Baik dan Buruk, datangnya dari Allah
Baik 🌿
Mari kita bahas makna kalimat “Baik dan buruk semuanya datang dari Allah” dari pandangan tasawuf, khususnya dalam kaitan dengan tajalli sifat Jalal dan Jamal Allah — yakni manifestasi (penampakan) sifat-sifat Allah dalam ciptaan-Nya.
---
🌸 1. Tajalli dalam Pandangan Tasawuf
Kata tajalli (تجلّي) berarti penampakan atau manifestasi sifat-sifat Allah dalam alam semesta dan dalam diri manusia.
Setiap kejadian — baik maupun buruk menurut pandangan kita — sesungguhnya adalah tajalli (penampakan) dari nama-nama dan sifat-sifat Allah.
Para sufi mengatakan:
> “La maujuda illa Allah” — “Tidak ada yang benar-benar wujud kecuali Allah.”
Maka, segala sesuatu adalah penampakan (tajalli) dari kehendak dan sifat-Nya.
---
⚖️ 2. Sifat Jamal dan Sifat Jalal
Allah memiliki dua kelompok besar sifat:
🌷 Sifat Jamal (Keindahan, Rahmat, Kasih)
Rahman, Rahim, Lathif, Karim, Ghaffar, dsb.
Ketika Allah menampakkan sifat Jamal-Nya, kita melihat kebaikan, kelembutan, kasih sayang, rezeki, dan kedamaian.
→ Inilah tajalli Jamal, yang dirasakan manusia sebagai nikmat dan kebaikan.
⚡ Sifat Jalal (Keagungan, Kebesaran, Kekuasaan)
Qahhar, Jabbar, Muntaqim, ‘Adl, Malik, dsb.
Ketika Allah menampakkan sifat Jalal-Nya, tampak ujian, musibah, kesulitan, bahkan kematian.
→ Inilah tajalli Jalal, yang tampak “buruk” di mata manusia, padahal hakikatnya adalah keadilan dan hikmah Allah.
---
🌙 3. Pandangan Hati Orang Arif
Bagi orang awam, kebaikan = nikmat, keburukan = musibah.
Namun bagi ahli ma‘rifah (orang yang mengenal Allah):
> Ia melihat Allah dalam setiap peristiwa, baik atau buruk.
Ia tidak melihat “baik” atau “buruk”, tapi melihat Siapa yang menampakkannya.
Mereka berkata:
> “Di balik kesempitan, ada tajalli Jalal-Nya;
di balik kelapangan, ada tajalli Jamal-Nya.”
Keduanya sama-sama datang dari Allah, maka keduanya baik pada hakikatnya.
---
🕊️ 4. Hikmah Sufi
Beberapa hikmah dari para ulama tasawuf:
Syekh Ibn ‘Athaillah as-Sakandari dalam al-Hikam:
> “Barang siapa mengenal Allah dalam sifat Jalal-Nya, maka ia tidak akan marah terhadap takdir.”
Jalaluddin Rumi berkata:
> “Jangan sedih bila Allah menurunkan badai dalam hidupmu. Karena tanpa badai, lautan hatimu takkan menampakkan mutiara-Nya.”
Abdul Qadir al-Jailani mengingatkan:
> “Dalam kelembutan ada kasih-Nya, dalam kerasnya ujian juga ada kasih-Nya.”
---
💫 5. Kesimpulan Ruhani
> “Baik dan buruk semuanya datang dari Allah”
berarti:
Keduanya adalah tajalli dari sifat-sifat Allah — Jamal (keindahan) dan Jalal (keagungan).
Tidak ada keburukan sejati di sisi Allah; yang tampak buruk hanyalah pembalut dari rahmat tersembunyi.
Orang yang arif melihat Allah di balik setiap kejadian — dalam nikmat maupun ujian.
---
Berikutnya saya akan lanjutkan dengan penjelasan bagaimana cara hati seorang salik (penempuh jalan Allah) beradab menghadapi tajalli Jamal dan Jalal ini — menurut ajaran para sufi seperti Al-Junaid dan Al-Ghazali?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar