Rabu, 17 Desember 2025

Menghidupkan Kembali Warisan Sejarah dan Budaya Palembang

 



Berikut beberapa contoh karya dan bentuk sastra klasik Palembang, baik yang berasal dari masa Kesultanan Palembang maupun tradisi lisan masyarakat. Sastra ini umumnya ditulis atau disampaikan dalam bahasa Melayu Palembang klasik, berpadu unsur Arab dan budaya lokal.
---
πŸ“œ 1. Syair
Sastra berbentuk puisi panjang, tiap bait 4 baris, berima a-a-a-a. Biasanya digunakan untuk menceritakan sejarah, dakwah, atau nasehat.
> Syair Perahu (versi Palembang)
Baik-baik membawa perahu
Jangan sampai karam ke tepi
Dengan hati janganlah gaduh
Supaya selamat jalan nanti
> Syair Nasihat adat Palembang
Barang siapa tahu asalnya
Jangan tinggalkan adatnya
Palembang besa negeri tuanya
Budi pekerti jadi utamanya
---
πŸ—£️ 2. Gurindam
Puisi dua baris, baris pertama sebab, baris kedua akibat. Berisi ajaran moral.
> “Jika adat tidak dipakai,
Rusak bangsa tidak terubai.”
> “Jika bahasa tak dijunjung tinggi,
Luntur jati diri negeri.”
---
πŸ“– 3. Hikayat
Cerita panjang berbentuk prosa klasik, sering tentang sejarah atau tokoh raja.
✒ Contoh tema Hikayat Palembang:
Hikayat Sultan Mahmud Badaruddin
Hikayat Si Pahit Lidah (versi Sumatera Selatan)
Hikayat Palembang Darussalam
---
πŸ•Œ 4. Teks Keagamaan Tulisan Jawi–Arab Melayu
Pada abad 18–19, ulama Palembang menulis kitab keagamaan dengan aksara Jawi. Contoh pengarang:
πŸ“Œ Syekh Abdus Somad Al Palembani (penulis Kitab Hidayatus Salikin dan Sairus Salikin)
πŸ“Œ Kyai Muara Ogan
πŸ“Œ Kemas Fachruddin (mufti Kesultanan)
πŸ“Œ Abdurrahman Mufti (menulis risalah syariah)
---
πŸ’ 5. Pantun Palembang
Biasanya dibacakan menjelang serahan, lamaran, dan pernikahan adat.
> Tepak sirih berisi pinang
Diikat benang dari Tanjung Batu
Kami datang bukan sembarang
Hendak melamar anak tuanku
> Gigi puntung jatuh ke lantai
Hati berguncang rasa berdebar
Datang betung bukan nak santai
Datang bertandang hendak meminang
---
πŸ“’ 6. Petatah–petitih (Peribahasa adat Palembang)
> “Biar mati anak, jangan mati adat.”
“Adat bersendi syara’, syara’ bersendi Kitabullah.”
“Sekentung seketung, hukum dijunjung.”
---
☁ 7. Cerita rakyat / Dongeng
Legenda Kemaro (Gunung Kemaro)
Putri Kembang Dadar
Asal-usul Sungai Musi dan Negeri Palembang
---
🎭 8. Naskah Tradisi Pertunjukan
Dul Muluk – teater rakyat Palembang dengan unsur Islam dan Melayu.
Gambus Palembang (nyanyian hikayat).
---
πŸ“š Penutup
Sastra klasik Palembang adalah bagian dari warisan Kesultanan Palembang Darussalam yang mencerminkan adab, islamisasi, dan kebijaksanaan lokal. Banyak naskah kuno saat ini tersimpan di Museum SMB II, koleksi keluarga bangsawan, dan pondok pesantren tradisional.
---


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dies Natalis SABAK ke 32 : "Dari Orange Kampus Ke Hijau Semesta"

  DIES NATALIS KE-32 MAPALA SABAK “Dari Oranye Kampus, ke Hijau Semesta” By : Yoel Hendrawan Angkatan: Pondhas (05-98.065) Di tanggal dua be...