SUCIKAN HATI DENGAN DZIKIR UNTUK MENGENAL DAN MENDEKAT KEPADA ALLOH SWT
Oleh Purwanto,S.Ag.,M.Pd.I OKU Timur Sumatera Selatan
A. CARA MENGENAL ALLAH
Kewajiban pertama bagi setiap muslim adalah terlebih dahulu mengenal kepada yang disembahnya yaitu Alloh SWT , barulah ia berbuat ibadah sebagaimana sabda Nabi :
أَوَلُ الدِّيْنِ مَعْرِفَةُ اللهِ
Artinya: “Pertama sekali di dalam agama ialah mengenal Allah
Cara mengenal ALLOH adalah mengenal diri sebenar diri. Kenalilah dirimu, sebagaimana sabda Nabi SAW
مَنْ عَرَفَ نَفْسَهُ فَقَدْ عَرَفَ رَبَّهُ وَمَنْ عَرَفَ رَبَّهُ فَسَدَ جَسَدَهُ
Artinya: “Barang siapa yang mengenal dirinya, maka ia akan mengenal Tuhannya, dan barangsiapa yang mengenal Tuhannya maka binasalah (fana) dirinya.
Lalu diri mana yang wajib kita kenal?
Sesungguhnya diri manusia terbagi dua sebagaimana firman Allah dalam surat Luqman ayat 20 :
وَأَسْبَغَ عَليْكُمْ نِعَمَهُ ظَهِرَةً وَبَاطِنَةً
Artinya : Dan Allah telah menyempurnakan bagimu nikmat zahir dan nikmat batin.
Berdasarkan ayat di atas, diri kita sesungguhnya terbagi dua:
1. Diri Zahir yaitu diri yang dapat dilihat oleh mata dan dapat diraba oleh tangan.
2. Diri batin yaitu yang tidak dapat dipandang oleh mata dan tidak dapat diraba oleh tangan, tetapi dapat dirasakan oleh mata hati.
Untuk mengenal diri, kita disuruh melihat ke dalam diri (introspeksi diri) sebagimana firman Allah dalam surat az-Zariat ayat 21:
وَفِى اَنْفُسِكُمْ اَفَلاَ تُبْصِرُوْنَ
Artinya : Dan di dalam diri kamu apakah kamu tidak memperhatikannya.
Allah memerintahkan kepada manusia untuk memperhatikan ke dalam dirinya disebabkan karena di dalam diri manusia itu Allah telah menciptakan sebuah mahligai yang mana di dalamnya Allah telah menanamkan rahasia-Nya sebagaimana sabda Nabi di dalam Hadis Qudsi :
بَنَيْتُ فِى جَوْفِ اِبْنِ آدَمَ قَصْرًا وَفِى الْقَصْرِ صَدْرً وَفِى الصَّدْرِ قَلْبًا وَفِى الْقَلْبِ فُؤَادً وَفِى الْفُؤَادِ شَغْافًا وَفِى الشَّغَافِ لَبًّا وَفِى لَبِّ سِرًّا وَفِى السِّرِّ أَنَا (الحديث القدسى)
Artinya: “Aku jadikan dalam rongga anak Adam itu mahligai dan dalam mahligai itu ada dada dan dalam dada itu ada hati (qalbu) namanya, dan dalam hati (qalbu) ada mata hati (fuad), dan dalam mata hati (fuad) itu ada penutup mata hati (saghaf), dan dibalik penutup mata hati (saghaf) itu ada nur/cahaya (labban), dan di dalam nur/cahaya (labban) ada rahasia (sirr) dan di dalam rahasia (sirr) itulah Aku kata Allah”. (Hadis Qudsi)
Bagaimanakah maksud hadis ini? Tanyakanlah kepada ahlinya, yaitu ahli zikir (Mursyid /Syekh), sebagaimana firman Allah dalam surat an-Nahal ayat 43 :
فَاسَئَلُوْا أَهْلَ الذِّكْرِ اِنْ كُنْتُمْ لاَتَعْلَمُوْنَ
Artinya: “Tanyalah kepada ahli zikrullah (Ahlus Shufi) kalau kamu benar-benar tidak tahu.”
Oleh karena itu, agar kita dapat mengenal Allah, maka kita harus mempunyai pembimbing rohani atau mursyid. Namun tidaklah ilmu pengenalah kepada Allah ini diperoleh dengan mudah begitu saja seperti mempelajari ilmu syari’at, karena ada satu syarat yang paling utama yang harus dilakukan terlebih dahulu yaitu berbai’at dengan ahlinya yaitu seorang mursyid yang kamil mukamil yang masuk dalam rantai silsilah para syeikh tarekat sufi yang bersambung-sambung sampai kepada Rasulullah SAW.
Oleh karena itu jalan satu-satunya bagi kita untuk dapat mengenal Allah adalah dengan mempelajari ilmu tarekat di bawah bimbingan seorang mursyid.
B. ILMU HATI (ILMU THARIKOH).
Mengapa hati memegang peran penting di dalam mengenal Allah?
Jawab : Bila kita sebut nama hati, maka hati yang dimaksud di sini bukanlah hati yang merah tua seperti hati ayam yang ada di sebelah kiri yang dekat jantung kita itu. Tetapi hati ini adalah alam ghaib yang tak dapat dilihat oleh mata dan alat panca indra karena ia termasuk alam ghaib (bersifat rohani). Tiap-tiap diri manusia memiliki hati sanubari, baik manusia awam maupun manusia wali, begitu juga para nabi dan rasul. Pada hati sanubari ini terdapat sifat-sifat jahat (penyakit hati), seperti : hasad, dengki, loba, tamak, rakus, pemarah, bengis, takbur, ria, ujub, sombong, dan lain-lain. Tetapi bilamana ia bersungguh-sungguh di dalam tarekatnya di bawah bimbingan mursyidnya, maka lambat laun hati yang kotor dan berpenyakit tadi akan bertukar bentuknya dari rupa yang hitam gelap pekat menjadi bersih putih dengan mengikuti kegiatan suluk atau khalwat secara kontinyu.
Manakala hati yang hitam tadi telah berubah menjadi putih bersih, barulah ia memberikan sinar. Hati yang putih bersih bersinar itulah yang dinamakan hati Rohani (Qalbu) atau disebut juga dengan diri yang batin.
Seumpama kita bercermin di depan kaca, maka kita tidak akan dapat melihat apa yang ada dibalik cermin selain muka kita, karena terhalang oleh cat merah yang melekat disebaliknya. Tetapi bila cat merah itu kita kikis habis, maka akan tampaklah di sebaliknya bermacam-macam dan berlapis-lapis cermin hingga sampai menembus ke alam Nur, alam Jabarut, alam Lahut, hingga alam Hadrat Hak Allah Ta’ala.
Itulah sebabnya bila kita hanya baru sebatas mengenal hati sanubari saja, maka yang kita lihat hanya diri kita saja, sebab ditahan oleh cat merah tadi, yaitu sifat-sifat jahat seperti: takabbur, ria, ujub, dengki, hasad, pemarah, loba, tamak, rakus, cinta dunia, dan berbagai penyakit hati lainnya. Tetapi bila mana cat merah itu telah terkikis habis, barulah ia akan menyaksikan alam yang lebih tinggi dan mengetahuilah ia segala rahasia termasuk dirinya dan hakikatnya dan juga alam seluruhnya dan akhirnya mengenallah ia akan Tuhannya. Itulah sebabnya para wali-wali Allah itu lahir dari para sufi yaitu orang-orang yang telah berhasil membersihkan hatinya dengan bantuan mursyidnya pada zahir sedang pada hakikatnya dengan qudrat dan iradat Allah Ta’ala. Di sinilah terletak wajibnya mengenal diri untuk jalan mengenal Allah.
C. PENGERTIAN ILMU THORIQOH (ILMU HATI) DAN DALILNYA
Thorikoh adalah cara/jalan/metode yang ditempuh oleh seseorang dalam menjalani syari'at islam. Dengan kata lain syariat itu aturan/hukum dan thorikoh itu praktek pelaksanaan dari hukum itu sendiri.
Firman Alloh surat jin:16
وَأَنْ لَوِ اسْتَقَامُوا عَلَى الطَّرِيقَةِ لَأَسْقَيْنَاهُمْ مَاءً غَدَقًا
Dan bahwasanya: jikalau mereka tetap berjalan lurus di atas torikoh/jalan itu (agama Islam), benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rezeki yang banyak).
Berdasarkan ayat di atas bahwa fungsi maan ghodaqo (minuman air yang segar) menurut surat al anfal:11 adalah
1. Untuk mensucikan penyakit hati
2. Untuk membersihkan kotoran-kotoran setan
3. Untuk memperbaiki hati
4. Untuk memperkuat pendirian
D. PERANAN ILMU HATI (ILMU TAREKAT) DALAM MEMBENTUK JIWA
MANUSIA YANG BERADAB
Hati memegang peranan penting bagi manusia. Baik dan buruknya seseorang ditentukan oleh hati sebagaimana Hadis Nabi:
...اَلاَوَاِنَّ فِى الْجَسَدِ مُدْغَةً اِذَاصَلُحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَاِذَافَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ آلآوَهِيَ الْقَلْبُ
“Ingatlah bahwa di dalam tubuh itu ada segumpal darah, bila ia telah baik maka baiklah sekalian badan.Dan bila ia rusak, maka rusaklah sekalian badan. Itulah yang dikatakan hati”.
Demikianlah pentingnya peranan hati bagi manusia, oleh sebab itu manusia wajib menjaga kesucian hatinya.
Adapun yang menjadi penyebab kotornya hati manusia itu adalah disebabkan berbagai penyakit yang terdapat padanya sebagaimana dijelaskan oleh firman Allah:
فِى قُلُوْبِهِمْ مَرَضٌ
“Di dalam hati mereka ada penyakit”. (Q.S. 2 Al-Baqarah: 10)
Ada 6666 ayat Al-Qur’an dan 6666 urat di dalam tubuh manusia, demikian halnya dengan hati manusia, ada 6666 penyakit di dalam hati manusia. Dari sekian banyak penyakit yang ada di dalam hati manusia.
