekatkan diri kepada Allah, untuk menembus sampai kepada daging kelapa. Itulah sebabnya di dalam tarekat terdapa suluk, intensif beramal dalam sekian hari, ada adab-adab yang harus dipatuhi dengan ketat, aturan yang keras
begitulah yang harus dilakukan agar bisa melewati tempurung kelapa yang keras.
Daging kelapa itu ibarat Hakikat, disana tersimpan rahasia keabadian rohani dari manusia. Rasulullah mengatakan “Hakikat itu Kediamanku”, Beliau selama 24 jam berada dalam alam hakikat karena memang dalam diri Beliau telah ada Nur Allah SWT. Apa yang Beliau kerjakan sepenuhnya adalah “gerak” Allah yang bersemayam dalam diri Beliau. Di dalam santan itulah tersimpan minyak yang bersifat abadi. Rasulullah mengatakan, “Makrifat itu adalah Rahasiaku”, kenapa menjadi rahasia karena memang makrifat itu berada di dalam hakikat. Ibarat minyak tidak akan muncul dengan sendirinya tanpa diproses terlebih dulu.
Perdebatan-perdebatan tentang Tuhan hanya terjadi pada tahap syariat dan tarekat, disana memang keras, kering dan tidak ada santan apalagi minyak. Memperdebatkan sesuatu yang tidak ada akan membuang energi, tapi manusia memang senang melakukannya. Ketika telah sampai ke alam hakikat dan Makrifat maka disana tidak ada lagi perdebatan, disana tidak ada lagi mempelihatkan kehebatan dan kelebihan karena orang-orang yang telah sampai disana sedang sibuk menikmati apa yang didapat, sibuk menikmati keindahan pemandangan yang belum pernah di dapat seumur hidup. Karena semua telah memandang maka tidak aka nada lagi perdebatan, semua telah menjadi NYATA.
Perdebatan tentang Gajah hanya ada pada orang buta yang belum pernah melihat Gajah, tapi bagi pawang gajah atau orang-orang yang kesehariannya selalu bersama gajah, mereka tidak lagi berdebat tentang gajah, mereka sudah sibuk dengan melihat gajah yang ada di depan matanya.
Syariat ibarat orang yang mempelajari tentang cara melakukan perjalanan, menghapal rambu-rambu jalan, belajar cara mengendarai kenderaan dan semua aturan yang ada di dalamnya, namun tidak pernah melakukan perjalanan, hanya mempelajari saja. Tarekat yang bermakna jalan dan perjalanan adalah orang yang sedang berjalan menuju ke suatu tempat. Orang yang hanya menghapal cara berkendaraan dan rambu-rambu jalan dan belum pernah berjalan pada umumnya bersifat sok tahu dan merasa pandai. Perdebatan antara orang yang sudah berjalan dengan orang yang hanya menghapal tentang perjalanan sering kali terjadi, berselisih dari zaman Rasul sampai akhir zaman.
Ketika musafir yang telah mempelajari tentang perjalanan dan kemudian berjalan sampai mencapai tujuan maka inilah orang yang telah sampai ke tahap hakikat dan makrifat. Karena terlalu lelah dalam perjalanan dan terlena dengan pemandangan yang menakjubkan maka biasanya tidak lagi berselera untuk berdebat, bagi dia semua sudah jelas dan terang benderang.
Bagi yang masih senang mencari kesalahan orang lain, merasa benar sendiri, silahkan meneruskan perjalanan atau silahkan memulai perjalanan, bisa jadi belum pernah melangkahkan kaki tapi merasa sudah sampai, ini penyakit kebanyakan manusia. Tapi ada hal yang sangat penting yang harus anda ingat, Jangan pernah berjalan sendiri karena akan tersesat di jalan. Carilah seorang pemandu yang ahli yang sudah pernah bolak balik ke tempat tujuan, yang hapal luar kepala seluk beluk jalan, tikungan tajam, lembah yang terjal, pendakian yang membahakan semua sudah diketahui oleh pemandu, itulah cara teraman untuk selamat sampai ke tempat tujuan. Ketika sampai ke tempat tujuan, maka nikmatilah pemandangan yang indah, minumlah di telaga keabadian, disana hanya ada senyuman. Jangan banyak bersuara, karena orang-orang yang berada disana sedang menikmati kesunyian dan kesendiriannya bersama SANG PEMILIK TEMPAT.
mudah-mudahan tulisan tentang Kelapa ini bisa menjadi renungan untuk kita semua. Selamat menunaikan shalat Jum’at, semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua.
==================================
Update
SYARIAT, TAREKAT, HAKEKAT, MAKRIFAT,
SUFI ( SYARIAT DAN HAKIKAT ADALAH SAMA PENTINGNYA).
Oleh: Al-Faqir Abah Hendri Kusnadi
*
===================
Dinul Islam itu adalah satu ajaran yang mencakup seluruh ruang hidup manusia dalam berbagai aspeknya lahir, dan batin, dunia dan Akhirat.
Mengkaji ilmu Islam yang sangat luas ini tidaklah cukup kalau dibuat beberapa jam saja dalam satu minggu sebagaimana berlaku di sekolah-sekolah sekuler sekarang ini. Sebab itulah hari ini, ramai umat Islam yang tidak tahu betul tentang agama anutannya sendiri sekalipun mereka beranggapan mereka lebih tahu dan faham serta punya otoritas dan kapasitas karena mereka lulusan dari Perguruan tinggi atau universitas Islam. Walhal hakikat sebenarnya, mereka belum mengetahuinya secara mendalam hanya baru kulit ibarat buah kelapa baru sabut kelapa belum ke isi atau saripati santan apalagi sudah menjadi minyak kelapa atau dengan kata lain baru makrifat dalil teori belum ke praktik
Ajaran Islam itu selain daripada ilmu ushuluddin (ilmu yang mengkaji tentang ketuhanan) yang menjadi asas kepada ajaran Islam, terdapat juga ilmu syariat dan ilmu hakikat.
Disebut juga keduanya sebagai ilmu fiqih dan ilmu tasawwuf. Kedua-duanya termasuk perkara yang penting yang satu sama lain ibarat dua sisi mata uang koin turut dituntut oleh Al Quran dan Hadits.
Bidang kajian ilmu syariat ialah tentang kehidupan lahiriah manusia.
1. Ilmu Syariat Definisi ilmu syariat itu ialah: Ahkamusyariah ( hukum-hukum Syariat) yang datang daripada Allah swt, yang disampaikan kepada Sayyiduna Nabi Muhammad SAW terdiri daripada lima hukum yaitu wajib, sunat, haram, makruh dan mubah. Dengan hukum-hukum ini, syariat menentukan seluruh kehidupan ini ada yang mesti dibuat, yakni perkara-perkara yang wajib. Ada yang elok dan layak dibuat yakni perkara sunat. Ada pula yang mesti ditinggalkan yaitu perkara haram. Manakala yang makruh elok ditinggalkan. Terdapat juga sebahagian daripada kehidupan ini yang bisa dikerjakan dan boleh ditinggalkan, yakni perkara- perkara yang dikategorikan sebagai (mubah) hukumnya. Dengan kata lain, setiap apa saja bidang yang kita dalami di seluruh aspek kehidupan seperti dalam sistem pendidikan, ekonomi, pertanian, kebudayaan, teknologi dan lain-lain sistem hidup, tidak akan terlepas dari lima hukum ini.
2. Ilmu Hakikat Ilmu hakikat itu bidang kajiannya ialah tentang alam rohani atau hati nurani manusia atau mengkaji tentang sifat-sifat nafsu. Sifat-sifat nafsu yang terdiri daripada nafsu ammarah, nafsu lawwamah, nafsu mulhamah, nafsu mutmainnah, nafsu radhiah, nafsu mardhiah dan nafsu kamilah. Termasuk juga di dalamnya perihal sifat-sifat gerakan serta dorongan hati. Definisi ilmu hakikat ialah rasa-rasa hati (Dzauk) atau syu’ur ) rasa yang ada di dalam hati atau jiwa manusia yang sifatnya berubah-ubah dari satu bentuk rasa kepada rasa yang lain. Bergantung kepada bentuk-bentuk rangsangan-rangsangan lahir yang mendatangi manusia itu. Ada yang mahmudah dan ada yang mazmumah.
Di antara rasa-rasa hati yang mahmudah (sifat positif) itu ialah ikhlas, cinta Allah, rasa kehebatan Allah, rasa takut dengan Neraka, rasa berdosa, malu, rasa diawasi, kasih sayang, simpati, merendah diri, yakin, tawakal dan sebagainya. Sementara rasa- rasa hati yang mazmumah (sifat negatif) itu pula di antaranya riya', ujub, sombong, pemarah, hasad, dendam, tamak, bakhil, penakut, jahat sangka dan lain-lain lagi. Rasa-rasa hati yang telah disebutkan di atas senantiasa silih berganti menguasai hati atau roh. Oleh kerana itu, hati senantiasa berbolak-balik. Sebab itulah di dalam kitab, hati berbolak-balik itu dikatakan qalbun . Tidak dinamakan hati itu melainkan karena berbolak-baliknya. Hati juga wajib bersyariat yaitu menyuburkan sifat-sifat mahmudah. Inilah yang dikatakan syariat bathin.
Jelaslah bahwa syariat dan hakikat sama pentingnya dan tidak boleh dipisahkan satu sama lain atau menolak dan menerima satu sama lain.
mengambil salah satunya saja Kedua-duanya mesti diamalkan serentak atau berjalan seiring.
Ibarat kata pepatah: Ibarat menyelam sambil minum air karena yang kembali kepada Allah swt itu ruh nyawa bathin kita maka itu harus tahu alamatnya jika jasad tanah ini kembali ke tanah karena ajal maut tidak ada yg tahu dan merupakan rahasia Allah swt kita sambil membenahi mensucikan jasad dengan syariat zohiriah dengan Istinjak dsb kita benahi pula syariat bathin ruhani kita dengan wudhu hakikat dari najis bathin iri, dengki dsb.Itulah pentingnya Islam/Tauhid, Islam/Fiqih syariat, dan Ihsan/ Tasawwuf artinya tertib, tersusun.
Oleh karena itulah dalam tertib untuk mengamalkan ajaran Islam bolehlah disusun begini:
1. Syariat
2. Tareqat
3. Hakikat
4. Makrifat
Artinya kita mulakan dengan bersyariat, kemudian bertareqat, seterusnya berhakikat dan akhirnya bermakrifat. Semuanya saling berhubungan. Hubungan antara satu dengan yang lain seolah-olah anak tangga pertama dengan berikutnya, hinggalah selesai di anak tangga tertinggi sekali. Maksudnya, mula-mula kita memahami syariat yaitu peraturan-Nya, yakni mengetahui hukum-hukum syariat.
Mana yang halal, mana yang haram, yang sunat, makruh dan mubah. Juga sah dan batal sama ada mengenai sembahyang, puasa, jihad, dakwah, ekonomi, pendidikan dan lain-lain lagi. Kemudian apabila kita mengamalkannya bersungguh-sungguh dan istiqamah, Artinya kita telah menempuh jalan-Nya yaitu yang dikatakan tareqat. Yakni mengamalkan apa yang diperintahkan dan meninggalkan yang dilarang secara serius.
Jadi tidaklah salah kalau syariat itu disebut jalan. Cuma belum ditempuhi jalan itu hanya sekadar mengetahuinya terlebih dahulu. Bila jalan tadi telah ditempuh atau digunakan, barulah dinamakan tareqat.
Syariat dan tareqat itu kalau dibuat dengan faham dan dihayati akan berlakulah nanti ahwal (perubahan jiwa) atau perubahan peringkat-peringkat nafsu. Misalnya perubahan rasa kehambaan, rasa cinta kepada Allah, rasa rendah diri kepada Tuhan, rasa tawakal, rasa penyerahan diri, rasa berani, rasa kasih sayang sesama makhluk, rasa ridho, rasa sabar, rasa ikhlas kepada Allah dan mahmudah-mahmudah yang lainnya. Atau kalau hendak dinisbahkan pada peringkat nafsu, prosesnya berlaku daripada nafsu ammarah kepada nafsu lawwamah, berperingkat-peringkat sehinggalah ke peringkat ke puncak kebersihan nafsu yaitu nafsu kamilah.
Orang yang mendapat ahwal (perubahan jiwa) secara istiqamah (tetap tidak turun naik), inilah yang dikatakan telah mendapat maqam . Yakni dia mendapat derajat mengikut sifat mahmudah yang diperolehinya. Biasanya ia berlaku bertahap-tahap. Umpamanya maqam sabar, maqam tawakal, maqam redha sehinggalah kesemua sifat-sifat mahmudah itu diperolehi secara tetap (istiqamah).dan melewati ujian iman yg pahit manisnya kehidupan. Boleh jadi ada yang mendapat secara serentak sifat-sifat mahmudah itu. Inilah juga yang dikatakan dia telah mendapat hakikat. Yaitu mendapat intipati Islam ( *lubbun ).jamaknya Ulul Al-Bab
Arti lain maksud hakikat itu ialah batin Islam atau intipati Islam (lubbun). Bilamana hal-hal hakikat tadi dapat dialami secara kekal (istiqamah) berterusan, bahkan makin menebal dan subur, maka akan terbukalah nanti rahasia-rahsia ghaib atau rahasia Allah swt. Ini sangat sulit untuk digambarkan kecuali dirasai oleh orang-orang yang mengalami dan merasainya sendiri, yg namanya rasa ya tidak ada bentuk contoh manisnya gula, asinnya garam, pahitnya jamu, pedasnya cabe, kan tidak ada wujudnya hanya yg pernah merasakan nya yg tahu dan itu susah dijelaskan dengan redaksi kalimat.
Sebagaimana lautan dalam yang penuh dengan pelbagai misteri, bukan semua orang dapat mengetahui rahasia di dalamnya kecuali yang ahli tentangnya saja. Itupun perlu dibantu dengan peralatan yang canggih, barulah dapat menyelami hingga ke dasarnya. Sehingga terbongkarlah pelbagai rahasia yang tidak pernah diketahui oleh manusia lain selama ini. Kebanyakan orang hanya tahu di permukaannya saja sudah saling menyalahkan seperti orang buta meraba gajah akhirnya fanatik dengan pendapatnya masing-masing,atau seperti kera makan manggis baru digigit Kulitnya langsung dibuang padahal manggis yg hitam masak tersebut ada isinya yg rasanya sangat manis menggugah selera padahal itu baru kulit atau belum ke isi sudah berteriak nyaring, karena penyakitnya orang syariat itu mudah menyalahkan, memvonis, penyakitnya orang tharekat suka perhitungan, penyakitnya orang hakikat sudah merasa paling tahu segalanya, penyakitnya orang makrifat malas mengerjakan syariat seharusnya sudah ke SUFI sdh kosong, tawadhu, rendah diri merasa tidak punya amal soleh, tidak punya ilmu, harta, lemah, papa di hadapan Allah swt hanya Allah swt YG MAHA SEGALANYA.
Hasil berhakikat pula kita akan mendapat makrifat. Yaitu sampai ke peringkat hal-hal hakikat dapat dialami secara istiqamah. Allah akan kurniakan satu peringkat ke puncak yang mana dapat mencapai ke satu tahap keyakinan yang tertinggi. Di waktu itu, dia telah sampai ke peringkat makrifat, yakni dapat benar-benar mengenal Allah dan rahasia-rahasia-Nya. Gelaran untuk mereka ini lebih dikenali sebagai al‘arif billah. ( Orang yg sdh sampai Tauhid nya dan sudah kenal dan diperkenalkan Allah swt), sdh menjadi Mahramnya Allah swt atau Waliullah kekasihnya Gusti Allah swt.
Bandingan adalah seperti berikut. Mula-mula kita semai sebiji benih. Kemudian ia tumbuh menjadi sebatang pohon. Pohon itu akhirnya berbuah dan buah itu bila masak memberikan kita kesedapan rasanya, yang tidak dapat kita ceritakan pada orang yang tidak memakannya.
Maka:
. biji benih itu umpama syariat.
. menanam pohon itu umpama tareqat.
. buah itu umpama hakikat.
. rasa buah itu umpama makrifat.
Sebab itu dikatakan syariat menghasilkan tareqat. Tareqat membuahkan hakikat. Hakikat buahnya adalah makrifat. Semuanya saling melengkapi, perlu-memerlukan, sandar-menyandar dan mesti berjalan seiring. Yang lahir menggambarkan yang batin. Maka kalau dipisah-pisahkan, akan cacat dan rusaklah keislaman seseorang itu.
Imam Malik r.hm. berkata: “Barangsiapa berfiqih (syariat) tanpa tasawuf (hakikat), maka ia jadi fasik. Barangsiapa bertasawuf (hakikat) tanpa fiqih (syariat), maka ia jadi kafir zindik (kafir secara tidak sadar).”
Supaya lebih jelas lagi, mari kita lihat contoh-contoh berikut:
1. Berfiqih tanpa tasawuf Seseorang itu hanya melakukan amalan-amalan lahir. Katakanlah semua rukun Islam yang lima itu beres dilakukannya. Ditambah lagi dengan berjuang fisabilillah, berdakwah, belajar, mengajar, menziarah, berkorban dan menutup aurat. Dijaga juga dari melakukan perkara-perkara lahir yang haram dan makruh. Ditambah lagi dengan amalan-amalan sunat. Pendek kata, semua perintah atau larangan lahir ditaati, tetapi amalan batin yakni hatinya tidak diambil pusing.
Dibiarkan saja hati masih memelihara berhala dalam hatinya riya', ujub, gila nama, ingin glamour, sombong, tamak, bakhil, pemarah, dendam, dengki, cinta dunia dan lain-lain lagi sifat negatif dalam perilaku dan
sikapnya. Inilah dia orang syariat atau orang berfiqih saja.Walaupun dia seorang ust, kyai, hafiz quran dsb. Karena Allah swt tidak butuh itu semuanya walaupun si fulan ilmunya setinggi langit, padahal manusia hanya diberi Allah swt hanya setetes ilmu di tengah samudera ilmu Allah swt tapi sayangnya hawa nafsu manusia seluas samudera. Apa bedanya dengan Iblis karena sombong itulah si Azazil diusir dari syurga yg kemudian dikutuk jdi IBLIS LAKNATULLAH ALAIH.
Pada pandangan mata lahir, dia seorang yang sangat baik karena hukum Islam yang lahir sangat dijaganya. Tetapi di sisi Allah orang ini masih berdosa, yakni durhaka pada Allah swt karena dia tidak menjalankan syariat batin yang diperintahkan oleh Allah swt.
Lihatlah sabda Rasulullah SAW:
ان الله لا ينظر الي اجسامكم ولا الي صوركم ولكن ينظر الي قلوبكم واعمالكم
Maksudnya: “Sesungguhnya Allah Taala tidak memandang gambaran rupa kamu dan tidak kepada bangsa kamu dan tidak kepada harta benda kamu tapi Dia memandang hati kamu dan amalan-amalan kamu.” (Riwayat At Tabrani)
Maka orang yang melanggar syariat batin ini, Imam Malik rahimahullah menjatuhkan hukum fasik. Yakni orang berdosa, kalau mati tanpa taubat akan masuk Neraka tetapi tidak kekal di dalam Neraka karena masih ada iman.
2. Bertasawuf tanpa berfiqih. Seseorang yang menjaga hati saja, seluruh atau sebahagian dari syariat batin (amalan batin) tetapi menolak dan meninggalkan syariat lahir semua sekali. Katakanlah dia sangat menjagai hati dari hasad, dendam, pemarah, jahat sangka di samping menyuburkan kasih sayang, simpati, tawakal, tawadhuk, sabar dan lain-lain sifat mahmudah lagi. Tetapi dia tidak melaksanakan rukun Islam yang lima dan lain-lain lagi. Inilah orang yang berhakikat tetapi menafikan syariat. Pada Imam Malik rahimahullah orang ini dikatakan kafir zindiq yaitu kafir secara tidak sadar. Bila mati tanpa taubat, akan dimasukkan ke Neraka dan kekal di dalam-nya. Wal’iyazubillah.
Dalam masyarakat hari ini banyak kita temui mereka yang memisahkan ajaran Islam dan beramal dengan salah satu darinya. Ada yang bersyariat saja. Ada yang berhakikat saja. Bahkan ada yang meninggalkan kedua-duanya sekali. Hal ini sebenarnya menyimpang dari ajaran Islam. Islam yang sebenarnya bukan begitu. Ia mesti diamalkan serentak antara syariat dan hakikat. Bila diamalkan, kita akan memperolehi hasilnya yaitu makrifatullah . Seperti sebiji buah, ada yang jadi kulit, ada isi dan ada rasa. Mana boleh kita pisahkan-pisahkan antara ketiga-tiganya. Semuanya mesti bagus, barulah kita mengatakan buah itu bagus. Kalau kulit saja busuk, tentu sudah ditolak orang kerana dikatakan buah itu tidak bagus.
Kesimpulannya , Islam seseorang itu hanya akan sempurna kalau dia mengamalkan syariat, tareqat dan hakikat secara serentak. Puncaknya SUFI, Lebur, Fana tdk ada lagi pengakuan dan minta pengakuan makhluk.
Maka layaklah ia digelar taslim , yakni tunduk lahir dan batin. Siapa yang tidak sedemikian halnya maka Allah menegur dengan firman-Nya:
QS. Ali 'Imran Ayat 167
وَلِيَعۡلَمَ الَّذِيۡنَ نَافَقُوۡا ۖۚ وَقِيۡلَ لَهُمۡ تَعَالَوۡا قَاتِلُوۡا فِىۡ سَبِيۡلِ اللّٰهِ اَوِ ادۡفَعُوۡا ۚ قَالُوۡا لَوۡ نَعۡلَمُ قِتَالًا لَّا تَّبَعۡنٰكُمۡؕ هُمۡ لِلۡكُفۡرِ يَوۡمَٮِٕذٍ اَقۡرَبُ مِنۡهُمۡ لِلۡاِيۡمَانِۚ يَقُوۡلُوۡنَ بِاَفۡوَاهِهِمۡ مَّا لَيۡسَ فِىۡ قُلُوۡبِهِمۡؕ وَاللّٰهُ اَعۡلَمُ بِمَا يَكۡتُمُوۡنَۚ
Dan untuk menguji orang-orang yang munafik, kepada mereka dikatakan, "Marilah berperang di jalan Allah atau pertahankanlah (dirimu)." Mereka berkata, "Sekiranya kami mengetahui (bagaimana cara) berperang, tentulah kami mengikuti kamu." Mereka pada hari itu lebih dekat kepada kekafiran dari pada keimanan. Mereka mengatakan dengan mulutnya apa yang tidak sesuai dengan isi hatinya. Dan Allah lebih mengetahui apa yang mereka sembunyikan.
Ciri-ciri yang menyamai sifat orang munafik yang lahirnya lain, dalam hati pula lain. Moga-moga kita diberi hidayah dan taufik dari Allah SWT.
Selanjutnya👇
1. IMAN Itu Tauhid Aqidah ilmu teori dan praktek dari rukun IMAN Yg 6
2.ISLAM. Itu Rukun Islam yg 5 .
Syareat Fiqih hukum Islam dan ruang lingkupnya bahasannya sah halal haram bathal mubah makruh...aspek lahiriah kulit luar dari hukum Islam dan prakteknya...contoh shalat dan puasa asal cukup syarat dan rukunnya sdh sah dan tetap berpahala tpi kurang bernilai di sisi Allah swt tpi secra hakikat ibadah..rajin shalat masih suka tidak hadir qolbunya dan itu termasuk shalat yg kurang sempurna...
Puasa pun demikian asal cukup syarat dan rukunnya sdh sah..tpi ketika berpuasa bicara dusta fitnah ghibah dsb dan itu termasuk
puasa yg sia2 hanya mendapat rasa lapar haus ngantuk dan capek saja
3.IHSAN ( Sempurna ) / Tasawwuf atau Makrifatullah
Ilmu yg mengajarkan tata cara mengenal Allah swt, tata cara membersihkan qolbu dari segala penyakit hati dan seni menata hati..yg mengajarkan bagaimana cara membasuh dan mensucikan qolbu dan jiwa kita dari Najis Bathin sebagaimana ilmu fiqih yg mengajarkan
Cara mensucikan lahiriah dari najis yg kelihatan kasat mata dan maknawi baik rasa sifat dan bau aroma dan bentuknya
Demikian juga Ilmu Tasawwuf mengajari kita bagaimna cara membersihkan diri kita dari maksiat najis dan dosa bathin seperti iri dengki riya sum'ah ujub adu domba nafsu angkara murka takabbur dendam dsb
Sehingga hamba Allah yg beramal ibadah tdk dikotori oleh tabiat dan akhlak mazmumah tsb contoh beribadah apapun baik dlm ibadah mahdoh dan ghoiru mahdoh..karena amal ibadah yg ikhlas itulah ruhnya ibadah dan ibadah yg ikhlas inilah yg diterima Allah swt
Jdi bisa ditarik kesimpulan Ilmu Tasawwuf adalah ilmu teori yg mengajarkan cara membersihkan hati dan penghayatan yg mendalam dalam pelaksanaan SYARIAT ISLAM YG KAAFFAH...Atau dengan istilah lain
SARIPATI AJARAN ISLAM...Prakteknya
yaitu ada dlm TAREKAT...Riyadhoh Bathiniah latihan rohani dlm beramal dan beribadah dg TAUBAT ZUHUD WARO' IKHLAS SABAR TAWAKKAL SABAR SYUKUR RIDHO BERKAH RAHMAT DAN MAGHFIROH ALLAH SWT
Prakteknya Tasawwuf dan Thoriqoh sdh ada semenjak dari Nabi Adam as dan dicontohkan diambil dan disauk dari kehidupan Rasulullah saw dan para sahabat..Prakteknya
Sdh ada tpi nama TASAWWUF Baru ada kemudian pda masa abad keemasan Islam
Dan ajaran tasawwuf diambil dari saripati Islam dari Al-Quran dan Al-Hadits/ As-Sunnah itu sendiri
Jadi istilah SUFI itu artinya bersih suci bukan dari SHUF kain wol dsb sungguh salah besar ada sebagian org yg berpendapat bahwa tasawwuf itu dari ajaran agama lain di luar Islam..ok jika ada yg sama jika kta belajar ilmu perbandingn agama di dalamnya pasti ada persamaan dan perbedaan, karena agama di dunia ini terbagi 2 macam:
1.Agama Samawi ( langit ) / wahyu: Islam, Nasrani, Yahudi
2.Agama Ardhi ( Bumi/ Budaya/ filsafat ):Hindu, Budha, Mesir Kuno, Majusi, Zoroaster, Kong Hu Chu dsb
Oleh karena itu janganlah anda terpengaruh dengan aliran dan kelompok yg gagal paham bahwa TAREKAT TASAWWUF ITU AJARAN SESAT DAN MENYESATKAN BID'AH AQIDAHNYA KAUM SUFI ITU BERMASALAH DSB..
Al-Faqir menjawab dengan tegas di sini
itu semua tidaklah benar...itu semua tuduhan YAHUDI DAJJAL WAHABI Cs..
Karena TURKI UTSMANI ITU SUFI Pengamal TAREKAT..
Solahuddin Al-Ayyuubi
Muhammad Al-Fatih
WALI SONGO
Pangeran Diponegoro
Syeikh Abdushomad Al-Palembangi
dan masih bnyk lgi
Itu semua org2 pengamal tarekat sufiah..
Kaum SUFI Bukan hanya ahli dzikir berlinang air mata mengasah qolbu agar bercahaya dan bersenjatakan kalimah tauhid dan mereka tidak pernah gentar dan takut dg makhluk dan tdk pernah bersedih hati pujian dan hinaan cacian sama saja bgi mereka. Mereka hanya takut kpd Allah swt semata.
Oleh karena itu para penjajah kaum kafirun munafikun fasikun musyrikuun takut..sehingga sangat ditakuti Penjajah Belanda dll bahkan IMAM MAHDI AL-MAUUD AL-MUNTAZHOR KHOLIFATUL MUKMINIIN DAN SULTHOONUL AULIA FII AAKHIRIZZAMAAN Itulah dari DZURRIYYAH RASULULLAH SAW Seorang SUFI..
Kenapa org2 YAHUDI CS TAKUT?
Karena KONSEP
لا اله الا الله محمد رسول الله
لا اله الا الله
Dasar hukumnya seluruh isi ayat suci Al-Quran 30 juz
dan محمد رسول الله
Seluruh isi hadits Nabi Muhammad saw bukan hanya dlm teori tpi langsung saripatinya dlm prakteknya lahir dan bathin karena mereka sdh mengenal dengan yg sang pemilik 2 kalimat syahadat
Sang Pemilik Firman dan Sang Pemilik Hadits itu sendiri kesemuanya akan diterapkan oleh KHALIFATULLAH IMAM MAHDI DI AKHIR ZAMAN
Dimana ISLAM HANYA SATU
MAZHAB HANYA SATU
THORIQOT HANYA SATU
YAITU:
لا اله الا الله محمد رسول الله
Tidak ada yg ridhoi Allah swt siapapun yg akan mendirikan KHILAFAH kecuali hanya beliau yg sukses karena sdh ditakdirkan Allah swt semenjak azali...
dan kelak semua org ISLAM DAN BERIMAN WAJIB BERBAIAT Dg beliau yg mulia mesti merangkak di atas salju sungguh itu sdh sangat dekat...wallahu a'lam
Syeikh Ibnu Qudamah Rahimahullah pernah berkata:
Seluruh manusia akan hancur binasa amal ibadahnya kecuali yg :
BERILMU
BERIMAN
BERAMAL IBADAH
Seluruhnya akan binasa kecuali
AL-MUKHLISIIN ( Org2 yg mukhlisiin / ikhlas )
Nah Ilmu Tasawwuf inilah yg dlm prakteknya melalui tahapan dan proses
Mujahadah latihan melawan dan mengendalikan hawa nafsunya agar TAUHID 2 KALIMAT SYAHADATNYA yg sdh diikrarkan lahir bathin itu...benar2 diuji oleh Allah swt tertanam dalam setiap ruang relung hatinya si salik ( org yg berjalan mendaki gunung makrifat dlm perjalanan mengenal Allah swt ) agar si salik betul2 dlm beramal ibadah mengenal siapa yg dia ibadahi atau yg dia sembah karena
معرفۃ المعبود خير من عبادۃ الف سنۃ...Mengenal
Siapa yg disembah dlm beribadah itu lebih baik dari beribadah 1000 tahun tanpa mengenal siapa yg dia sembah
اول الدين معرفۃ الله
Awal pertama kali dlm urusan agama ini adalah MENGENAL ALLAH SWT
Mengenal dikenalkan Allah swt dg proses tahapan sbb:
1.Kosong
2.Titik .
3.Alif atau sama dengan👇
1.Takholli ( Pengosongan hati ) dari segala penyakit hati...pengosongan ini secra fisik jasadiah darah daging harta benda ruh jika ini semua bersih suci maka hiduplah signal qolbunya terang bersinar tinggal dicharge imannya cukupkan quota internetnya agar sinyal tsb terconnect
dg CHANNEL FREKWENSI TRANSMISSI MENARA TOWER GRU WALIYYAM MURSYIDAH Sehingga ketika NURALLAH NURMUHAMMAD Itu diaktifkan dengan
BAIAT dg SANG GURU MURSYID
Tinggal dijajal dan siap digunakan...
Umpama hp Android bnyk aplikasi dan grup wa sehingga berat memperlambat sistem Androidnya jdi solusinya dg menghapus data yg besar video foto2 dan grup2 wa yg bnyk...krna RAM dan memory penuh mesti dicleansing dibersihkan dan direstart agar hpnya bersih dan normal kembali begitupun diri kita manusia ibarat mobil jgn hanya bodinya saja yg dibersihkan sementara mesin jarang diservis minyak oli pelumas jarang diganti minyak bahan bakar oplosan maka akan rusak mobil tsb demikian pula diri kita manusia...jgn hilang sinyal fitrah kesucian dlm diri kta tdb..oleh karena itu dlm berbagai kitab fiqih klasik dan kontemporer selalu dimulai dlm fiqih ibadah BAB THOHAROH BAB KESUCIAN LAHIR BATHIN )
Setelah tertanam rasa cinta kepada Allah swt dan Rasulullah saw..tumbuh rasa cinta itu
dan berbuah Akhlakul Kariimah..Shiddiq Amanah Tabligh Fathonah
Ketika diuji oleh Allah swt..
beru paham dan mengerti apa itu hakekat
TAUBAT
IKHLAS
SABAR
TAWAKKAL
SYUKUR
RIDHO Dsb
Sehingga tertanamlah dlm hatinya KEIMANAN YG KOKOH KUAT DAN SEHINGGA BERBUAH KETAKWAAN YG BERKUALITAS TINGGI
2.Tahalli ( Diisi dipercantik diperbagus ) dengan
AKHLAKUL KARIIMAH Akhlak yg mulia..
Setelah belajar ilmu agama yg lengkap berusaha berjihad berjuang mempercantik diri kita dg akhlak yg terpuji karena hasil buah dari belajar melahirkan keyakinan
sehingga terpatri tertanam rasa cinta kepda Allah swt dan Rasulullah saw krna dia sdg mengenal sang Empunya 2 KALIMAT SYAHADAT
Yaitu Allah yg punya hakikat
MIM Muhammad saw yg punya SYARIAT
Yg pangkatnya
MALAIKAT2 ALLAH
RASUL2 ALLAH SWT
NABI2 ALLAH
AULIA ALLAH SWT
QURAN FIRMANNYA
DAN QIYAMATULLAH AKHIR KESUDAHANNYA
LAA ILAAHA ILLALLAH MUHAMADURROSULULLAH SAW
Karena dia paham bahwa ALLAH SWT Itu HAKIKAT DZAT WAJIBAL WUJUD HAQIQI MUTLAK SAMAR NYATA
SAMAR TDK BISA DILIHAT NAMUN NYATA ADANYA..MANA NYATANYA ALLAH SWT..
Muhammudyrrosuulullah saw yg Pangkatnya Malaikat dst....
NABI MUHAMMAD SAW JASAD ITU AHMAD
ISI DALAMNYA MUHAMMAD
JASAD ITULAH YG BERSYAHADAT DG NURMUHAMMAD SAW...Di dalam diri kta dan semua makhluk Allah memiliki NURMUHAMMAD..
Termasuk hewan tumbuh2n punya ruh..oleh karena itu seluruh makhluk ciptaan Allah swt BERTASBIH MENSUCIKAN ALLAH SWT Baik di bumi dan di langit..
3.Tajalli ( penampakkan Keagungan Allah swt pda diri makluknya )
Prosesnya beribadah karena:
LILLAAHI ( karena Allah ) bukan karena dunia dan seisinya
BILLAAHI ( Sdh bersama dan beserta Allah ) ikuti kehendak Allah dlm hal dan aspek apapun bukan karena ikuti hawa nafsunya
FILLAAHI ( Fana Baqo ) sdh lebur semuanya lahir bathin dikembalikan semuanya hanya milik ALLAH SWT..
Itulah tingkatan:
SYARIAT
THORIQOT
HAKEKAT
MAKRIFAT
SUFI
Simbol 5 jari:
SYARIAT ITU JEMPOL
THORIQOT ITU TELUNJUK JALAN
HAKEKAT ITU JARI TENGAH
HAKEKAT ITU JARI MANIS
SUFI ITU KELINGKING TAWADHU MERASA PALING KECIL DI HADAPAN KEMAHAKUASAAN ALLAH YG MAHA AGUNG
7 Tingkatan Maqom Makrifat:
1.Makrifat Nikmat
2.Makrifat Rahmat
3.Makrifat Ridho
4.Makrifat Syukur
5.Makrifat Tauhid
6.Makrifat isi tauhid( 1 - 6 )
7.Makrifat hasil
Ibarat santan saripati sdh dipanasi jadilah minyak kelapa
Secara garis besar sbb:
1.Makrifat billah
2.Makrifat bilkhodam Malaikat
3.Makrifat Bilhasan sempurna )
4.Makrifat fil marifat ( Makrifat dlm makrifat ).Aku memandang Allah dengan Allah
Aroftu Robbii Birobbii
( aku mengenal Tuhanku dengan Tuhanku).
Kesemuanya berjalan dg MAKRIFAT DIMAKRIFATKAN ALLAH SWT Bukan MAKRIFAT SENDIRI ( Nafsu )
Wallahu a'lam bishowab
## Sekrearis Divisi Dakwah MUI Kota PLG dan Ketua LDP SUMSEL dll )
# Khodimul Majlis Taklim, Dzikir dan Sholawat Rahmatan Lil'alamin Sriwijaya dan Ketua Yayasan Rahmatan Lil'alamin Sriwijaya
# Bekam Sunnah
# Ruqyah Syariyyah dengan Methode Ilahiah Terapy Qolbu dan TAZKIYATUNNAFSI*
# Totok Syaraf jari☝ Tauhid