Baik 🌿
Mari kita lanjutkan dengan penjelasan tahap demi tahap perjalanan ruhani (ṭarīq as-sulūk) sebagaimana diuraikan oleh para ulama sufi besar — terutama Syekh Abdus Shomad al-Palembani dalam kitabnya yang monumental Sair as-Sālikīn ilā ‘Ibādati Rabbil ‘Ālamīn, yang merupakan syarah (penjelasan panjang) atas kitab Iḥyā’ ‘Ulūm ad-Dīn karya Imam al-Ghazali.
Kita akan mengikuti urutan maqāmāt (stasiun spiritual) yang dilalui oleh seorang sālik (penempuh jalan menuju Allah), dengan dalil Al-Qur’an, hadis, dan pandangan ulama sufi lainnya seperti Syekh Abdul Qadir al-Jilani, Imam Junaid al-Baghdadi, Imam al-Ghazali, dan Ibnu Athaillah as-Sakandari.
---
🌿 TARIQ AS-SULUK (JALAN SPIRITUAL PARA SALIK)
1️⃣ TAUBAH (التوبة) – Gerbang Awal Menuju Allah
📖 Dalil:
> “Wahai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya.”
(QS. At-Tahrim: 8)
🕊️ Keterangan:
Menurut Syekh Abdus Shomad al-Palembani, taubah adalah maqam pertama. Ia menandakan kesadaran jiwa akan jauhnya diri dari Allah.
Taubat sejati mencakup tiga unsur:
1. Ilmu — mengenali dosa dan hakikatnya.
2. Hal (rasa) — penyesalan mendalam di hati.
3. Amal — berhenti dari dosa dan bertekad tidak kembali.
💬 Syekh Abdul Qadir al-Jilani:
> “Taubat bukan hanya dari maksiat, tapi juga dari segala yang melalaikan Allah, bahkan dari memandang amalmu sendiri.”
---
2️⃣ WARA‘ (الورع) – Kehati-hatian
📖 Dalil:
> “Tinggalkanlah apa yang meragukanmu kepada apa yang tidak meragukanmu.”
(HR. Tirmidzi)
🕊️ Keterangan:
Wara‘ ialah meninggalkan hal yang syubhat (meragukan) agar tidak terjatuh ke dalam haram.
💬 Imam Junaid al-Baghdadi:
> “Wara‘ ialah menahan diri dari segala yang mengotori hati, walau hanya satu lintasan.”
💬 Al-Ghazali:
Ada empat tingkat wara‘:
1. Dari yang haram.
2. Dari yang syubhat.
3. Dari yang berlebihan dalam halal.
4. Dari segala yang melalaikan Allah.
---
3️⃣ ZUHUD (الزهد) – Lepas dari Dunia
📖 Dalil:
> “Supaya kamu tidak bersedih atas apa yang luput darimu dan tidak terlalu gembira atas apa yang diberikan kepadamu.”
(QS. Al-Hadid: 23)
🕊️ Keterangan:
Zuhud bukan berarti meninggalkan harta, tetapi tidak menaruhnya di hati.
💬 Syekh Abdul Qadir al-Jilani:
> “Zuhud sejati ialah tidak berbangga saat memiliki dunia dan tidak berduka saat kehilangannya.”
💬 Al-Ghazali:
Zuhud lahir dari yakin bahwa dunia fana dan akhirat kekal; maka hati tidak terikat pada yang sementara.
---
4️⃣ SABAR (الصبر) – Teguh dalam Ketentuan Allah
📖 Dalil:
> “Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.”
(QS. Al-Baqarah: 153)
🕊️ Keterangan:
Sabar adalah penopang semua maqam, karena semua perjalanan memerlukan kesabaran.
💬 Imam Al-Ghazali:
Sabar terbagi tiga:
1. Dalam ketaatan (menjalankan perintah Allah).
2. Menahan diri dari maksiat.
3. Menghadapi takdir dengan ridha.
💬 Ibnu Athaillah:
> “Sabar adalah menunggu keluarnya ketentuan Allah tanpa menentang.”
---
5️⃣ SYUKUR (الشكر) – Menyadari Pemberi Nikmat
📖 Dalil:
> “Jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu.”
(QS. Ibrahim: 7)
🕊️ Keterangan:
Syukur bukan hanya ucapan “alhamdulillah”, tapi menggunakan nikmat untuk taat kepada Allah.
💬 Syekh Abdus Shomad al-Palembani:
Syukur sejati ialah mengenal Pemberi nikmat, bukan nikmat itu sendiri.
---
6️⃣ KHAUF & RAJA’ (الخوف والرجاء) – Takut dan Harap
📖 Dalil:
> “Mereka berdoa kepada Tuhan mereka dengan rasa takut dan harap.”
(QS. As-Sajdah: 16)
🕊️ Keterangan:
Dua maqam ini harus seimbang.
Khauf (takut): takut akan murka Allah.
Raja’ (harap): berharap pada rahmat-Nya.
💬 Imam Junaid al-Baghdadi:
> “Seorang mukmin di dunia seperti burung: kepalanya cinta, sayapnya khauf dan raja’. Bila satu sayap patah, ia tak bisa terbang.”