Ada beberapa penyakit hati yang paling berbahaya, di antaranya: hawa nafsu, cinta dunia, loba, tamak, rakus, pemarah, pengiri, dendam, hasad, munafiq, ria, ujub, takabbur. Jadi bila tidak diobati, maka sambungan ayat mengatakan:
فَزَادَهُمُ اللهُ مَرَضًا
“Lalu ditambah Allah penyakitnya”. (Q.S. 2 Al-Baqarah: 10)
Demikianlah bahayanya apabila manusia itu tidak segera membersihkan hatinya, maka Allah akan terus menambah penyakitnya. Oleh sebab itu kewajiban pertama bagi manusia adalah terlebih dahulu ia harus mensucikan hatinya sebagaimana firman Allah:
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ تَزَكَّى وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهِ فَصَلَّ
“Beruntunglah orang yang mensucikan hatinya dan mengingat Tuhan-Nya, maka didirikannya sembanhyang”. (Q.S. 87 Al-A’la: 14-15)
Dari penjelasan surah Al-A’la di ayat 14 dan 15 di atas dapat diambil kesimpulan bahwa ada tiga kewajiban yang dibebankan oleh Allah kepada manusia:
1. Kewajiban Mensucikan Hati
Di dalam surah Al-A’la ayat 14 Allah menyatakan bahwa orang-orang yang telah mensucikan hatinya sesungguhnya telah memperoleh keberuntungan. Lalu dibenak kita timbul beberapa pertanyaan:
- Apa yang dimaksud dengan hati yang bersih?
- Bagaimana cara membersihkan hati?
- Mengapa orang yang mensucikan hatinya disebut orang yang beruntung?
- Apa keuntungan yang diperoleh oleh orang yang telah mensucikan hatinya?
Pertama, apa yang dimaksud dengan hati yang bersih?
Yang dimaksud dengan hati yang bersih yaitu tidak ada di dalam hati itu selain Allah. Artinya seseorang yang disebut hatinya bersih adalah orang yang hatinya senantiasa berdzikir /selalu mengingat Allah. Itulah sebabnya para sufi berkata:
قَلْبُ الْمُؤْمِنِيْنَ بَيْتُ اللهُ
“Hati orang mukmin itu adalah rumah Allah”.
Kedua, bagaimana cara membersihkan hati? Satu-satunya cara membersihkan hati yaitu dengan mempelajari ilmu hati.
Ilmu hati ini lazim disebut dengan beberapa nama di antaranya: ilmu batin, ilmu hakikat, ilmu tarekat.
Tujuan mempelajari ilmu hati adalah untuk mengenal Allah, sebab hati merupakan sarana yang telah ditetapkan oleh Allah untuk dapat menyaksikan-Nya sebagaimana firman Allah:
مَاكَذَبَ الْفُؤَادُ مَارَآى
“Tidak dusta apa yang telah dilihat oleh mata hati”. (Q.S. An-Najm: 11)
Jadi hanya dengan mempelajari ilmu hatilah kita baru dapat mengenal Allah. Apabila kita telah dapat mengenal Allah, barulah kita dapat mengingat-Nya. Dan mengingat Allah merupakan satu-satunya cara untuk membersihkan hati sebagaimana Hadis Nabi:
لِكُلِّ شَيْءٍ صَقَلَةٌ وَصَقَلَةُ الْقَلْبُ ذِكْرُاللهُ
“Segala sesuatu ada alat pembersihnya dan alat pembersih hati yaitu mengingat Allah”.
Firman Alloh SWT
واذكر ربك في نفسك تضرعا وخيفة ودون الجهر من القول بالغدو والآصال ولا تكن من الغافلين .
“Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.” (QS. Al-A`râf [7]: 205)
Ketiga, mengapa orang yang mensucikan hatinya disebut orang yang beruntung?
Penyebab Allah menyebut orang-orang yang telah mensucikan hatinya sebagai orang-orang yang beruntung adalah disebabkan karena sesungguhnya hanya orang-orang yang telah mensucikan hatinyalah yang dapat mengenal Allah.
Menurut al-Ghazali hati manusia berfungsi sebagai cermin yang hanya bisa menangkap cahaya ghaib (Allah) apabila tidak tertutup oleh kotoran-kotoran keduniaan. Sesungguhnya hanya orang-orang yang telah mensucikan hatinyalah yang dapat mengenal Allah dan merekalah yang disebut sebagai orang-orang yang beruntung.
Keempat, apa keuntungan yang diperoleh oleh orang yang telah mensucikan hatinya?
Keuntungan yang diperoleh oleh orang yang telah mensucikan hatinya adalah dapat mengenal Tuhannya. Itulah sebabnya Allah berfirman:
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّهَا وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّهَا
“Beruntunglah orang yang telah mensucikan hatinya dan merugilah orang yang telah mengotorinya”. (Q.S. 91 As-Syamsi: 9-10)
Itulah sebabnya pada ayat di atas Allah memuji orang-orang yang telah mensucikan hatinya, sebab hanya orang-orang yang telah mensucikan hatinya yang dapat mengenal Allah. Adapun orang-orang yang mengotorinya adalah orang-orang yang merugi, karena sesungguhnya orang-orang yang hatinya kotor tidak akan pernah dapat mengenal Tuhannya.
2. Kewajiban Mengingat Allah
Kewajiban yang kedua adalah mengingat Allah, sebab mustahil kita dapat mengingat Allah kalau kita belum mengenal-Nya dan mustahil kita dapat mengenal-Nya kalau kita belum pernah berjumpa. Dan mustahil kita dapat berjumpa dengan Allah tanpa terlebih dahulu menyertakan diri dan belajar kepada orang yang telah dapat beserta Allah. Itulah sebabnya Nabi memerinthakan kepada kita agar menyertakan diri kepada orang yang telah serta Allah sebagaimana sabda Nabi:
كُنْ مَعَ اللهُ وَاِنْ لَمْ تَكُنْ مَعَ اللهِ فَكُنْ مَعَ مَنْ كَانَ مَعَ اللهِ فَإِنَّهُ يُوْصِلُكَ اِلَى اللهِ
“Sertakanlah kepada Allah, apabila kamu tidak dapat beserta Allah maka sertakanlah dirimu kepada orang yang telah serta Allah, maka ia akan mengenalkan kamu kepada Allah”.
Berdasarkan Hadis di atas, maka kewajiban pertama bagi manusia adalah mencari guru (wasilah) agar ia dapat memperoleh pengenalan kepada Tuhannya. Setelah manusia itu dapat mengenal Allah maka kewajiban kedua baginya adalah mengingat Tuhan-Nya.
3. Kewajiban Mengerjakan Shalat
Shalat merupakan tiang agama yang dilaksanakan apabila kita telah melaksanakan kewajiban pertama dan kedua, sebab tujuan shalat adalah untuk mengingat-Nya sebagaimana firman Allah:
اِنَّنِى أَنَااللهُ لاَإِلَهَ اِلاَّ أَنَا فَاعْبُدْنِى وَأَقِمِ الصَّلَوةَ لَذِكْرِى
“Sesungguhnya Aku inilah Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku”. (Q.S. 20 Thaha: 14)
Firman Allah di atas senada dengan firman Allah pada surat Al-A’la ayat 14 dan 15 yang telah diuraikan sebelumnya. Untuk mengetahui secara jelas persamaan makna yang terdapat pada kedua ayat tersebut penulis akan menguraikan kalimat perkalimat pada surat Thaha ayat 14 serta membandingkannya dengan surat Al-A’la ayat 14.
Pertama, pada bagian awal surat Thaha ayat 14 Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku ini Allah”. Bila kita menganalisis firman Allah tersebut maka dapatlah kita ketahui bahwa sesungguhnya Allah itu ingin dikenal. Firman Allah pada surat Thaha tersebut senada dengan firman Allah pada surat Al-A’la ayat 14: “Beruntunglah orang-orang yang mensucikan hatinya”. Makna beruntung pada ayat ini adalah bahwa keuntungan yang diperoleh oleh orang-orang yang mensucikan hatinya adalah dapat mengenal Allah. Bahkan bila kita analisis lebih jauh selain memiliki persamaan makna, kedua ayat tersebut juga memiliki kaitan di mana ayat yang satu berfungsi sebagai penjelas bagi yang lain. Pada surah Thaha Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku ini Allah”. Ayat tersebut mengintruksikan kepada manusia kewajiban untuk mengenal Allah. Pada surah al-A’la ayat 14 Allah berfirman: “Beruntunglah orang-orang yang mensucikan hatinya”. Pada ayat ini Allah memuji orang-orang yang mensucikan hatinya, sebab hanya orang-orang yang mensucikan hatinyalah yang dapat mengenal Allah dan merekalah yang dinyatakan Allah sebagai orang-orang yang beruntung. Dari uraian singkat di atas dapat disimpulkan bahwa firman Allah pada surat Thaha ayat 14 keduanya mengindikasikan bahwa kewajiban pertama bagi manusia adalah terlebih dahulu mensucikan hatinya agar ia dapat mengenal Tuhannya.
Kedua, pada bagian tengah surat Thaha Allah berfirman: “Tiada Tuhan selain Aku”. Bila kita analisis firman Allah di atas, maka dapat kita ketahui bahwa maksud yang terkandung di dalamnya adalah perintah untuk mengingat-Nya, sebab kalimat “Tiada Tuhan selain Allah”, bermakna tidak ada yang boleh diingat selain Allah. Firman Allah pada surat al-A’la ayat 15: “Dan mengingat Tuhannya”.
Dari uraian singkat di atas dapat disimpulkan bahwa kewajiban yang kedua bagi manusia adalah mengingat Tuhannya.
Ketiga, pada bagian akhir surat Thaha Allah berfirman: “Sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku”. Bila kita analisis pada ayat di atas bahwa printah sembah datang setelah terlebih dahulu Allah memerintahkan untuk mengenal dan mengingatnya. Perintah sembah tersebut diwujudkan dengan mendirikan shalat yang tujuannya adalah untuk mengingat-Nya. Firman Allah tersebut senada dengan firman Allah pada surat al-A’la ayat 15: “Maka dirikanlah shlalat”.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa kedua ayat tersebut sama-sama mengindikasikan bahwa shalat merupakan kewajiban ketiga.
Dari penjelasan di atas dapatlah kita ketahui mengapa para sufi menaruh perhatian besar terhadap hati (qalb) dan menempatkan shalat sebagai kewajiban ketiga. Karena sesungguhnya perintah shalat itu diterima setelah terlebih dahulu Jibril mensucikan hati Nabi Muhammad sebelum ia menghadap Allah. Sebab Allah itu tidak dapat dilihat oleh mata kepala Nabi Muhammad tetapi hanya dapat dilihat oleh mata hati Nabi Muhammad. Oleh sebab itu sebelum Nabi Muhammad berjumpa dengan Allah, terlebih dahulu Jibril mensucikan hatinya, agar nur yang ada di dalam mata hatinya itu dapat memancar, sebab dengan nur itulah Nabi Muhammad dapat menyaksikan Allah. Itulah sebabnya di dalam surah al-Isra’ ayat 1 Allah menggunakan kalimat Maha Suci, sebab Allah itu Maha Suci dan hanya dapat dilihat oleh hamba-hamba-Nya apabila mereka telah mensucikan hati mereka.
Adapun makna Jibril mensucikan hati pada hakikatnya adalah sesungguhnya Malaikat Jibril menyampaikan pengenalan kepada Allah dalam istilah ilmu tarekat lazim disebut dengan bai’at. Praktik bai’at yang diterima oleh Nabi dari gurunya Malaikat Jibril diteruskan kepada Ali ibn Abi Thalib dan praktik seperti ini terus berlanjut dari guru ke murid dalam rangkaian silsilah hingga saat ini. Praktik bai’at yang diterapkan di kalangan ahli tarekat sesungguhnya mengacu pada pola yang dilaksanakan oleh Nabi. Jadi berdasarkan tradisi bai’at inilah muncul istilah bahwa “Barangsiapa yang tidak mempunyai syekh maka gurunya adalah setan” sebab Nabi sendiri tidak dapat mengenal Allah tanpa berguru kepada Malaikat Jibril, apalagi kita sebagai manusia biasa yang hina dan dhaif yang tidak mempunyai kedudukan apa-apa di sisi Allah maka mustahil dapat mengenal Allah tanpa guru. Oleh sebab itu Nabi bersabda:
اَلْعِلْمُ عِلْمَانِ فَعِلْمُ بَطِنِ فِى قَلْبِى فَذَالِكَ هُوَ نَفِعِى
“ilmu itu ada dua macam, adapun ilmu batin yang di dalam hati itu jauh lebih bermanfaat”.
Dari penjelasan Hadis di atas dapatlah kita ketahui bahwa tidak hanya para sufi yang menaruh perhatian besar terhadap hati, bahkan Nabi sendiri lewat Hadisnya secara tegas menyatakan keutamaan ilmu hatilah manusia dapat mengenal Allah.
Alloh berfirman akibat orang yang hatinya tidak bisa berdzikir/mengingat ALLOH SWT
فَوَيْلٌ لِلْقَسِيَةِ قُلُوْبُهُمْ مِنْ ذِكْرِاللهِ أُلَئِكَ فِى ضَلَلٍ مُّبِيْنٍ
“Maka celakalah bagi orang yang hatinya tidak dapat mengingat Allah, mereka itu dalam kesesatan yang nyata”. (Q.S. 39 az-Zumar: 22)
Demikianlah celaan Allah terhadap orang-orang yang tidak dapat mengingat-Nya, yang kesemuanya itu disebabkan karena mereka tidak mempelajari soal ilmu hati (ilmu thorikot) .
Namun kebanyakan umat Islam saat ini tidak tahu kalau mereka itu tidak tahu. Mereka menganggap bahwa amal ibadah mereka sudah sempurna, sudah diterima oleh Allah SWT, karena merasa bahwa tauhid mereka telah sempurna, padahal sesungguhnya berdasarkan ayat du atas berada dalam kesesatan yang nyata.
Sesungguhnya orang-orang yang bertauhid di sisi Allah adalah orang-orang yang telah mempelajari ilmu hati dan mengamalkannya . Sebab hanya dengan mempelajari ilmu hatilah kita baru dapat mengenal Allah. Jadi sesungguhnya orang-orang yang tidak mempelajari ilmu hati (ilmu thorikot, ilmu dzikir) adalah orang-orang yang bertauhid di sisi manusia tetapi sesungguhnya di sisi Allah wallohu a'lam, sebab tauhid mereka hanya di lidah, namun hatinya tidak pernah menyaksikan Allah. Mereka menganggap bahwa dengan mengucap dua kalimah syahadat dan percaya dalam hati berarti telah Islam dan beriman di sisi Allah. Padahal keislaman dan keimanan mereka itu barulah sebatas percaya kepada Allah. Oleh sebab itu orang-orang yang mengabaikan atau tidak mempelajari ilmu hati (ilmu tarekat) sesungguhnya adalah orang-orang yang mengabaikan tauhid.
Dari uraian di atas dapatlah kita ketahui betapa pentingnya mempelajari ilmu hati (ilmu tarekat). Jadi dapat disimpulkan bahwa ilmu tauhid yang sesungguhnya adalah dengan mempelajari ilmu hati (ilmu tarekat).
E. CARA MENSUCIKAN DAN MENJAGA KESUCIAN HATI
Mari kita berusaha menjaga kesucian hati jita, jangan sampai kita kotori dengan dosa dan maksiat ingat lirik lagu berikut ini:
Jagalah hati jangan kau kotori
Jagalah hati lentera hidup ini
Jagalah hati jangan kau nodai
Jagalah hati cahaya ilahi
satu-satunya cara membersihkan hati yaitu dengan mempelajari ilmu hati. Ilmu hati ini lazim disebut dengan beberapa nama di antaranya: ilmu batin, ilmu hakikat, ilmu tarekat.
Hati merupakan raja bagi seluruh diri manusia dan tubuh. Perilaku dan perangai seseorang merupakan cerminan hatinya. Dari hati inilah pintu dan jalan yang dapat menghubungkan manusia dengan Allah. Dengan demikian untuk mengenal diri harus dimulai dengan mengenal hati sendiri.
Hati mempunyai dua pengertian yaitu
1.Hati jasmani yaitu sepotong daging yang terletak di dada sebelah kiri, hati jenis ini hewan pun memilikinya
2.Hati Ruhaniyah yaitu sesuatu yang halus yakni hati yang merasa, mengerti, mengetahui, dipinta dituntut. Dinilai dengan latifah Robaniyyah.
Para nabi terkhusus nabi Muhammad SAW mengapa semua perkataan perbuatan dan ketetapannya benar tidak pernah salah karena hati nabi Muhammad SAW suci dari penyakit hati yaitu karena hati nabi Muhammad sebelum melaksanakan kerosulannya telah disucikan oleh Allah melalui guru mursyid nya malaikat jibril yaitu berkholwat /bersuluk/melaksanakan takholi dan tahalli sehingga akhirnya tajalli. Maka nabi maksum suci dari dosa ucapan perbuatan dan hati.
Mengapa orang -orang Islam di Indonesia terkhusus umat Islam NU mayoritas mempelajari ilmu toriqoh (ilmu hati) karena tujuan utamanya untuk keselamatan dirinya sendiri juga untuk keselamatan bangsa dan negara Indonesia yang kita cintai ini jauh dari tamak rakus iri hati dengki ujub sombong takabur sum'ah riya ghibah fitnah munafik Ingkar janji berhianat dusta hasad hasud penghayal berfikir berlebihan jahil dll. Sehingga terwujudlah kehidupan yang rahmatan lill'alamiin yaitu masyarakat yang selalu melaksanakan adab/etika dalam pergaulan di tengah tengah masyarakat yang majemuk agama suku bahasa adat istiadat dsb.
Setelah belajar ilmu hati (ilmu toriqoh) melalui bimbingan mursyid, langkah berikutnya melaksanakan suluk/kholwat /melaksanakan takholi dan tahalli sebagaimana perintah Allah dalam al-qur'an surat An-Nahl ayat 69
فَٱسْلُكِى سُبُلَ رَبِّكِ ذُلُلًا
dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu).
Cara atau metode suluk masing-masing thorikoh mempunyai cara atau metode yang berbeda-beda tapi tujuannya sama yaitu bertaubat mensucikan penyakit hati agar kembali fitroh (suci) dari sifat-sifat yang dimurkai ALLOH SWT yang bertempat di tujuh lathoif.
Suluk berarti perjalanan ruhani seorang hamba dengan tujuan untuk mendekatkan diri, memohon ampunan, dan berkehendak mendapat ridho Allah SWT . dengan melalui tahapan-tahapan penyucian jiwa (tazkaiatun – nafsi) yang dipraktekan ke dalam latihan-latihan ruhani( riadlatur-ruhaniah) secara istiqamah dan mudawamah.
Intinya tujuan suluk adalah membersihkan penyakit hati atau penyakit rohani yang ada di dalam lubuk hati yang paling dalam yang berada di tujuh lathoif atau tujuh maqom yang berada di dalam jiwa kita yaitu
1. Maqom latifatul qolbi .berwarna kuning tak terhinggakan. Makomnya nabi adam. Letaknya Di dua jari Di bawah Susu sebelah kiri. Wilayah ini adalah istana iblis/setan yang mempunyai tugas untuk menghasut sifat buruk pada manusia agar manusia tersesat yaitu menuruti hawa nafsu hubbudun ya, sifat-sifat setan/iblis.
Penyakit hati ini harus segera diobati dengan dzikrullah supaya penyakit hati atau sifat-sifat Iblis atau sifat jelek tersebut terkikis dan lama-lama hilang /bersih kemudian berubah menjadi sifat mahmudah /sifat yang terpuji atau sifat yang diridhoi oleh Allah yaitu tertanam nur iman, nur Islam, nur tauhid, nur hakikat dan ma'rifat sehingga terbentuk manusia yang terpuji yang di ridhoi oleh Allah, sebab ruh atau hati ruhaniyah akan selalu berdzikir atau beribadah semata -mata karena Allah SWT dimana saja dan kapan saja baik saat duduk berdiri dan berbaring
2. Maqom lathifatur ruh berada Di dua jari bawah susu kanan berwarna merah tak terhinggakan yaitu Makomnya nabi ibrohim. Penyakit rohaninya adalah tamak rakus bakhil.
Sifat jahat tersebut harus segera diobati atau segera disucikan dengan dzikrullah supaya berubah menjadi sifat-sifat yang diridhoi oleh Allah yaitu sifat qonaah mau menerima apa yang sudah ada dan mau mensyukuri atas semua nikmat Alloh
3. Maqom latifatus sirri berada Di dua jari atas susu kiri. Berwarna putih tak terhinggakan. Wilayahnya nabi musa berasal dari angin. Penyakit rohaninya adalah iri hati dengki pemarah pembengis, penaik darah, pendendam mudah emosi
Sifat jahat Di atas sama seperti sifat binatang buas yang Suka melakukan kekejaman, penganiayaan penindasan permusuhan pendzoliman terhadap sesama Suka menyebarkan fitnah dsb
Sifat jahat tersebut harus segera Di sucikan dengan dzikrullah supaya berubah menjadi sifat-sifat yang diridhoi oleh Allah yaitu Pengasih penyayang pemaaf penyabar, baik budi pekerti Sifat keinsanan yang mendekati kesempurnaan akhlak yaitu sifat rohman dan rahim. Wama arsalnaka illa rahmatan llil'alamin
4. Maqom latifatul khofi yang berada di dua jari atas susu kanan. Warnanya hitam tak terhinggakan. Wilayahnya nabi Isa.
Penyakitnya munafik (pendusta, Ingkar janji dan penghianat /tidak dapat di percaya) busuk hati was-was dan cemburu buta.
Sifat jahat tersebut harus segera Di sucikan dengan dzikrullah supaya berubah menjadi sifat-sifat yang diridhoi oleh Allah yaitu
Sidiq amanah tabligh fathonah ridlo. Pada tingkatan ini batin mencapai tingkat ma'rifat yaitu mengalami keadaan yang tidak pernah dilihat dan tidak pernah didengar oleh mata dan telinga dzohir
5. Maqom latifatul akhfa yang terletak di tengah dada. Berwarna hijau tak terhinggakan yaitu Wilayahnya nabi Muhammad SAW.
Penyakitnya ujub sombong/takabur sum'ah riya
Sifat jahat tersebut harus segera Di sucikan dengan dzikrulloh supaya berubah menjadi sifat-sifat yang diridhoi oleh Allah yaitu Tawadhu, Ikhlas sabar khusyu 'dan tawakal
6. Maqom latifatun nafsi natiqoh atau latifatul damak yang terletak di tengah-tengah dahi /batuk bercahaya biru /ungu. Wilayahnya nabi Nuh.
Penyakitnya berfikir berlebihan penghayal angan angan yang tinggi, Suka merencanakan yang jahat /suka berfikir yang jahat.
Sifat jahat tersebut harus segera di sucikan dengan dzikrullah supaya berubah menjadi sifat sifat yang diridhoi oleh Allah yaitu Berfikir yang seimbang dan berdzikir, berfikir yang sakinah, mawaddah warohmah aman tentram damai.
7. Maqom latifatul jami'ul badan atau latifatul kulli jasad. penyakitnya jahil lengah dan lalai tidak mampu menggunakan sembilan lobang sesuai dengan perintah Allah dan anggota tubuh lainnya.
Sifat jahat tersebut harus segera Di sucikan dzikrullah supaya berubah menjadi sifat sifat yang diridhoi oleh Allah yaitu
Bertambah ilmu dan amal yang diridhoi oleh Allah selalu mengfungsikan sembilan lobang dan semua anggota tubuh sesuai dengan perintah Allah dalam alquran dan hadis.
Dzikir di tempat ini disebut dzikirnya aulia Allah yaitu dzikir seluruh badan, tulang belulang, kulit luar dan dalam dari ujung rambut sampai ujung kaki.
Menghilangkan malas beribadah Karena Iblis masuk ke hati melalui seluruh bagian tubuh atau melalui sembilan lobang.
Nabi s.a.w. bersabda:
أَشَدَّ الْأَعْمَالِ ثَلَاثٌ: ذِكْرُ اللهِ تَعَالَى عَلَى كُلِّ حَالٍ وَ مُوَاسَاةُ الْأَخِ مِنْ مَالِكٍ. وَ
إِنْصَافُ الْفَقِيْرِ الْبَائِسِ مِنْ نَفْسِكَ
“Amal yang paling berat itu tiga: dzikir kepada Allah ta‘ala atas setiap keadaan, menolong saudara dari hartamu dan memenuhi hak orang muslim yang memerlukan secara penuh.”
Maksudnya dzikir kepada Allah pada setiap ruang dan waktu. Memenuhi hak orang miskin artinya menjadikan dirimu sebagai pelayan orang miskin yang baru tertimpa kesulitan.
Lalu apa saja yang bisa membuat hati itu berkarat
Rasulullah saw. bersabda:
إِنَّ الْمُؤْمِنَ إِذَا أَذْنَبَ كَانَتْ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ فِي قَلْبِهِ ، فَإِنْ تَابَ وَنَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ، صُقِلَ مِنْهَا قَلْبُهُ فَإِنْ زَادَ زَادَتْ حَتَّى تَعْلُوَا قَلْبَهُ ، فَذَلِكَ الرَّانُ " قَالَ اللَّهُ تَعَالَى : كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Sesungguhnya seorang mukmin, jika ia melakukan dosa, di hatinya ada noktah hitam. Jika ia bertobat, … dan meminta ampunan (istighfar), maka hatinya akan cemerlang kembali. Namun jika bertambah dosanya, maka bertambah pulalah noktah tersebut. Itulah yang disebut ‘ran’. Allah swt. berfirman, ‘sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka’ (Q.S. al-Muthaffifin [83]: 14)”. (H.R. Tirmidzi, Nasai, Ibnu Majah)
TUNTUNAN BERZIKIR
1). Dzikir Jahr/dzikir Syariat : “La Ilaha Illallah” diucapkan berulang-ulang dengan lisan sampai masuk kedalam hati sehingga lisan/mulut tak berucap lagi, rahasia dzikir ini terdiri dari 12 huruf yg sama maknanya dengan Waktu 12 jam, dzikir ini selalu dikumandangkan oleh para malaikat bumi (Malaikatul Ahyar) ketika ALLAH SWT menciptakan setiap makhlukNYA di muka bumi.
2). Dzikir Khofi/sirri/Dzikir Tarekat : “ALLAH”ALLAH”ALLAH” diucapkan berulang-ulang di dalam hati saja dengan pengosongan pikiran fana.
Dalil perintah dzikir khofi/dzikir sirri
وَاذْكُرْ رَبَّكَ فِي نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَخِيفَةً وَدُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّ وَالْآصَالِ وَلَا تَكُنْ مِنَ الْغَافِلِينَ
205. Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai (Q.S.Al-A'raaf :205)
Dalil perintah dzikir yang banyak
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا (41) وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلًا (42)
“Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang.” (QS. Al-Ahzab: 41-42).
وَاذْكُرُوا اللهَ كَثِيرَاً لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Dan berdzikirlah pada Allah sebanyak-banyaknya supaya kamu beruntung.” (QS. Al-Jumu’ah: 10)
وَالذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا
“Laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS. Al-Ahzab: 35).
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ ﴿١٥٢﴾
“Karena itu, ingatlah kamu kepadaKu niscaya Aku ingat kepadamu, dan bersyukurlah kepadaKu, dan janganlah kamu kafir kepadaKu.” (QS. Al-Baqarah[2]: 152)
أَحَبُّ الْكَلَامِ إِلَى اللَّهِ أَرْبَعٌ : سُبْحَانَ اللَّهِ ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ ، وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ . لَا يَضُرُّكَ بِأَيِّهِنَّ بَدَأْتَ
“Ucapan yang paling dicintai Allah ada 4 yaitu : Subhanallah, Alhamdulillah, Laa ilaaha illallah, dan Allahu Akbar. Tidak masalah membacanya mau dimulai dari mana.” (HR. Muslim).
Ciri -ciri ulul albab (orang-orang yang berakal /orang-orang cerdas) menurut Al-Qur'an
Al-Qur'an Surat Ali ‘Imran Ayat 190-191
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal." (QS. Ali Imran: 190)
الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
"(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka." (QS. Ali Imran: 191).
Penjelasan ayat di atas
Siapakah orang yang disebut Ulul Albab (orang -orang yang cerdas/ berakal) berdasarkan surat di atas adalah orang -orang yang hatinya senantiasa mengingat Alloh (berdzikir) baik waktu berdiri duduk dan berbaring dan tafakur terhadap penciptaan Langit dan bumi. Lalu mereka selalu menangkap dan memaknai setiap kejadian, peristiwa yang dialaminya selama tafakur adalah bagian dari pembelajaran dari Alloh menuju kehidupan yang yang lebih baik sebagai seorang manusia yaitu hamba yang senantiasa mengenali jati dirinya dan berjuang mencapai tujuan hidupnya. Hakikat tujuan hidup yang sebenarnya atau sejatinya adalah kembali kepada Alloh untuk kembali mengabdi atau menghambakan dirinya di hadapan ALloh dan menjadi rahmatanllil'alamiin
Demikian semoga bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar