Moch Djamhar Abdul Karim :
===================
MANAQIB
SYEKH ABUL QOSIM
JUNAEDI AL-BAGHDADI
===================
Madzhab Tasawuf selain Memakai Jalur Imam Al Ghozali juga MURRI Memakai Jalur Imam Al Baghdadi.
Syeikh Abul Qasim Adalah Putera Seorang Pedagang Barang Pecah Belah (Kaca) yg Bernama Muhammad Al-Zujaj yang Tinggal didaerah Nahawand. Syekh Abul Qosim juga Merupakan Keponakan dari Ulama Sufi Besar yaitu Syekh Sarris Saqothi, Beliau juga dekat dgn Imam Al-Muhashibi dan Tertulis dikitab Tadzkirotul Awliya Bahwa Beliau Lahir, Besar dan Wafat di Baghdad Iraqi".
"Syekh Abul Qasim Al-Junaidi ini Merupakan Tokoh Terkemuka dan Berpengaruh dari Mazhab Tasawuf, maka itu Beliau Mendapat Gelar sbg Sayyidush Shufiyah (Sayyidnya Kaum Sufi). Beliau Berhasil Membuat Cara-cara or Metode dgn Seluruh Rangkaian Latihan Sufisme Ortodoks Islam didalam Kegiatan Sehari-hari. Beliau Menjelaskan Pemahaman-pemahamannya didalam Pengajaran Tasawuf itu dan Rangkaian Surat-suratnya pun hingga Kini Masih Terawat yg Mana Surat itu Beliau Tujukan kepada Sejumlah Tokoh pada Masanya. Beliau juga dikenal sbg Mufti Mazhab Imam Tsauri, yakni : Murid Imam Syafi’i. Sejak kecil Beliau sudah dikenal telah Memiliki Kedalaman Spiritual, Seorang yg Tekun dan Sungguh-sungguh, Sangat disiplin, Bijaksana, Cepat Memahami akan Suatu Hal yg Rumit dan Memiliki Intiusi yg Tajam".
MENOLAK PEMBERIAN :
"Pernah Suatu Hari, Beliau Pulang ke Rumah dari Madrasahnya dan Beliau Menjumpai Ayahnya (Muhammad Zujaj) sedang Menangis lalu Beliau Bertanya : "Ayah, Apa yg Terjadi.?”||"Ayah Ingin Memberikan Hadiah kpd PamanMu (Syekh Sarris Saqoti) Tetapi Ia ndak Mau Menerimanya, Ayah Menangis karena Ayah telah Mencurahkan Hidup Ayah hanya Tuk dapat Menyisihkan Uang Sebesar 5 Dirham ini, namun Ternyata Uang ini ndak Memenuhi Syarat Tuk dapat diterima oleh Salah Seorang Kekasih Alloh”|| Junaidi Kecil Langsung Berkata : "Berikan Uang itu kpdKu dan Aku yg akan Memberikannya kpd Paman Sarri"|| (Sang Ayah memberikan Uang itu lalu Junaid pun Pergi Begitu Sesampainya dirumah Pamannya Ia pun Mengetuk Pintu)|| Pamannya Berkata : "Siapa itu.?”|| "Junaid, Paman. Bukalah Pintunya dan Terimalah Tawaran Hadiah ini"|| "Aku ndak Menerimanya”|| "Aku Mohon, Terimalah ini, Demi Alloh Yang telah begitu Dermawan kpdMu dan telah Bagitu Adil pada AyahKu"|| Apa MaksudMu.?|| Junaidi Kecil Menjelaskan : “Alloh sudah Begitu Dermawan kpdMu karena DIA telah MenganugerahkanMu Kemiskinan. Sedangkan AyahKu, Alloh telah Begitu Adil dgn Menyibukkannya Urusan-urusan Dunia. Engkau Memiliki Kebebasan Tuk Menerima or Menolak Sekehendak HatiMu. Sedangkan AyahKu, Suka or ndak Suka Tetap harus Menyampaikan Hadiah yg dititipkan Alloh Padanya kpd Orang yg Berhak”|| (Lalu Pamannya Luluh sambil Berkata) : “AnakKu, sebelum Aku Menerima Pemberian ini, Aku telah Lebih Dahulu MenerimaMu”|| (Lalu Sang Paman Membuka Pintu dan Menerima Pemberian itu kemudian Ia Menempatkan Junaid Kecil ditempat yg Istimewa didalam Hatinya".
==============
MAKNA SYUKUR :
"Ketika Junaidi Berusia 7 Tahun Pamannya itu Mengajaknya Berhaji. Ketika itu Ada Ta'lim Halaqoh di Masjidil Haram Membahas Ttg Syukur oleh 400 Syeikh. Setelah Masing-masing Syeikh Mengemukakan Pandangannya, Uniknya Pamannya itu Berkata kpd Junaidi Kecil : "Utarakanlah PendapatMu, Wahai AnakKu”|| Junaidi Kecil Menjawab : “Syukur itu Adalah Engkau ndak Bermaksiat kpd Alloh dgn Menggunakan Segala Karunia yg telah dianugerahkan kpdMu dan ndak Menjadikan KaruniaNYA sbg Sumber ketidak-taatan kpdNYA". Lalu Para Syekh Berkata : "Bagus Sekali Pandangannya itu, Benar-benar merupakan Cita-cita bagi Para Mukmin Sejati" shg ke-400 Syeikh itu Bersepakat, bahwa ndak ada Definisi Syukur yg lebih Baik daripada Apa yang telah dikatakan oleh Junaidi ini. Pamannya Berkata kpd Junaidi Kecil : "AnakKu, Akan Tiba Saatnya, LidahMu menjadi Sebuah Karunia Istimewa dari Alloh TukMu, dari Mana Kamu Belajar.?”|| (Mendengar itu Junaidi Menangis sambil Menjawab Lirih) : "Dari Duduk-duduk BersamaMu”.
BERDAGANG :
"Junaidi Ketika itu Kembali ke Baghdad dan Menjadi Penjual Barang Pecah Belah (Terbuat dari Kaca). Setiap Hari Ia Pergi ke Tokonya lalu Menutup Tirai Tokonya kemudian Melaksanakan Sholat Sunnah Sebanyak 400 Rokaat (Ini Ia Lakukan Setiap Hari) setelah itu ia Meninggalkan Tokonya Menuju kesebuah Ruangan diserambi Rumah Pamannya. Disanalah Ia Menyibukkan Dirinya dgn Penjagaan Hati. Ia Menghamparkan “Sajadah Waro'”, sehingga ndak Ada Sesuatu pun yg Bisa Mengganggu Hati dan Pikirannya selain hanya Alloh... Alloh... Alloh...".
IBADAH :
"Telah disebutkan Banyak Riwayat Ttg Syekh Junaidi ini Bahwa Beliau Menunjukkan Bukti Kesungguhannya
Selama 40 Tahun Sibuk Menekuni Riyadhoh-riyadhoh Sufi. Selama 30 Tahun, Beliau Sholat Malam lalu Mengulang-ulang Asma' Alloh... Alloh... Alloh...’ hingga Waktu Shubuh dan Beliau Selama Puluhan Tahun Melaksanakan Sholat Shubuh dgn Wudhu pada Malam Sebelumnya (ndak Batal-batal Wudhu). Beliau Pernah Berkata : “Setelah 40 Tahun Berlalu, Kesombongan Merasuki DiriKu, Aku Merasa telah Mencapai TujuanKu".
"Setelah 40 Tahun diisi dgn Ibadah, Jalan Kewaro'an, Perenungan-perenungan Diri saatnya Beliau Keluar Tuk Berhablum Minannas spt Umumnya Manusia. Ia Banyak Ujian Mulai dari Fitnah ini dan itu, Mulai dari Seorang Budak Wanita Cantik yg dititahkan Sang Kholifah Tuk Mengujinya dgn Alasan Minta dibimbing ke Jalan Alloh SWT shg karena Pura-pura Wanita itu Alloh Taqdirkan Meninggal Dunia dihadapannya. Sang Kholifah pun Bertanya : “Wahai Syeikh, Mengapa Engkau Tega Membunuh Wanita yg Begitu Cantik.?”|| Syekh Junaidi Menjawab : “Wahai Amirul Mukminin, Kasih SayangMu kpd Orang-orang Mukmin Begitu Besarnya"|| Maksudnya.?|| "Maksudnya Adalah Sampai-sampai Engkau ingin Melenyapkan Masa 40 Tahun KedisiplinanKu yg Ku Isi dgn Waro’ dan Ibadah-ibadah Lainnya dgn Mengutus Wanita spt itu". Setelah Peristiwa itu Nama Beliau Begitu Masyhur dimana-mana hingga ke Penjuru Dunia".
===============
MULAI KHUTBAH :
"Saat Lidah Junaidi telah Mahir Mengutarakan Kata-kata yg Menakjubkan, Paman Sekaligus Gurunya itu Berkata : "Telah Wajib, BagiMu Tuk Berkhutbah dimuka Umum"|| Junaidi Berkata : “Saat Ada Sang Guru maka Tak Pantas Bagi Si Murid Tuk Berkhutbah" hingga pada Suatu Malam Beliau Mimpi Berjumpa dgn Nabi S.A.W. hingga Mendapatkan Titah : “Berkhutbahlah”. Keesokan Paginya Syekh Junaid pun Pergi Silaturahmi kpd Syekh Sarri Tuk Menceritakan Mimpinya itu. Namun Ketika Beliau mau kerumah Pamannya itu Syekh Sarri sudah Mencegatnya dan Berdiri didepan Pintu Rumahnya sambil Berkata : “Sampai saat ini, Engkau Tetap Masih Ragu-ragu, Menunggu Orang-orang Lain MemintaMu Tuk Berkhutbah. Kini Engkau harus Ceramah dimuka Umum karena Kata-kataMu telah dijadikan Sarana bagi Keselamatan Ummat diseluruh Dunia. Kamu ndak Mau Bicara saat Para Murid MembujukMu Tuk Berbicara, Kamu ndak mau Bicara saat Para Syeikh Kota Baghdad MemintaMu Tuk Berbicara, Kamu juga ndak mau Bicara Walaupun Aku telah MendesakMu Tuk Berbicara. Sekarang, Nabi S.A.W. Telah MemerintahkanmMu Tuk Berbicara kpd Ummatnya maka Kamu harus Berbicara”|| Syekh Junaidi hanya Menjawab : "Ya Alloh, Maafkanlah HambaMU ini. “Paman, Bagaimana Engkau Tahu Kalau Aku Berjumpa dgn Nabi S.A.W. dalam MimpiKu.?”|| “Aku Bertemu dgn Alloh dalam MimpiKu, DIA Berkalam : "AKU telah Mengutus RosulKU Tuk Meminta Junaidi Berkhutbah diatas Mimbar”|| Spontan Syekh Junaidi Menjawab : "Kalau Begitu, Aku akan Berkhutbah, Namun dengan Satu Syarat, yg hadir ndak Lebih dari 40 Orang”. Suatu Ketika Beliau Khutbah Berkata : “Aku ndaklah Berkhutbah dimuka Umum sampai 30 Wali Besar Mengatakan kpdKu bahwa Aku sudah Pantas Tuk Menyeru kpd Manusia Tuk Mengajak Mereka kepada Alloh SWT”. Beliau pun Pernah Berkhutbah spt ini : “Selama 40 Tahun Aku Duduk Menjaga HatiKu kemudian selama 10 Tahun HatiKu yg MenjagaKu dan Kini telah Genap 20 Tahun dimana Aku ndak Mengetahui Apa-apa Ttg HatiKu dan HatiKu pun ndak Mengetahui Apapun Ttg Aku”. Beliau pun Pernah Berkata : “Selama 30 Tahun, Alloh Berbicara kpd Junaidi dgn Lidah Junaidi ini, Junaid ndak Berada disana Sama Sekali, namun Manusia ndak Mengetahuinya”. Suatu Hari Beliau Berkhutbah dihadapan 40 Orang, yg Mana 18 Orang diantaranya Langsung Meninggal Dunia dan 22 Orang Lainnya Jatuh ke Tanah Tak Sadarkan Diri. Mereka kemudian diangkat dan dibawa Pulang ke Rumah Mereka Masing-masing.
Dilain Hari, Beliau Berkhutbah sedangkan diantara Hadirin ada Seorang Pemuda Kristen, namun Tak ada Seorang pun yang Mengetahui bahwa Pemuda itu bBeragama Nasrani. Selesai Khutbah Pemuda itu pun Mendekati Syekh Junaidi dan Berkata : “Nabi Bersabda "Berhati-hatilah terhadap Pengetahuan Orang yg Beriman, karena Ia Melihat dgn Cahaya Tuhan”|| Syekh Junaidi Nenjawab : “Yang Benar Adalah Engkau harus Menjadi Seorang Muslim karena ini Adalah Acara Khusus bagi Muslim”. Seketika itu Pula Pemuda tadi itu Bersyahadat shg Menjadi seorang Muslim".
KHUTBAH TERAKHIR :
"Setelah Junaidi berkhotbah beberapa kali namun Masyarakat Banyak yg Menentangannya. Akhirnya Beliau pun Berhenti Berkhutbah dan kemudian kembali ke Kamar Riyadhohnya. Namun disisi Lain Banyak Masyarakat yg Mendesaknya Tuk Terus Berkhutbah namun Beliau Menolaknya. Pernah ketika Musim Haji Beliau Berjalan Kaki dari Baghdad ke Mekah sesampainya disana Banyak Orang yg Mengetahuinya shg Beliau Membawa Banyak Sekali Rombongan Haji Namun Beliau Ingin Menyendiri sehingga Beliau Berkhutbah : "Laa IlaaHa Illaa Ana, Tiada Tuhan Selain AKU" sehingga Beliau dikatakan telah Sesat dan Akhirnya ditinggalkan oleh Ribuan Jamaah Haji itu shg Beliau Bisa Leluasa Berhaji Seorang Diri. Beliau pun yg Berkata dgn Perkataan yg Cukup Masyhur dikalangan Ulama Thareqat, yaitu : "Barangsiapa yg Beramal Tanpa Guru yg Bersanad maka Gurunya itu Adalah Syetan (Pembohong)". Beliau juga Pernah ditanya Mengapa ndak Berkhutbah lagi Beliau Menjawab : “Aku Menemukan sebuah Hadist dimana Nabi S.A.W. Bersabda "Pada Akhir Jaman Nanti yg Menjadi Juru Bicara disuatu Masyarakat Adalah Orang yg Terburuk diantara Mereka". Lalu Beliau Menambahkan : "Aku Tahu Bahwa Aku Adalah Orang yg Terburuk diantara Kalian. Aku ndak Berkhutbah karena Apa yg telah disabdakan oleh Nabi S.A.W. dgn Begitu, Aku ndaklah Menentang Kata-kata Beliau itu". Syekh Abil Qosim Junaidi Al-Baghdadi Wafat pada Hari Sabtu Tahun 297 H/ 910 M, Semoga Alloh Merahmati dan Meridhoinya selalu".
#Kalian pun Janganlah Tergesa-gesa Kepingin Bisa Ceramah, Tar Khawatir yang Mendengarnya Pada Jatuh Pingsan Lagi *_^