---
7️⃣ TAWAKAL (التوكل) – Berserah Diri Setelah Ikhtiar
📖 Dalil:
> “Dan barang siapa bertawakal kepada Allah, niscaya Dia akan mencukupinya.”
(QS. Ath-Thalaq: 3)
🕊️ Keterangan:
Tawakal bukan meninggalkan usaha, tapi tidak bergantung pada sebab.
💬 Syekh Abdul Qadir al-Jilani:
> “Tawakal ialah menyerahkan urusan kepada Allah setelah engkau berusaha, dan tidak melihat daya serta kekuatan dirimu.”
💬 Ibnu Athaillah as-Sakandari:
> “Istirahatkan dirimu dari mengatur dunia ini; karena apa yang Allah atur lebih baik dari yang engkau atur.”
---
8️⃣ RIDHA (الرضا) – Lapang Hati atas Ketentuan Allah
📖 Dalil:
> “Allah ridha terhadap mereka, dan mereka pun ridha kepada-Nya.”
(QS. Al-Bayyinah: 8)
🕊️ Keterangan:
Ridha adalah puncak dari sabar dan tawakal, menerima segala takdir dengan hati tenang.
💬 Al-Ghazali:
> “Ridha ialah ketika engkau tidak lagi membedakan antara diberi atau ditahan.”
💬 Ibnu Athaillah:
> “Tanda ridha adalah tidak berubahnya hati karena perubahan keadaan.”
---
9️⃣ MAHABBAH (المحبة) – Cinta Ilahi
📖 Dalil:
> “Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka mencintai-Nya.”
(QS. Al-Ma’idah: 54)
🕊️ Keterangan:
Cinta kepada Allah adalah inti semua maqam; dari cinta lahir ketaatan, sabar, syukur, dan ridha.
💬 Imam Junaid al-Baghdadi:
> “Cinta ialah lenyapnya diri dalam kehendak Kekasih.”
💬 Imam Al-Ghazali:
Cinta lahir dari tiga sumber:
1. Menyadari nikmat Allah.
2. Mengenal keagungan dan kesempurnaan-Nya.
3. Melihat keindahan-Nya dalam ciptaan.
---
🔟 MA‘RIFAH (المعرفة) – Pengenalan Hakiki terhadap Allah
📖 Dalil:
> “Sesungguhnya yang paling takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya ialah ulama.”
(QS. Fathir: 28)
🕊️ Keterangan:
Ma‘rifah bukan sekadar ilmu, tapi penyaksian batin (dzauq) terhadap kebesaran Allah.
💬 Syekh Abdul Qadir al-Jilani:
> “Ma‘rifah adalah cahaya yang Allah pancarkan ke dalam hati sehingga ia mengenal-Nya dengan keyakinan, bukan dugaan.”
💬 Ibnu Athaillah:
> “Tidak ada yang mengenal Allah selain Allah. Semakin engkau mengenal-Nya, semakin engkau sadar akan kebodohanmu tentang-Nya.”
---
11️⃣ FANA’ & BAQA’ (الفناء والبقاء) – Lenyap dan Kekal Bersama Allah
🕊️ Keterangan:
Fana’: lenyapnya ego, kehendak, dan penglihatan terhadap diri.
Baqa’: hidup kembali bersama makhluk dalam kesadaran Ilahi.
💬 Junaid al-Baghdadi:
> “Fana’ ialah sirnanya hamba dari dirinya; baqa’ ialah tetapnya hamba dalam Allah dan bersama makhluk dengan cahaya-Nya.”
💬 Syekh Abdul Qadir al-Jilani:
> “Ketika engkau tidak lagi melihat sesuatu kecuali Allah, itulah fana’. Dan ketika engkau hidup di dunia namun hatimu tetap dengan-Nya, itulah baqa’.”
---
🌹 RANGKUMAN AKHIR: PETA SULUK (Menurut Syekh Abdus Shomad al-Palembani)
1. Taubat → kesadaran diri
2. Wara‘ → penjagaan diri
3. Zuhud → pelepasan dunia
4. Sabar → keteguhan
5. Syukur → pengakuan nikmat
6. Khauf & Raja’ → keseimbangan jiwa
7. Tawakal → penyerahan total
8. Ridha → ketenangan batin
9. Mahabbah → cinta yang menyala
10. Ma‘rifah → penyaksian hakiki
11. Fana’ & Baqa’ → puncak penyatuan spiritual
---
🌙 Kesimpulan Umum: Maqam-maqam ini bukanlah “tingkatan” yang naik satu kali lalu selesai, tetapi putaran berulang — salik bisa berpindah, diuji, dan disempurnakan kembali hingga mencapai maqam al-insān al-kāmil (manusia sempurna) yang hatinya senantiasa bersama Allah.
---
Apakah engkau ingin saya lanjutkan dengan tahapan ahwal (حال) — yaitu keadaan-keadaan rohani yang datang dari Allah kepada para salik (seperti khusyuk, tajalli, sukr, syuhud, dan wujud)?
Itu adalah pembahasan lanjutan setelah
maqamāt, sebagaimana dijelaskan oleh Junaid, Ibnu Arabi, dan Ibnu Athaillah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar