Manaqib Kyai Umar (Palembang)
Riwayat Hidup Ki.Kms.H. Umar
Beliau adalah ulama besar, khatib penghulu, pengurus Masjid Agung, yang dijuluki oleh para muridnya dan masyarakat dengan sebutan “Puting Palembang”. Nama lengkapnya ialah Kemas Haji Umar bin Kms.H. Abdurrahman bin Kms.H. Mahmud bin Kms. Hasanuddin bin Kms.H. Mahidin Chotib bin Kms. Ahmad Husin bin Kms. Miyako bin Pangeran Demang Daeng Arya Wangsa bin Pangeran Temenggung Naga Wangsa Kms. Abdul Azis bin Geding Ilir bin Sunan Giri.
Ia dilahirkan oleh ibunya Nyimas Hajjah Ucu binti Kms.H. Abu Hasan pada tahun 1880 di lingkungan Masjid Agung kampung 19 ilir Palembang. Pendidikan dasarnya diberikan oleh ayahnya sendiri, Kms.H. Abdurrahman (w.1910) yang merupakan seorang ulama dan ahli pengobatan pada masa itu, bersama dengan saudaranya Kms. Nanang Abdul Aziz. Selain itu ia juga belajar kepada ulama-ulama besar Palembang lainnya seperti: Ki.Kgs.H. Nanang Abdullah Siroj (w.1922), Tuan Guru Kms.H. Umar Palembang Lamo (w.1927), Sayid Abdurrahman Jamalullail Hoofd Penghulu (w.1920), Syekh Muhammad Azhari (w.1932), dan lain-lain.
Ilmu yang dipelajarinya mencakup semua disiplin ilmu keagamaan seperti: Ilmu Tauhid, Fiqih, Al-Qur’an, Bahasa Arab (Nahwu-shorof), Hadis, Tasawwuf, dan lain sebagainya. Kepada Sayid Abdurrahman Jamalullail, ia belajar Ilmu Tasawwuf dan mengambil ijazah tarekat Sammaniyah.
Kemudian pada tahun 1906, ia menunaikan ibadah haji ke Mekkah serta sekaligus menuntut ilmu di Masjidil Haram dan di Zawiyah Sammaniyah. Sahabatnya selama di Tanah Suci adalah Kms.H. Abdul Roni Azhari, Kgs.H. Nang Toyib Hoofd Penghulu, Syekh Nawawi Lampung, dll. Sedangkan gurunya selama menimba ilmu di sana antara lain: Syekh Ahmad Chotib Minangkabau, Syekh Abbas al-Maliki, Syekh Muhammad Hasan as-Samman al-Madani, dll.
Sepulangnya dari Tanah Suci, Kms.H. Umar dikenal sangat alim dan wara’, hari-harinya diisi dengan ibadah dan dakwah. Dalam tahun 1906, ia mendirikan Majelis Ta’lim Umariyah yang diselenggarakan di rumahnya sendiri yang sekaligus menjadi langgar (rumah langgar) di kampung 19 ilir Palembang jalan Guru-guru. Selain menjadi mudir di majelis ta’limnya, ia juga seorang guru agama Islam di masjid, langgar, maupun di rumah-rumah penduduk. Sedang beberapa jabatan yang diembannya antara lain: Pengurus Masjid Agung Palembang (1907-1953), Penyalur Badal Haji, menjadi Khatib Penghulu Palembang (1918-1953), Komisaris Majelis Ulama Pertimbangan Igama Islam Palembang (1930), Pengurus Lajnah Tanfiziah Majelis Ulama. Disamping itu ia pun menjadi syekh penyiar tarekat Sammaniyah yang zikirnya dikenal dengan Ratib Samman. Melalui ijazah dari beliaulah Ratib Samman terus diwiridkan di Palembang hingga kini.
Dalam kehidupan rumah tangga, Ki.Kms.H. Umar memiliki dua orang isteri. Isteri pertama bernama Nyimas Salma binti Kms.H. Agus bin Kms.H. Abang, menikah pada tahun 1907 dan wafat pada 9 Agustus 1938. Dari perkawinan ini memperoleh 6 orang putera, masing-masing bernama: Kms.M. Soleh (1908), Kms.H. Ismail (1912), Kms.M. Hasan (1916, pahlawan pertempuran 5 hari 5 malam), Kms. Abdullah (1921), Kms.M. Dahlan (1922) dan Kms.M. Husin (1926).
Isteri kedua bernama Nyimas Hajjah Habibah binti Kms.M. Ali bin Kms.Hamim. Menikah pada tahun 1938, dianugerahi 4 putera dan 3 puteri, masing-masing: Kms.H. Ibrahim Umary (1939), Kms.H.M. Salim Umary (1941, imam Masjid Agung), Drs.Kms.H.M. Siddiq Umary, MM (1944), Nys. Rogaya (1947), Nys. Zuhro (1950), Nys. Maryamah (1951), dan Kms. Nangcik (1953).
Ki. Kms.H. Umar wafat pada hari Rabu tanggal 14 Sya’ban 1372H bersamaan 26 April 1953M dalam usia 73 tahun. Jenazahnya dishalatkan di Masjid Agung dan dimakamkan di Ungkonan Candi Walang 24 ilir Palembang dengan diiringi para pengantar yang begitu membludak banyaknya (sekitar 1 Km panjangnya) sehingga kerangga beliau disambut hanya dari tangan ketangan. Sedangkan namanya diabadikan oleh pemerintah menjadi salah satu nama jalan yang melintas di kampung 19 ilir dan 22 ilir.
Majelis Ta’lim Umariyah
Majelis Ta’lim Umariyah didirikan oleh almarhum Ki. Kms.H. Umar pada tanggal 18 April 1906. Kegiatannya berlangsung di rumahnya sendiri yang sekaligus menjadi langgar (rumah langgar) di kampung 19 ilir Palembang. Banyak murid-murid yang belajar dengannya, baik yang berasal dari kota maupun yang berasal dari luar daerah, seperti: Pademaran, Pemulutan, Semendo, Campang Tiga, Muara Kelingi, Dusun Bati, Teluk Betung, Sungsang, Begayut, Tebing Tinggi, Lampung dan lain-lain.
Di antara murid-muridnya seperti:
● Kgs.H. Zuber bin Kgs.H. Agus (w.1958)
● Drs. Barmawi Umari
● KH. Mallawie Husien Campang Tiga (w.2002)
● Sayid Masyhur al-Khirid (w.1983)
● Sayid Alwi Bahsin (w.1985)
● Ki. Hasanuddin
● KH. Mukmin
● KH. Daud Rusydi (w.1987)
● Ki.Kgs.H.A. Rohim Ghani
● KH.A. Hamid / Cek Ahmad Pedamaran
● KHM. Zen Syukri (w.2012)
● KH. Abu Nawar (w.1986)
● HM. Ali Amin SH, (w.2011)
● KHM. Zen Pemulutan
● KH. Abubakar Bastari (w.1971)
● KH. Abdullah Zawawi (w.2013)
● Ki.Kms.H. Ismail Umary (w.1971)
● dll.
Bagi mereka yang berasal dari luar kota, mereka menginap/mondok di rumahnya yang lain yang terletak di Lorong Fakhruddin, tidak jauh dari langgarnya (rumah darat). Untuk keperluan bersuci bagi murid-muridnya, ia membuat sebuah kambang (kolam) di samping rumah langgar. Kambang ini dibuat pada tahun 1912 dan kini telah ditimbun.
Di Majelis Ta’lim ini dipelajari berbagai ilmu agama, seperti: Pengajian al-Quran, Nahwu-Shorof, Ushuluddin, Fiqih, tasawwuf dan lain-lain. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada waktu itu dilakukan setiap hari, kecuali hari Selasa, dari pukul 09.00-12.00 Wib.
Daftar Pelajaran/Cawisan
Ahad : –Minhaj al-‘Abidin (Tasawuf)
Senin : Tarekat Sammaniyah
Selasa : libur
Rabu : – Hidayah as-Salikin (Tasawuf)
– Sair as-Salikin (Tasawuf)
Kamis : – Syarah Ushul at-Tahqiq
Jum’at : – al-Hikam (Tasawuf)
– ad-Dur an-Nafis (Tauhid)
Sabtu : – Sabil al-Muhtadin (fiqh)
– I’anah at-Thalibin (fiqh)
Selain itu pula disediakan perpustakaan yang mengoleksi ratusan kitab-kitab agama yang penting baik yang sudah dicetak maupun masih berupa naskah tulisan tangan (manuskrip).
Dari tahun ketahun muridnya kian bertambah banyak, sehingga rumahnya tak mampu lagi untuk menampung murid-muridnya. Oleh sebab itu, atas desakan murid-muridnya agar merenovasi rumahnya yang lama dan mendirikan sebuah langgar yang lebih besar supaya lebih leluasa dalam memberikan pelajaran kepada para muridnya. Akhirnya didirikanlah rumah langgar yang sebelumnya merupakan rumah limas endep yang berukuran kecil. Rumah lamanya ini dibongkar dan didirikan rumah langgar yang baru berlantai dua (rumah panggung) secara gotong royong pada tanggal 11 Jumadil Awal 1343H (1924), berukuran 12 x 13.90 m2.
Demikianlah Majelis Ta’lim yang diambil dari namanya ini diasuh dengan segala suka dan dukanya, hingga beliau wafat pada tahun 1953, disaat Majelis Ta’lim yang ia asuh telah berjalan ½ abad atau 51 tahun.
Setelah beliau wafat, Majelis Ta’lim ini dilanjutkan dan diasuh oleh puteranya yang bernama Ki. Kms.H. Ismail Umary dengan mempergunakan waktu, hari, system dan metode yang tidak banyak berbeda dengan ayahnya. Ia mengasuh Majelis Ta’lim ini selama 18 tahun dengan segala keikhlasannya sampai wafat pada tahun 1971.
Kemudian Majelis Ta’lim Umariyah ini dilanjutkan dan diasuh oleh saudaranya, Kms. Muhammad Dahlan Umary yang dikenal dengan panggilan ustaz Dahlan, dengan dibantu oleh keponakannya, Kms.A.Rahman Ismail. Ustaz Dahlan mengasuh Majelis Ta’lim hanya Selama 6 tahun, sebab pada tahun 1977 beliau berpulang ke rahmatullah. Majelis Ta’lim selanjutnya diasuh oleh Drs.Kms.A.Rahman Ismail, karena kesibukannya sebagai PNS yang menjabat Kepala KUA Kecamatan Ilir Timur waktu itu, maka Majelis Ta’lim diserahkan kepada ustaz H. Abdul Hamid yang terkenal dengan sebutan Cek Ahmad Pedamaran.
Hingga sekarang, Majelis Ta’lim Umariyah telah berusia seabad lebih atau tepatnya 108 tahun dari sejak berdirinya. Kini kegiatannya berupa: pengajian al-Quran, Bimbingan Ibadah Haji, Syarofal Anam, Ratib Samman, perpustakaan, menerbitkan buku, brosur-brosur dan lain-lain. yang masih diasuh oleh anak dan cucu Ki. Kms.H. Umar diantaranya ialah Kms.H.M. Salim Umary dan Kms.H. Andi Syarifuddin, S.Ag.
Sedangkan Perpustakaan Umariyah, dengan beberapa koleksi naskah kunonya (manuskrip) telah menarik pengunjung dari berbagai daerah bahkan manca Negara seperti: Jepang, Belanda, Australia, Malaysia dan lain-lain untuk keperluan riset dan penelitian.
Sanad-sanad Keilmuan Ki.Kms.H. Umar
۩ Sanad Tarekat Sammaniyah:
1. Allah SWT
2. Jibril AS.
3. Nabi Muhammad SAW. (wafat 632)
4. Sayidina Ali bin Abi Thalib (w.661)
5. Hasan Al-Basri (w.728)
6. Habib Al-Ajami (w.738)
7. Daud At-Tha’i (w.777)
8. Makruf Al-Karkhi (w.815)
9. As-Sari As-Saqathi (w.867)
10. Al-Junaid Al-Baghdadi (w.910)
11. Mamsya’ Ad-Dainuri (w.912)
12. Muhammad Ad-Dainuri
13. Muhammad Al-Bakri
14. Wajihuddin Al-Qadhi
15. Syekh Umar Al-Bakri
16. Abin Najib As-Suhrawardi (w.1168)
17. Qutbuddin Al-Abhari
18. Ruknuddin Muhammad An-Najasyi
19. Syahabuddin At-Tabrizi
20. Jamaluddin Al-Ahwari
21. Abi Ishak Ibrahim Al-Zahid Al-Kailani
22. Akha Muhammad Al-Khalwati (w.1316)
23. Pir Umar Al-Khalwati (w.1397)
24. Muhammad Mirum Al-Khalwati (w.1462)
25. Syekh Izzuddin
26. Pir Shadruddin
27. Abu Zakaria Al-Syarwani Al-Bakuni
28. Pir Muhammad Al-Azaljani
29. Syekh Jili Sultan Al-Aqrai/Jamal Al-Khalwati
30. Syekh Khairuddin Al-Tauqai
31. Syekh Sya’ban Afandi Al-Qastamuni
32. Sayidi Muhyiddin Al-Qastamuni
33. Sayidi Umar Al-Fuadi
34. Syekh Ismail Al-Jurumi
35. Syekh Ali Afandi Qurabasi (w.1650)
36. Syekh Mustafa Afandi Al-Adranuri
37. Syekh Abdul Latif
38. Syekh Mustafa Al-Bakri bin Kamaluddin (w.1749)
39. Syekh Muhammad Samman bin Abdul Karim Al-Madani (w.1776)
40. Syekh Abdus Samad bin Abdurrahman Al-Palembani (w.1819)
41. Syekh Kgs. Muhammad Akib bin Kgs. Hasanuddin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar