Sabtu, 19 Oktober 2024

TAREKAT NUQTHOJAMMIM DI PALEMBANG

                                         




TAREKAT NUQTHOJAMMIM DI PALEMBANG

Narasi Desember 6, 2012 by : zulkarnainyani, Lampiran foto, silsilah, daftar murid, October 19, 2024  by : Yulhendrawan.

           A.   Masuk dan Berkembangnya Tarekat Nuqthojammim di Palembang

Tarekat Nuqthojammim merupakan perpaduan dari 5 (lima) tarekat yang ada, di antaranya tarekat Naqsyabandiyah, tarekat Qadariyah, tarekat al-Anfasiyah, tarekat Junaid al-Baghdady dan tarekat Muwafaqah atau Sammadiyah. Penamaan Nuqthojamim diambil dari huruf awal masing-masing tarekat tersebut.

Huruf Nun = Tarekat Naqshabandiyah

Huruf Qaf = Tarekat Qadiriyah

Huruf Tha = Tarekat Anfasiyah

Huruf Jim = Tarekat al Junaidiyah

Huruf Min = Tarekat al Muwafaqah[1]

 


Tarekat Nuqthojamim masuk ke Palembang pada tahun 1962 yang dibawa oleh Syekh Muhammad ‘Izzi Ibn Ahmad dari Jakarta melalui H. Hasanuddin A. Roni di Kelurahan 15 ilir Palembang. Pada saat itu, H. Hasanuddin A. Roni diangkat sebagai Syekh Abdal (wakil syekh) dan berhasil mengajak 20 orang yang merupakan keluarganya saja untuk ikut dalam tarekat tersebut[2].

            

 Pada perkembangan selanjutnya, jumlah pengikut tarekat Nuqthojamim bertambah. Pada tahun 1963 tarekat Nuqthojamim menerima 40 orang sebagai murid tarekat sebagai angkatan pertama dan menerima pengikuti kembali pada angkatan kedua sebanyak 60 orang murid dan terakhir pada angkatan ketiga menerima pengikut sebanyak 240 orang murid, sehingga total pengikut tarekat Nuqthojamim pada tahun 1963 berjumlah 340 orang[3].

 

          Lampiran tambahan by: Yulhendrawan 


          Nama-nama murid Thoreqoh Nuqthojamim Angkatan Pertama Tahun 1963 di             Palembang – Sumatera Selatan:

No.

N A  M  A

A L A M A T

KETERANGAN

1

Ki. S. Abu Bakar Jamalullel            (Habib Pekih)

19 Ilir

Alm.

2

Ki. Kms. Ismail Umari bin Ki. Kms. H. Umar

19 Ilir

Alm.

3

Ki. H. Umar Kotabumi

22 Ilir

Alm.

4

Ki. H. Malian

26 Ilir

Alm.

5

Ki. H. Mukmin

Plaju

Alm

6

Ki. H. Somad

S. Rebo

Alm.

7

Ki. Hasanuddin

8 Ilir

Alm

8

Ki. Mattjik

11 Ilir

Alm.

9

H. A. Tholib

26 Ilir

Alm.

10

M. Sattar

17 Ilir

Alm.

11

M. Ya’cob

29 Ilir

Alm.

12

Cek Dang

29 Ilir

Alm.

13

R. Den

29 Ilir

Alm.

14

M. Wahyu

15 Ilir

Alm.

15

M. Zaini

15 Ilir

-

16

M. Akib

15 Ilir

Alm.

17

H. Komaruddin

18 Ilir

Alm.

18

H. Mattjik

30 Ilir

Alm.

19

Ujang Amin

22 Ilir

Alm.

20

M. Ali

30 Ilir

Alm.

21

Hasanuddin

22 Ilir

Alm.

22

R. H. Ung

5 Ulu

Alm.

23

H. Hasjim

15 Ilir

Alm.

24

M. Yasin

15 Ilir

Alm.

25

Amantjik

35 Ilir

Alm.

26

Mahyin

13 Ulu

-

27

A. Madjid

24 Ilir

Alm.

28

Mgs. Abdul Rachman bin Mgs. Mansyur (Cek Aman Mansyur)

29 Ilir

Alm.

29

H. M. Toyib

14 Ilir

Alm.

30

H. Abu

16 Ilir

Alm.

31

H. Syukur

12 Ulu

Alm.

32

Nangtjik

5 Ilir

Alm.

33

M. Rusli H. Usman

15 Ilir

Alm.

34

Badaruddin

22 Ilir

Alm.

35

H. M. Yunus

18 Ilir

Alm.

36

Ki. H. Madani

35 Ilir

Alm.

37

H. Idris

16 Ilir

Alm.

38

Husin

15 Ilir

Alm.

39

H. Hamzah

15 Ilir

-

40

 

 

 

(Sedangkan Ki. Mgs A. Rahman (alm) 23 Ilir pada waktu itu sebagai Penasehat).

         -   Murid Angkatan Kedua berjumlah 60 orang.

-   Murid Angkatan Ketiga berjumlah 240 orang.

    Diantara murid-murid Angkatan Ketiga yg berjumlah 240 orang tsb, yaitu :

No.

N A  M  A

A L A M A T

KETERANGAN

1

Ki. M. Asnawi bin Nur Muhammad Neng (Cek Wi)

15 Ilir

Alm.

2

H. Abu Yazid Bustomi H. Usman

15 Ilir

Alm.

3

A. Roni Nangtjik

15 Ilir

Alm.

4

Amantjik Mansur

15 Ilir

Alm.

5

Hamzah H. Najamuddin

5 Ilir

-

6

Ahmad Sjarbini bin Nur Muhammad Neng (Aba)

15 Ilir

-

         Sumber : Buku Catatan Ki Ahmad Sjarbini bin Nur Muhammad Neng

Pada tahun 1963, tepatnya pada tanggal 27 April 1963 bertepatan dengan tanggal 2 Dzulhijjah 1383 H, Syekh Muhammad ‘Izzi Ibn Ahmad meresmian pembukaan pembacaan ratib yang bertempat di Mushalla Persatuan Amal Shaleh (PAS) 15 Ilir Lrg. Segaran Palembang, yang menjadi cikal bakal dan tempat pelaksanaan ajaran tarekat Nuqthojamim di Palembang hingga saat ini.

 

 




Dua tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1965, Syekh Muhammad ‘Izzi Ibn Ahmad beserta keluarganya kembali ke Jakarta dan wafat pada tanggal 29 Desember 1969 atau 8 Syawal 1389 H dalam usia 63 tahun dan dimakamkan di Jakarta. Sepeninggal Syekh Muhammad ‘Izzi Ibn Ahmad, kegiatan pembacaan ratib dan ajaran tarekat Nuqthojamim diteruskan oleh muridnya yang telah mendapatkan ijazah yaitu Ki. Muhammad Asnawi Ibn Nur Muhammad Neng dari tahun 1970 sampai tahun 1999.

Makam Syekh Izzi yg ada pohon di atas kuburnya, sedangkan di sebelahnya adalah makam ibu Maysaroh binti Muhammad Izzi.
 

Pada tahun 1999, Ki. M. Asnawi Ibn Nur Muhammad Neng wafat dalam usia 60 tahun dan dimakamkan di Gubah Ki. A. Rahmad Delamat di daerah 30 ilir Suro Palembang. Kegiatan tarekat Nuqthojammim selanjutnya diteruskan oleh adik kandungnya juga merupakan saudara seperguruan yaitu Ahmad Syarbini Ibn Nur Muhammad Neng hingga saat ini dengan jumlah jama’ah dari tarekat kurang lebih sebanyak 30 orang yang berasal dari berbagai lapisan masyarakat yang ada di kota Palembang[4].

Makam Kiai Muhammad Asnawi bin Nur Muhammad (Cek Wi)


Shekh Ahmad Khatib Sambas dalam kitabnya futuhu al-‘arifin menyatakan bahwa formulasi tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah merupakan perpaduan dari formulasi yang ada di dalam tarekat Nuqthojammim. Hal ini menandakan bahwa tarekat Nuqthojammim sudah ada keberadaannya lebih dahulu daripada kemunculan tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah.

 

B.   Tokoh-Tokoh Tarekat Nuqthojammim

Ada beberapa tokoh dalam komunitas tarekat Nuqthojammim, diantaranya adalah Syekh Muhammad ‘Izzi Ibn Ahmad, sebagai tokoh utama yang membawa dan sekaligus menyebarkan ajaran tarekat Nuqthojammim ke Palembang, tokoh selanjutnya adalah H. Hasanuddin A. Roni, orang Palembang yang berperan membawa Syekh Muhammad ‘Izzi Ibn Ahmad ke Palembang dan diangkat sebagai Abdal Syekh (wakil syekh).

Syekh Muhammad ‘Izzi Ibn Ahmad memberikan ijazah kepada beberapa orang muridnya, antara lain :

1.       H. Makmur Ibn Hasan Sumarna Wijaya, yang berdomisili di Jakarta dan menyebarkan ajaran tarekat Nuqthojammim di Jakarta setelah Syekh Muhammad ‘Izzi Ibn Ahmad wafat di Jakarta.

2.      Ki. M. Asnawi Ibn Nur Muhammad Neng yang memperoleh ijazah dari Syekh Muhammad ‘Izzi Ibn Ahmad pada tahun 1963 dan menyebarkan ajaran tarekat Nuqthojammim dari tahun 1963 sampai tahun 1999.

3.      Ahmad Syarbini Ibn Nur Muhammad Neng, beliau adalah adik kandung dari Ki. M. Asnawi Ibn Nur Muhammad Neng, yang mendapatkan ijazah dari Syekh Muhammad ‘Izzi Ibn Ahmad pada tahun 1963. Sepeninggal kakak kandungnya pada tahun1999, beliau meneruskan ajaran tarekat Nuqthojammim sampai saat ini dan bertindak sebagai Syekh Mursyid.

 

         C. Ajaran-Ajaran, Prosesi Bai’at dan Wirid dalam Tarekat Nuqthojammin

Dalam pelaksanaan ajaran tarekat Nuqthojamim, ada beberapa hal yang menjadi maksud dan tujuan tarekat ini, antara lain :

1.   Melaksanakan syari’ah sesuai dengan ajaran Rasulullah Saw berdasarkan al-Qur’an dan al-Hadits, serta Ijma ulama ahli Sunnah wa al-Jama’ah.

2.    Perbaikan akhlak dengan berusaha menghilangkan sifat takhalli, mengisi dengan sifat tahalli

3.     Meningkatkan iman dan taqwa serta amal ibadah shaleh

4.     Semata-mata mengharapkan ridha Allah Swt dan cinta Rasulullah Saw[5].

 

Sebagaimana tarekat yang lainnya, tarekat Nuqthojamim mempunyai beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh pengikutnya dalam melaksanakan ajaran tarekat, antara lain :

1.       Harus mengetahui ilmu fiqih

2.      Harus mengetahui ilmu tauhid

3.      Harus mengetahui ilmu tasawuf[6].

 

Di samping mengajarkan cara-cara berdzikir sesuai ajaran tarekat Nuqthojamim, juga diajarkan riyadhah amaliah lainnya, yaitu :

1.       Dhikrullah bi al-lisan atau bi al-Qalb.

2.      Ilmu hikmah lapangan

3.      Ratib-ratib, yang terdiri dari :

A.     Ratib empat belasan (dibaca setiap tanggal 14 setiap bulan)

B.     Ratib jum’atan (dibaca setiap malam jum’at), dengan urutan ratib sebagai berikut :

–  Ratib barokah – Ratib istighfar – Ratib Haddad – Ratib ‘adani – Ratib Samman – Ratib taqwa –  Ratib shalawat – Ratib futuh al-‘arifin.

 

D.  Ritual dan Dhikir Tarekat Nuqthojammin

Sebagaimana halnya dengan tarekat-tarekat yang lain, tarekat Nuqthojammin juga memiliki ritual yang harus diikuti oleh para salik atau murid yang hendak menjadi pengikuti atau jama’ah dari tarekat. Ritual yang dilakukan dalam tarekat Nuqthojammin diantaranya pada saat menjadi anggota, maka para salik atau murid tersebut harus dibai’at terlebih dahulu.

Dalam prosesi bai’at ini, para salik atau murid harus mengikuti sebanyak lima kali bai’at, hal ini disebabkan tarekat ini terdiri dari 5 tarekat yang ada sehingga harus dibai’at sebanyak lima kali dengan waktu yang berbeda-beda.

Adapun urutan bai’at menyesuaikan urutan tarekat dalam huruf Nuqthojammin; Naqsyabandiyah, Qadariyah, Al-Anfasiyah, Junaid al-Baghdady dan Al-Muwafaqah.

Bai’at pertama kepada tarekat Naqsyabandiyah. Salik atau murid tersebut harus mengucapkan bai’at pertama kali kepada tarekat Naqsyabandiyah, setelah itu salik atau murid mengamalkan bacaan dhikir Naqsyabandiyah berupa membaca ism adz-Dzat, yaitu Allah-Allah-Allah secara lembut dan samar (dhikir Lataif).

Bai’at kedua kepada tarekat Qadariyah. Setelah menyelesaikan amalan dhikir Naqsyabandiyah, salik atau murid mengucapkan bai’at kepada tarekat Qadariyah yang dilanjutkan dengan mengamalkan dhikir Qadariyah berupa dhikir Nafy Istbat yaitu bacaan La ilaha illa Allah yang dibaca secara keras (jahr).

Bai’at yang ketiga kepada tarekat Al-Anfasiyah

Setelah menyelesaikan seluruh rangkaian ritual proses bai’at tersebut, salik atau murid melanjutkan amalan-amalan yang terdapat dalam ajaran tarekat Nuqthojammin.

Adapun wirid-wirid tarekat Naqsyabandiyah berdhikir dalam diam dan menahan nafas, menghadirkan lafadz “Allah-Allah” dalam hati,

tarekat Qadiriyah berdhikir nyaring, berdiri dan duduk,

tarekat Al-Anfasiyah berdhikir dengan peredaran nafas dan

tarekat al-Junaidiyah membaca dhikir harian seperti :

1.       Membaca kalimat Subhanallah, 4.000 kali pada hari Ahad

2.      Membaca kalimat Al hamdu Lillah , 4.000 kali pada hari Senin

3.      Membaca kalimat Lailaha Illa Allahu, 4.000 kali pada hari Selasa

4.      Membaca kalimat Allahu Akbar, 4.000 kali pada hari Rabu

5.      Membaca kalimat Lahaula Wala Quwata Ila Bilah, 4.000 kali pada hari Kamis,

6.      Membaca kalimat Shalawat pada hari Jumat

7.      Dan membaca Istighfar pada hari Sabtu.

Dan tarekat al-Muwafaqah berwirid dengan Asmaul husna yang bersamaan dengan perhitungan nama (yang mengamalkannya). Tarekat ini disebut Sammaniyah yang menghimpun semua tarekat di dalamnya.

Dalam melakukan amalan dhikir harian, tarekat Nuqthojammin juga memiliki pedoman yang harus diikuti oleh para salik atau murid tarekat. Adapun urutan pembacaan wirid sebagai berikut :

1.       Membaca kalimat istighfar sebanyak 21 kali

2.      Membaca shalawat sebanyak 21 kali

3.      Membaca kalimat wasilah sebanyak 1 kali

4.      Membaca kalimat Lai ilaha illa Allah sebanyak 3 kali

5.      Membaca kalimat Allah sebanyak 33 kali

6.   Kemudian membaca do’a : “Ilahi Anta Maqshudi Waridhoka Mathlubi A’thini Mahabbataka wa Ma’rifataka[7]”, Artinya : Ya Tuhanku ! hanya Engkaulah yang ku maksud, dan keridlaan Mulah yang kucari. Berilah aku kemampuan untuk bisa mencintaiMu dan ma’rifat kepadaMu.

7.   Dilanjutkan dengan membaca Salam kepada Nabi Muhammad Saw : “Al-Salamu ‘alayka Ya Nabi”.

Dilanjutkan dengan melaksanakan shalat taubah atau shalat hajat.


[1] Hasil wawancara dengan Bapak Ahmad Syarbini Nur Muhammad, “Cuplikan Bimbingan Uraian Penjelasan Perjalanan Thoreqot Nuthojammim al-Mukarrom Syekh Muhammad ‘Izzi Ibn Ahmad, (Palembang: Majelis Zikir al-‘Izziyah, 1996), 8.

[2] Lihat Ahmad Syarbini Nur Muhammad, “Haul Peringatan wafatnya Al-Mukarrom Syekh Muhammad ‘Izzi Ibn Ahmad an-Nuqthojammim”, (Palembang: Majelis Dzikir al’Izziyah, 2003), 1.

[3] Lihat Ahmad Syarbini Nur Muhammad, “Haul Peringatan wafatnya Al-Mukarrom Syekh Muhammad ‘Izzi Ibn Ahmad an-Nuqthojammim”, 3.

[4] Lihat Ahmad Syarbini Nur Muhammad, “Haul Peringatan wafatnya Al-Mukarrom Syekh Muhammad ‘Izzi Ibn Ahmad an-Nuqthojammim”, 4 dan Ahmad Syarbini Nur Muhammad, “Cuplikan Bimbingan Uraian Penjelasan Perjanan Thoreqot Nuthojammim al-Mukarrom Syekh Muhammad ‘Izzi Ibn Ahmad, (Palembang: Majelis Zikir al-‘Izziyah, 1996), 5.

[5] Lihat Ahmad Syarbini Nur Muhammad, “Haul Peringatan wafatnya Al-Mukarrom Syekh Muhammad ‘Izzi Ibn Ahmad an-Nuqthojammim”, 3.

[6] Ahmad Syarbini Nur Muhammad, “Cuplikan Bimbingan Uraian Penjelasan Perjanan Thoreqot Nuthojammim al-Mukarrom Syekh Muhammad ‘Izzi Ibn Ahmad, (Palembang: Majelis Zikir al-‘Izziyah, 1996), 7

[7] Menurut KH. A Shohibulwafa Tajul ‘Arifin, do’a tersebut mengandung tiga bagian : 1.) Taqorub terhadap Allah SWT. Ialah mendekatkan diri kepad Allah dalam jalan ubudiyah yang dalam hal ini dapat dikatakan tak ada sesuatunyapun yang menjadi tirai penghalang antara abid dan ma’bud, antara choliq dan makhluq. 2) Menuju jalan mardhotillah, Ialah menuju jalan yang diridloi Allah SWT. baik dalam ubudiyah maupun di luar ubudiyah, jadi dalam segala gerak-gerik manusia diharuskan mengikuti atau mentaati perintah Tuhan dan menjauhi atau meninggalkan larangan-NYA. Hasil budi pekerti menjadi baik, akhlak pun baik dan segala hal ikhwalnya menjadi baik pula, baik yang berhubungan dengan Tuhan maupun yang berhubungan dengan sesama manusia atau dengan mahluk Allah dan insya Allah tidak akan lepas dari keridloan Allah SWT. 3) Kemahabbahan dan kema’rifatan terhadap Allah SWT. Rasa cinta dan ma’rifat terhadap Allah “Dzat Laisa Kamitslihi Syaiun” yang dalam mahabbah itu mengandung keteguhan jiwa dan kejujuran hati. Kalau telah tumbuh Mahabbah, timbullah berbagai macam hikmah di antaranya membiasakan diri dengan selurus-lurusnya dalam hak dhohir dan bathin, dapat pula mewujudkan “keadilan” yakni dapat menetapkan sesuatu dalam haknya dengan sebenar-benarnya. Pancaran dari mahabbah datang pula belas kasihan ke sesama makhluk diantaranya cinta pada nusa ke segala bangsa beserta agamanya. Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah ini adalah salah satu jalan buat membukakan diri supaya tercapai arah tujuan tersebut. Lihat dalam    www.suryalaya.org/tqn2.html, Senin 30 April 2012

 =====================================================================

         (Lampiran tambahan by : Yulhendrawan)


 SILSILAH Tareqat Nuqthojammim di Palembang                                                #Jalur Sayyidina Ali bin Abu Tholib, Sumber : Mgs.Muhammad Faris Ilham (cucu dari Cek Aman Mansyur 29 Ilir). 

          1.    H. Sanusi bin Narkam (Kebon Gede - Lrg. KKN, w.2008)

2.    Syech Aman Mansyur (Cek Aman)/Mgs.Abdul Rachman bin Mgs.Mansyur -                     (w. 1992/93)

3.    Syech Muhammad Izzi bin Achmad (w.1969)

4.    Syech Al Habib Sayyid Hamzah As-Suthuh/Syatho (w.1941)

5.    Syech Abu Bakar

6.    Syech Yahya

7.    Syech Hamaddin

8.    Syech Waliyuddin

9.    Syech Nuruddin

10.  Syech Syamssudin

11.  Syech Muhammad Hatak

12.  Syech Abdul Aziz

13.  Maulana Sulthonul Auliya’ Syech Abdul Qodir Jailani

14.  Syech Abi Said Makhzumi

15.  Syech Abihasan Ali Al Hakari

16.  Syech Abul Kurhi Thurthusi

17.  Syech Abdul Wahid Tammimi

18.  Syech Abubakar Syabudi

19.  Syech Abil Qosim Juniadil Bagdadi

20.  Syech Syari Alquthi

21.  Syech Ma’ruf Al Kurthi

22.  Syech Abil Hasan ‘Ali bin Musa Arrodho

23.  Syech Musa Al Kazim

24.  Syech Ja’far Syodiq

25.  Syech Muhammad Baqir

26.  Imam Zainal Abidin

27.  Sayyidinal Husein binti Syaidatina Fatima Zuchro

28.  Sayyidina Ali bin Abu Tholib

29.  Nabi Muhammad SAW

30.  Sayyidina Jibril

31.  ALLAH SWT.

===================================================================== 

Silsilah Tarekat Naqsyabandiyah al-‘Izziyah Nuqthojamim di Palembang: (jalur Sayyidina Abubakar Siddiq), Sumber : (dari tulisan Ustad H. Andi Syarifuddin S.Ag, M.Ag)

1. Allah Swt
2. Jibril as
3. Nabi Muhammad Saw (w.632)
4. Sayyidina Abubakar Siddiq (w.634)
5. Salman al-Farisi (w.657)
6. Qasim bin Muhammad bin Abubakar Siddiq (w.727)
7. Jakfar Shodiq (w.765)
8. Musa al-Kazhim (w.799)
9. Ali Ridho (w.813)
10. Makruf al-Karkhi (w.815)
11. Abi Yazid al-Bustami (w.874)
12. Muhammad al-Maghribi (w.911)
13. Abu Yazid al-‘Isyqi
14. Abul Muzaffar at-Thusi
15. Abu Hasan Ali al-Kharqani (w.1034)
16. Abu Ali al-Fadhal bin Muhammad at-Thusi (w.1084)
17. Abu Yusuf al-Hamdani bin Ayub al-Husaini (w.1140)
18. Abdul Khaliq al-Ghajduwani (w.1220)
19. Arif ar-Riyukuri (w.1259)
20. Mahmud al-Anjiri Faghrawi (w.1272)
21. Ali ar-Ramitni al-Azizan (w.1321)
22. Muhammad Baba as-Samasi (w.1354)
23. Sayid Amir Kulal (w.1371)
24. Muhammad Bahauddin an-Naqsyabandi (w.1389)
25. Muhammad Alauddin al-Khawarizmi (w.1400)
26. Ya’cub al-Jarakhi an-Naqsyabandi (w.1434)
27. Mashiruddin Ubaidullah as-Samarqandi al-Ahrari (w.1490)
28. Muhammad Zahid al-Ahrari (w.1524)
29. Darwisy Muhammad as-Samarqandi al-Ahrari (w.1562)
30. Muhammad al-Khawajaki as-Samarqandi (w.1599)
31. Muhammad al-Baqibillah al-Ahrari (w.1603)
32. Ahmad al-Faruqi as-Sirhindi al-Mujaddadi (w.1625)
33. Muhammad Maksum al-Mujaddadi (w.1668)
34. Muhammad Saifuddin al-Mujaddadi (w.1684)
35. Nur Muhammad al-Badawani (w.1723)
36. Syamsuddin Habibullah Jan Janani (w.1781)
37. Abdullah Dahlawi al-Alawi (w.1824)
38. Abu Said Ahmadi (w.1835)
39. Sayidi Mala Musa.
40. Maulana Khalid an-Naqsyabandi (w.1924)
41. Habib Hamzah as-Suthuh (w.1941)
42. Syekh Muhammad Izzi bin Ahmad (w.1969)

 




=============================================================

Tentang zulkarnainyani

Zulkarnain dilahirkan pada tanggal 22 Nopember 1977 dari rahim seorang ibu yang sangat mulia ibunda tercinta Hj. Nur'aini HN, A.Md dan belaian kasih sayang seorang ayahanda tercinta H. Aliyani Damiri HS, pendidikan agama dan hidup disiplin diajarkan dan ditanamkan oleh kedua orang tua dari rumah, sejak kecil bercita-cita ingin menjadi seorang polisi. Pendidikan dimulai dari Taman Kanak-Kanak selama 2 tahun, kemudian pada usia 7 tahun memasuki jenjang pendidikan MIN 1 Teladan Palembang, selama 6 tahun menimba ilmu agama dan umum, setamat dari pendidikan dasar, pendidikan dilanjutkan ke jenjang berikutnya yaitu MTs Negeri II Palembang, selama 3 tahun belajar dan menimba ilmu, banyak torehan prestasi yang telah disumbangkan bagi sekolah dan kedua orang tuanya, sebanyak 20 piala tetap yang diperolehnya dan disumbangkan bagi sekolahnya tercinta, dari bidang prestasi pendidikan, menjadi juara II dari sejak kelas I - III dan pada akhirnya masuk dalam 6 besar. Setamat dari pendidikan menengah pertama, pendidikan dilanjutkan ke daerah orang, dengan tekad yang kuat dan membara merantau ke provinsi lampung, setelah melalui seleksi yang sangat ketat, selama 3 tahun menimba ilmu dibangku Madrasah Aliyah Program Khusus (MAPK) Lampung, ilmu agama dan ilmu umum pun didalami, banyak pengalaman berharga yang diperoleh selama menimba ilmu di lampung, kitab-kitab kuning yang dulu dibenci pada akhirnya menjadi kitab-kitab yang sangat dicintai. Dengan niat dan semangat yang kuat, berbekal do'a restu dari kedua orang tua dan saudara-saudara, untuk pertama kalinya pada pertengahan tahun 2006 mulai menapaki kaki di kota gudeg yogyakarta yang terkenal dengan sebutan kota pelajar, jurusan bahasa dan sastra arab menjadi pilihan untuk melanjutkan pendidikan bahasa arab yang telah menjadi modal awal hingga pilihan jatuh pada jurusan tersebut, begitu banyak ilmu yang diperoleh selama 4 tahun 4 bulan di bangku kuliah, organisasi kemahasiswaan pun tak luput dari perhatian, sejak semester 1 telah mengikuti kegiatan organisasi extra kampus yakni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), pada semester III dipercayai teman-teman di Rayon Fakultas Adab menjadi Ketua KORP, suatu elemen dari organisasi PMII yang menjadi payung bagi teman-teman yang baru aktif dan ingin eksis, pada semester V melalui Rapat Anggota Tahunan terpilih menjadi Ketua PMII Rayon Fakultas Adab IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta selama 1 tahun, pada tahun tersebut menjadi saksi bisu dimana menjadi tonggak runtuhnya rezim Orde Baru, pada semester VII disaat sedang menyusun tugas akhir (skripsi) teman-teman seperjuangan meminta untuk ikut serta dalam pesta demokrasi di kampus IAIN Sunan Kalijaga dan duduk sebagai anggota Senat Mahasiswa (SEMA) Institut, dengan bantuan moril dan do'a dari teman-teman keinginan tersebut dapat diwujudkan. Selama kurang lebih 1,5 tahun amanah tersebut dilaksanakan. Pada tahun 2000 tepat di bulan desember ujian munaqasyah, suatu tahapan akhir yang harus dilalui guna memperoleh gelar kesarjanaan pun dilewati dengan lancar, skripsi dengan judul Hamzah Fansuri wa Syi'ruhu Thair al-'Uryan; Dirasah Tahliliyah Maudhu'iyah pun menjadi saksi keberhasilan studi pada strata satu dengan IPK 3,58 predikat Cum Laude sebagai terbaik ke III untuk tingkat Fakultas Adab, selama 4 tahun 4 bulan tugas yang diberikan oleh kedua orang tua pun terselesaikan dengan hasil tersebut. Pada bulan Maret 2001, dengan niatan yang kuat dan keinginan tuk menuntuk ilmu pun menjadi modal untuk melangkahkan kaki ini ke kota Pare-Kediri, Jawa Timur guna memperkuat bahasa inggris yang selama ini dimiliki, selama kurang lebih 7 bulan berada di desa terpencil yang jauh dari hiruk pikuk perkotaan, berbagai program diikuti mulai dari program general english, writing, translation sampai program TOEFL Preparation pun diambil dan berhasil memperoleh skor Prediction TOEFL 509. Pada pertengahan bulan Oktober 2001 pulang kembali ke kota kelahiran Palembang guna memberikan sumbangsih bagi keilmuan disana. Dengan berbekal ijazah S.1 dan 2 bahasa yang dimiliki, bahasa arab dan bahasa inggris, melamar sebagai guru honorer di MAN 2 Palembang, tugas pertama sebagai guru honor bahasa arab mengajar untuk kelas III sebanyak 9 kelas, pada semester genap 2001/2002 melamar ke Fakultas Adab IAIN Raden Fatah Palembang sebagai dosen honorer, mata kuliah naqd adaby dan bahasa inggris pun menjadi mata kuliah pertama yang diajarkan bagi mahasiwa semester 6 untuk mata kuliah naqd adaby dan mata kuliah bahasa inggris untuk mahasiswa semester 2. Selama 2 tahun sekembali dari perantauan, sejumlah lembaga pendidikan telah menjadi saksi penyebaran ilmu di kota palembang, diantaranya: Fakultas Adab IAIN Raden Fatah Palembang, MAN 2 Palembang, MA Paradigma Palembang, Universitas PGRI Palembang dan El-Rahma Education. Sejumlah ilmu pun telah disumbangkan diantaranya; Naqd Adaby, Teori Sastra, Bahasa Arab, Bahasa Inggris dan Agama Islam. Pada akhir tahun 2003 diangkat sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dan ditugaskan pertama kali di Fakultas Adab IAIN Raden Fatah Palembang. Sejak Maret 2007 bergabung dengan Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Jakarta, berawal sebagai staf pelaksana di instansi tersebut. Pada tahun 2009 mulai terlibat dalam tiga penelitian, antara lain : penelitian naskah klasik keagamaan:studi filologis, penelitian pemetaan dan inventarisasi naskah klasik keagamaan nusantara di Masyarakat dan penelitian pemetaan dan inventarisasi karya ulama nusantara di pondok pesantren. Sekarang sebagai peneliti dibidang lektur keagamaan pada Balai Litbang Agama Jakarta. Pendidikan S.2 pada Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Program Studi Kajian Islam dengan konsentrasi pada Filologi Islam.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Malam Sunyi Sang Wali: Kisah, Teknik, dan Adab Khalwat

  _______________ Di balik gunung yang jauh dari hiruk-pikuk manusia, terdapat sebuah gua kecil yang hanya diketahui oleh segelintir pendudu...