Sabtu, 09 November 2024

SYEKH NAQSABANDY

 


SYEKH NAQSABANDY

Syekh Muhammad Bahauddin An Naqsabandiy Ra. Adalah seorang Wali Qutub yang masyhur hidup pada tahun 717-791 H di desa Qoshrul ‘Arifan, Bukhara, Rusia. Beliau adalah pendiri Thoriqoh Naqsyabandiyah sebuah thoriqoh yang sangat terkenal dengan pengikut sampai jutaan jama’ah dan tersebar sampai ke Indonesia hingga saat ini.
Nama lengkap beliau adalah Syaikh Bahauddin Muhammad bin Muhammad bin Muhammad Asy Syarif Al Husaini Al Hasani Al Uwaisi Al Bukhari QS (Syech Naqsyabandy) Dilahirkan di Qashrul ‘Arifan, Bukhara, Uzbekistan tanggal 15 Muharram tahun tahun 717 H atau tahun 1317 M.

Syekh Naqsyabandi lahir dari lingkungan keluarga sosial yang baik dan kelahirannya disertai oleh kejadian yang aneh. Menurut satu riwayat, jauh sebelum tiba waktu kelahirannya sudah ada tanda- tanda aneh yaitu bau harum semerbak di desa kelahirannya itu. Bau harum itu tercium ketika rombongan Syekh Muhammad Baba As Samasi q.s. (silsilah ke- 13), seorang wali besar dari Sammas (sekitar 4 km dari Bukharah), bersama pengikutnya melewati desa tersebut. Ketika itu As Samasi berkata, “Bau harum yang kita cium sekarang ini datang dari seorang laki- laki yang akan lahir di desa ini”. Sekitar tiga hari sebelum Naqsyabandi lahir, wali besar ini kembali menegaskan bahwa bau harum itu semakin semerbak.
Dari awal, ia memiliki kaitan erat dengan Khwajagan, yaitu para guru dalam mata rantai Tariqat Naqsyabandi. Sejak masih bayi, ia diadopsi sebagai anak spiritual oleh salah seorang dari mereka, yaitu Baba Muhammad Sammasi. Sammasi merupakan pemandu pertamanya dalam jalur ini, dan yang lebih penting lagi adalah hubungannya dengan penerus (khalifah) Sammasi, yaitu Amir Kulal, yang merupakan rantai terakhir dalam silsilah sebelum Baha-ud-Din. Baha-ud-Din mendapat latihan dasar dalam jalur ini dari Amir Kulal, yang juga merupakan sahabat dekatnya selama bertahun-tahun.
Pada suatu saat, Baha-ud-Din mendapat instruksi secara “ruhani” oleh Abdul Khaliq Gajadwani (yang telah meninggal secara jasmani) untuk melakukan dzikir secara hening (tanpa suara). Meskipun Amir Kulal adalah keturunan spiritual dari Abdul Khaliq, Amir Kulal mempraktekkan dzikir yang dilakukan dengan bersuara. Setelah mendapat petunjuk mengenai dzikir diam tersebut, Baha-ud-Din lantas absen dari kelompok ketika mereka mengadakan dzikir bersuara.

Setelah Naqsyabandi lahir, dia segera dibawa oleh ayahnya kepada Syekh Muhammad Baba As Samasi yang menerimanya dengan gembira. As Samasi berkata, “Ini adalah anakku, dan menjadi saksilah kamu bahwa aku menerimanya”. Naqsyabandi rajin menuntut ilmu dan dengan senang hati menekuni tasawuf. Dia belajar tasawuf kepada Muhammad Baba as Samasi ketika beliau berusia 18 tahun. Untuk itu beliau bermukim di Sammas dan belajar di situ sampai gurunya (Syekh As Samasi) wafat. Sebelum Syekh As Samasi wafat, beliau mengangkat Naqsyabandi sebagai khalifahnya. Setelah gurunya wafat, dia pergi ke Samarkand, kemudian pulang ke Bukhara, setelah itu pulang ke desa tempat kelahirannya. Setelah belajar dengan Syekh Baba As Samasi (silsilah ke 13), Naqsyabandi belajar ilmu tarikat kepada seorang wali quthub di Nasyaf, yaitu Syekh As Sayyid Amir Kulal q.s. (silsilah ke- 14).

Syekh Naqsyabandi pernah bertemu secara rohani dengan Syekh Abdul Khaliq Fadjuani dan di ajarkan zikir khafi serta suluk, Sejak masa Syaikh Arif Ar Riwikari sampai Syekh Amir Kulal zikir/tawajuh bersama dilakukan secara zahar akan tetapi kalau zikir sendiri secara khafi, Syekh Naqsyabandi tidak pernah ikut bertawajuh dengan Syekh Amir Kullal yang zikir bersama secara zahar, hal ini menimbulkan prasangka buruk pada murid-murid gurunya yang tidak mengerti duduk persoalan. Akan tetapi Syekh Amir Kullal justru bertambah sayang dan cinta kepada Syekh Naqsyabandi. Suatu hari Syekh Bahauddin di panggil oleh Gurunya dan berkata, “ Duuh putraku Bahauddin, kebetulan sekali pada waktu ini saudara-saudara kita terutama para Khalifahku sedang berkumpul, aku akan berkata kepadamu, supaya disaksikan oleh para hadirin: Bahauddin! Supaya engkau tahu, bersamaan hidmahmu disini, Alhamdulillah aku telah melaksanakan wasiat guruku alhmarhum Syekh Muhammad Baba (lalu Syekh Amir Kullal memberi isyarat pada susunya), dan berkata kepadanya: Engkau telah meneteki susu pendidikanku ini sampai kering, tetapi wadahmu terlalu besar dan persiapanmu sangat kuat, maka itu aku telah mengizinkan kepadamu supaya meninggalkan tempat ini untuk mencari beberapa guru supaya kamu menambah beberapa faedah yang perlu dari mereka dan faidan nur (Keluberan Nur Ilahi) yang selaras dengan cita-citamu yang agung itu. Aku hanya bisa memberi ancar ancar carilah guru dari tanah Tajik dan dari tanah Turki”.
Setelah meminta izin dari Syekh Amir Kulal selanjutnya Syekh Naqsyabandi berguru kepada Syekh ‘Arifuddin Karoni selama tujuh tahun, kemudian berguru kepada Maulana Qatsam selama dua tahun terkahir kepada Syekh Darwisy Khalil dari Turki selama dua belas tahun. Syekh Naqsyabandi telah melaksanakan titah gurunya (Syekh Amir Khulal) demikian juga fatwa-fatwa dari Syekh Abdul Khaliq Fadjuani untuk memperdalam ilmu-ilmu syariat secara mendalam sehingga sempurnalah ilmu yang Beliau peroleh. Syekh Bahauddin pernah menyanjung ilmu tarekatnya dengan ucapan “Permulaan pelajaran Tarikatku akhir dari pelajaran semua tarekat”. Pisahnya Baha-ud-Din dari kelompok Amir Kulal ini mungkin bisa dianggap sebagai penanda terwujudnya tariqat Naqsyabandi, yang ajarannya didapat dari Abdul Khaliq, yang ujungnya berasal dari Khalifah Abu Bakar diperoleh dari Nabi Muhammad SAW.

Al Qutub, Auliya Allah, Penasehat Utama Sultan Khalil di Samarqan, fatwa-fatwanya menjadi rujukan Hakim-Hakim Agung dalam memutuskan perkara. Karena kebesaran namanya, Tarekat yang di pimpinnya tersebar dengan cepat dan termashur serta memiliki pengikut yang sangat banyak dan tersebar ke seluruh dunia.
Beliau meletakkan dasar-dasar zikir qalbi yang sirri, zikir batin qalbi yang tidak berbunyi dan tidak bergerak, dan beliau meletakkan kemurnian ibadat semata-mata lillahi ta’ala, tergambar dalam do’a beliau yang diajarkan kepada murid-muridnya “Ilahi anta makshuudi waridlaaka mathluubi”. secara murni meneruskan ibadat Tratiwatus Sirriyah zaman Rasulullah, Thariqatul Ubudiyyah zaman Abu Bakar Siddiq dan Thariqatus Siddiqiyah zaman Salman al-Farisi. Beliau amat masyhur dengan keramat-keramatnya dan makmur dengan kekayaannya, lagi terkenal sebagai wali akbar dan wali quthub yang afdal, yang amat tinggi hakikat dan marifatnya. Dari murid-muridnya dahulu sampai dengan sekarang, banyak melahirkan wali-wali besar di Timur maupun di Barat, sehingga ajarannya meluas ke seluruh pelosok dunia. Beliau pulalah yang mengatur pelaksanaan iktikaf atau suluk dari 40 (empat puluh) hari menjadi 10 (sepuluh) hari, yang dilaksanakan secara efisien dan efektif, dengan disiplin dan ada suluk yang teguh. Syekh Naqsyabandy wafat pada malam Senin Tanggal 3 Rabi’ul Awal tahun 791 H dalam usia 74 tahun.
Syekh Naqsyabandi meninggalkan banyak penerus, yang paling terhormat di antara mereka adalah Syekh Muhammad bin Muhammad Alauddin al-Khwarazmi al-Bukhari al-Attar q.s dan Syaikh Muhammad bin Muhammad bin Mahmoud al-Hafizi q.s, yang dikenal sebagai Muhammad Parsa, penulis Risalah Qudsiyyah. Kepada yang pertamalah Syekh Naqsyabdi meneruskan Ilmunya dan menjadi Ahli Silsilah ke-16.

Syekh Muhammmad Baba as Samasiy adalah guru pertama kali dari Syekh Muhammad Bahauddin Ra. yang telah mengetahui sebelumnya tentang akan lahirnya seseorang yang akan menjadi orang besar, yang mulia dan agung baik disisi Allah Swt. maupun dihadapan sesama manusia di desa Qoshrul Arifan yang tidak lain adalah Syekh Bahauddin.
Di dalam asuhan, didikan dan gemblengan dari Syekh Muhammad Baba inilah Syekh Muhammad Bahauddin mencapai keberhasilan di dalam mendekatkan diri kepada Allah Swt. sampai Syekh Muhammad Baba menganugerahinya sebuah “kopiah wasiat al Azizan” yang membuat cita-citanya untuk lebih dekat dan wusul kepada Allah Swt. semakin meningkat dan bertambah kuat. Hingga pada suatu saat, Syekh Muhammad Bahauddin Ra. melaksanakan sholat lail di Masjid. Dalam salah satu sujudnya hati beliau bergetar dengan getaran yang sangat menyejukkan sampai terasa hadir dihadapan Allah (tadhoru’). Saat itu beliau berdo’a, “Ya Allah berilah aku kekuatan untuk menerima bala’ dan cobaannya mahabbbah (cinta kepada Allah)”.

Setelah subuh, Syekh Muhammad Baba yang memang seorang waliyullah yang kasyaf (mengetahui yang ghoib dan yang akan terjadi) berkata kepada Syekh Bahauddin, “Sebaiknya kamu dalam berdo’a begini, “Ya Allah berilah aku apa saja yang Engkau ridloi”. Karena Allah tidak ridlo jika hamba-Nya terkena bala’ dan kalau memberi cobaan, maka juga memberi kekuatan dan memberikan kepahaman terhadap hikmahnya”. Sejak saat itu Syekh Bahauddin seringkali berdo’a sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Syekh Muhammad baba.
Untuk lebih berhasil dalam pendekatan diri kepada Sang Kholiq, Syekh Bahauddin seringkali berkholwat menyepikan hatinya dari keramaian dan kesibukan dunia. Ketika beliau berkholwat dengan beberapa sahabatnya, waktu itu ada keinginan yang cukup kuat dalam diri Syekh Bahauddin untuk bercakap-cakap. Saat itulah secara tiba-tiba ada suara yang tertuju pada beliau, “He, sekarang kamu sudah waktunya untuk berpaling dari sesuatu selain Aku (Allah)”. Setelah mendengar suara tersebut, hati Syekh Bahauddin langsung bergetar dengan kencangnya, tubuhnya menggigil, perasaannya tidak menentu hingga beliau berjalan kesana kemari seperti orang bingung. Setelah merasa cukup tenang, Syekh Bahauddin menyiram tubuhnya lalu wudlu dan mengerjakan sholat sunah dua rokaat. Dalam sholat inilah beliau merasakan kekhusukan yang luar biasa, seolah-olah beliau berkomunikasi langsung dengan Allah Swt.

Saat Syekh Bahauddin mengalami jadzab1 yang pertama kali beliau mendengar suara, “Mengapa kamu menjalankan thoriq yang seperti itu ? “Biar tercapai tujuanku’, jawab Syekh Muhammad Bahauddin. Terdengar lagi suara, “Jika demikian maka semua perintah-Ku harus dijalankan. Syekh Muhammad Bahauddin berkata “Ya Allah, aku akan melaksanakan semampuku dan ternyata sampai 15 hari lamanya beliau masih merasa keberatan. Terus terdengar lagi suara, “Ya sudah, sekarang apa yang ingin kamu tuju ? Syekh Bahauddin menjawab, “Aku ingin thoriqoh yang setiap orang bisa menjalankan dan bisa mudah wushul ilallah”.
Hingga pada suatu malam saat berziarah di makam Syekh Muhammad Wasi’, beliau melihat lampunya kurang terang padahal minyaknya masih banyak dan sumbunya juga masih panjang. Tak lama kemudian ada isyarat untuk pindah berziarah ke makam Syekh Ahmad al Ahfar Buli, tetapi disini lampunya juga seperti tadi. Terus Syekh Bahauddin diajak oleh dua orang ke makam Syekh Muzdakhin, disini lampunya juga sama seperti tadi, sampai tak terasa hati Syekh Bahauddin berkata, “Isyarat apakah ini ?”
Kemudian Syekh Bahauddin, duduk menghadap kiblat sambil bertawajuh dan tanpa sadar beliau melihat pagar tembok terkuak secara perlahan-lahan, mulailah terlihat sebuah kursi yang cukup tinggi sedang diduduki oleh seseorang yang sangat berwibawa dimana wajahnya terpancar nur yang berkilau. Disamping kanan dan kirinya terdapat beberapa jamaah termasuk guru beliau yang telah wafat, Syekh Muhammad Baba.
Salah satu dari mereka berkata, “Orang mulia ini adalah Syekh Muhammad Abdul Kholiq al Ghojdawaniy dan yang lain adalah kholifahnya. Lalu ada yang menunjuk, ini Syekh Ahmad Shodiq, Syekh Auliya’ Kabir, ini Syekh Mahmud al Anjir dan ini Syekh Muhammad Baba yang ketika kamu hidup telah menjadi gurumu. Kemudian Syekh Muhammad Abdul Kholiq al Ghojdawaniy memberikan penjelasan mengenai hal-hal yang dialami Syekh Muhammad Bahauddin, “Sesunguhnya lampu yang kamu lihat tadi merupakan perlambang bahwa keadaanmu itu sebetulnya terlihat kuat untuk menerima thoriqoh ini, akan tetapi masih membutuhkan dan harus menambah kesungguhan sehingga betul-betul siap. Untuk itu kamu harus betul-betul menjalankan 3 perkara :
1. Istiqomah mengukuhkan syariat.
2. Beramar Ma’ruf Nahi mungkar.
3. Menetapi azimah (kesungguhan) dengan arti menjalankan agama dengan mantap tanpa memilih yang ringan-ringan apalagi yang bid’ah dan berpedoman pada perilaku Rasulullah Saw. dan para sahabat Ra.
Kemudian untuk membuktikan kebenaran pertemuan kasyaf ini, besok pagi berangkatlah kamu untuk sowan ke Syekh Maulana Syamsudin al An-Yakutiy, di sana nanti haturkanlah kejadian pertemuan ini. Kemudian besoknya lagi, berangkatlah lagi ke Sayyid Amir Kilal di desa Nasaf dan bawalah kopiah wasiat al Azizan dan letakkanlah dihadapan beliau dan kamu tidak perlu berkata apa-apa, nanti beliau sudah tahu sendiri”.
Syekh Bahauddin setelah bertemu dengan Sayyid Amir Kilal segera meletakkan “kopiah wasiat al Azizan” pemberian dari gurunya. Saat melihat kopiah wasiat al Azizan, Sayyid Amir Kilal mengetahui bahwa orang yang ada didepannya adalah syekh Bahauddin yang telah diwasiatkan oleh Syekh Muhammad Baba sebelum wafat untuk meneruskan mendidiknya.

Syekh Bahauddiin dididik pertama kali oleh Sayyid Amir Kilal dengan kholwat selama sepuluh hari, selanjutnya dzikir nafi itsbat dengan sirri. Setelah semua dijalankan dengan kesungguhan dan berhasil, kemudian beliau disuruh memantapkannnya lagi dengan tambahan pelajaran beberapa ilmu seperti, ilmu syariat, hadist-hadist dan akhlaqnya Rasulullah Saw. dan para sahabat. Setelah semua perintah dari Syekh Abdul Kholiq di dalam alam kasyaf itu benar–benar dijalankan dengan kesungguhan oleh Syekh Bahauddin mulai jelas itu adalah hal yang nyata dan semua sukses bahkan beliau mengalami kemajuan yang sangat pesat.
Jadi toriqoh An Naqsyabandiy itu jalur ke atas dari Syekh Muhammad Abdul Kholiq al Ghojdawaniy ke atasnya lagi dari Syekh Yusuf al Hamadaniy seorang Wali Qutub masyhur sebelum Syekh Abdul Qodir al Jailaniy. Syekh Yusuf al Hamadaniy ini kalau berkata mati kepada seseorang maka mati seketika, berkata hidup ya langsung hidup kembali, lalu naiknya lagi melalui Syekh Abu Yazid al Busthomi naik sampai sahabat Abu Bakar Shiddiq Ra. Adapun dzikir sirri itu asalnya dari Syekh Muhammad Abdul Kholiq al ghojdawaniy yang mengaji tafsir di hadapan Syekh Sodruddin. Pada saat sampai ayat, “Berdo’alah kepada Tuhanmu dengan cara tadhorru’ dan menyamarkan diri”…
Lalu beliau berkata bagaimana haqiqatnya dzikir khofiy /dzikir sirri dan kaifiyahnya itu ? jawab sang guru : o, itu ilmu laduni dan insya Allah kamu akan diajari dzikir khofiy. Akhirnya yang memberi pelajaran langsung adalah nabi Khidhir as.

Pada suatu hari Syekh Muhammad Bahauddin Ra. bersama salah seorang sahabat karib yang bernama Muhammad Zahid pergi ke Padang pasir dengan membawa cangkul. Kemudian ada hal yang mengharuskannya untuk membuang cangkul tersebut. Lalu berbicara tentang ma’rifat sampai datang dalam pembicaraan tentang ubudiyah “Lha kalau sekarang pembicaraan kita sampai begini kan berarti sudah sampai derajat yang kalau mengatakan kepada teman, matilah, maka akan mati seketika”. Lalu tanpa sengaja Syekh Muhammad Bahauddin berkata kepada Muhammad Zahid, “matilah kamu!, Seketika itu Muhammad Zahid mati dari pagi sampai waktu dhuhur.
Melihat hal tersebut Syekh Muhammad Bahauddin Ra. menjadi kebingungan, apalagi melihat mayat temannya yang telah berubah terkena panasnya matahari. Tiba-tiba ada ilham “He, Muhammad, berkatalah ahyi (hiduplah kamu). Kemudian Syekh Muhammad Bahauddin Ra. berkata ahyi sebanyak 3 kali, saat itulah terlihat mayat Muhammad Zahid mulai bergerak sedikit demi sedikit hingga kembali seperti semula. Ini adalah pengalaman pertama kali Syekh Muhammad Bahauddin Ra. dan yang menunjukkan bahwa beliau adalah seorang Wali yang sangat mustajab do’anya.

Syekh Tajuddin salah satu santri Syekh Muhammad Bahauddin Ra berkata, “Ketika aku disuruh guruku, dari Qoshrul ‘Arifan menuju Bukhara yang jaraknya hanya satu pos aku jalankan dengan sangat cepat, karena aku berjalan sambil terbang di udara. Suatu ketika saat aku terbang ke Bukhara, dalam perjalanan terbang tersebut aku bertemu dengan guruku. Semenjak itu kekuatanku untuk terbang dicabut oleh Syekh Muhammad Bahauddin Ra, dan seketika itu aku tidak bisa terbang sampai saat ini”.

Berkata Afif ad Dikaroniy, “Pada suatu hari aku berziarah ke Syekh Muhammad Bahauddin Ra. Lalu ada orang yang menjelek-jelekkan beliau. Aku peringatkan, kamu jangan berkata jelek terhadap Syekh Muhammad Bahauddin Ra. dan jangan kurang tata kramanya kepada kekasih Allah. Dia tidak mau tunduk dengan peringatanku, lalu seketika itu ada serangga datang dan menyengat dia terus menerus. Dia meratap kesakitan lalu bertaubat, kemudian sembuh dengan seketika.


SYECH MUHAMMAD BAHAU’UDDIN NAQSYABANDI DENGAN TAREKATNYA

Peletak dasar Thoriqoh Naqsyabandiyah ini adalah Al-Arif Billah Asy Syaikh Muhammad bin Muhammad Bahauddin Syah Naqsyabandi Al-Uwaisi Al- Bukhori radliyallahu anhu (717-865 H) .
Dijelaskan oleh Syaikh Abdul Majid bin Muhammad Al Khaniy dalam bukunya Al-Hada’iq Al-Wardiyyah , bahwa thoriqoh Naqsabandiyyah ini adalah thoriqohnya para sahabat yang mulia radlallahu anhum sesuai aslinya, tidak menambah dan tidak mengurangi. Ini merupakan untaian ungkapan dari langgengnya (terus menerus) ibadah lahir bathin dengan kesempurnaan mengikuti sunnah yang utama dan ‘azimah yang agung serta kesempurnaan dalam menjauhi bid’ah dan rukhshah dalam segala keadaan gerak dan diam, serta langgengnya rasa khudlur bersama Allah Subhanahu wa ta’ala, mengikuti Nabi Muhammad Shollallahu ‘alaihi wa sallam dengan segala yang beliau sabdakan dan memperbanyak dzikir qalbi .

Dzikirnya para guru Naqsyabandiyah adalah qalbiyah (menggunakan Hati), dengan membaca lafadz “Alloh..Alloh” pada 7 tempat lathaif. Dengan itu mereka bertujuan hanya kepada Allah Subhanahu wa ta’ala semata dengan tanpa riya’ , dan mereka tidak mengatakan suatu perkataan dan tidak membaca suatu wirid kecuali dengan dalil atau sanad dari kitab Allah Subhanahu wa ta’ala atau sunnah Nabi Muhammad Shollallahu ‘alaihi wa sallam.

Adapun 7 macam lathaif tersebut adalah :

Lathifah al-qalb ada di bawah dada kiri, dua jari di bawah payudara … warnanya adalah kuning, dan dia adalah tempat kekuasaan Nabi Adam as, dan asalnya adalah air, udara dan tanah.

Lathifah al-ruh bertempat di sisi bawah susu kanan, berjarak sekitar dua jari, warnanya adalah merah, dan merupakan tempat kewenangan Nabi Ibrahhim dan Nuh, dan asalnya adalah api.

Lathifah al-sirr bertempat di atas susu kiri berjarak sekitar dua jari, warnanya adalah putih, tempat kekuasaan Nabi Musa dan asalnya adalah air.

Lathifah al-khafi bertempat di atas susu kanan, berjarak sekitar dua jari, warnanya adalah hitam, tempat kekuasaan Nabi Isa, dan asalnya adalah udara.

Lathifah al-akhfa bertempat di tengah dada, warnanya hijau, tempat kekuasaan Nabi Muhammad saw., asalnya adalah tanah.

Lathifatul al-Nafsi bertempat di antara kedua mata kepala.

Lathifatul Qolab (Jasad) bertempat di seluruh dan sekujur anggota badan, mulai rambut kepala sampai kaki.


Dalam tarekat Naqsyabandi ini telah diajarkan 11 asas dasar ajaran, yakni :

1). “Huwasy Dardam” , yaitu pemeliharaan keluar masuknya nafas, supaya hati tidak lupa kepada Allah SWT atau tetap hadirnya Allah SWT pada waktu masuk dan keluarnya nafas. Setiap murid atau salik menarikkan dan menghembuskan nafasnya, hendaklah selalu ingat atau hadir bersama Allah di dalam hati sanubarinya. Ingat kepada Allah setiap keluar masuknya nafas, berarti memudahkan jalan untuk dekat kepada Allah SWT, dan sebaliknya lalai atau lupa mengingat Allah, berarti menghambat jalan menuju kepada- Nya.

2). “Nazhar Bar qadlam” yaitu setiap murid atau salik dalam iktikaf/suluk bila berjalan harus menundukkan kepala, melihat ke arah kaki dan apabila dia duduk dia melihat pada kedua tangannya. Dia tidak boleh memperluas pandangannya ke kiri atau ke kanan, karena dikhawatirkan dapat membuat hatinya bimbang atau terhambat untuk berzikir atau mengingat Allah SWT. Nazhar Barqadlam ini lebih ditekankan lagi bagi pengamal tarikat yang baru suluk, karena yang bersangkutan belum mampu memelihara hatinya.

3). “Safar Dar wathan” yaitu perpindahan dari sifat kemanusiaan yang kotor dan rendah, kepada sifat-sifat kemalaikatan yang bersih dan suci lagi utama. Karena itu wajiblah bagi si murid atau salik mengontrol hatinya, agar dalam hatinya tidak ada rasa cinta kepada makhluk.

4). “Khalwat Dar jaman” yaitu setiap murid atau salik harus selalu menghadirkan hati kepada Allah SWT dalam segala keadaan, baik waktu sunyi maupun di tempat orang banyak. Dalam Tarikat Naqsyabandiyah ada dua bentuk khalwat :
a. Berkhalwat lahir , yaitu orang yang melaksanakan suluk dengan mengasingkan diri di tempat yang sunyi dari masyarakat ramai.
b. Khalwat batin , yaitu hati sanubari si murid atau salik senantiasa musyahadah, menyaksikan rahasia- rahasia kebesaran Allah walaupun berada di tengah- tengah orang ramai.

5). “Ya Dakrad” yaitu selalu berkekalan zikir kepada Allah SWT, baik zikir ismus zat (menyebut Allah, Allah,.), zikir nafi isbat (menyebut la ilaha ilallah), sampai yang disebut dalam zikir itu hadir.

6). “Bar Kasyat” yaitu orang yang berzikir nafi isbat setelah melepaskan nafasnya, kembali munajat kepada Allah dengan mengucapkan kalimat yang mullia
“Wahai Tuhan Allah, Engkaulah yang aku maksud (dalam perjalanan rohaniku ini) dan keridlaan-Mulah yang aku tuntut” . Sehingga terasa dalam kalbunya rahasia tauhid yang hakiki, dan semua makhluk ini lenyap dari pemandangannya.

7). “Nakah Dasyat” yaitu setiap murid atau salik harus memelihara hatinya dari kemasukan sesuatu yang dapat menggoda dan mengganggunya, walaupun hanya sebentar. Karena godaan yang mengganggu itu adalah masalah yang besar, yang tidak boleh terjadi dalam ajaran dasar tarikat ini.
Syekh Abu Bakar Al Kattani berkata, “Saya menjaga pintu hatiku selama 40 (empat puluh) tahun, aku tiada membukakannya selain kepada Allah SWT, sehingga menjadilah hatiku itu tidak mengenal seseorang pun selain daripada Allah SWT.”
Sebagian ulama tasawuf berkata “Aku menjaga hatiku 10 (sepuluh) malam, maka dengan itu hatiku menjaga aku selama 20 (duapuluh) tahun.”

8. “Bad Dasyat” yaitu tawajuh atau pemusatan perhatian sepenuhnya pada musyahadah, menyaksikan keindahan, kebesaran, dan kemuliaan Allah SWT terhadap Nur Zat Ahadiyah (Cahaya Yang Maha Esa) tanpa disertai dengan kata- kata. Keadaan “Bad Dasyat” ini baru dapat dicapai oleh seorang murid atau salik, setelah dia mengalami fana dan baka yang sempurna. Adapun tiga ajaran dasar yang berasal dari Bahauddin Naqsyabandi adalah,

9). “Wuquf Zamani” yaitu kontrol yang dilakukan oleh seorang murid atau salik tentang ingat atau tidaknya ia kepada Allah SWT setiap dua atau tiga jam. Jika ternyata dia berada dalam keadaan ingat kepada Allah SWT pada waktu tersebut, ia harus bersyukur dan jika ternyata tidak, ia harus meminta ampun kepada Allah SWT dan kembali mengingat- Nya.

10). “Wuquf ‘Adadi” yaitu memelihara bilangan ganjil dalam menyelesaikan zikir nafi isbat, sehingga setiap zikir nafi isbat tidak diakhiri dengan bilangan genap. Bilangan ganjil itu, dapat saja 3 (tiga) atau 5 (lima) sampai dengan 21 (duapuluh satu), dan seterusnya.

11). “Wuquf Qalbi” yaitu sebagaimana yang dikatakan oleh Syekh Ubaidullah Al- Ahrar, “Keadaan hati seorang murid atau salik yang selalu hadir bersama Allah SWT”. Pikiran yang ada terlebih dahulu dihilangkan dari segala perasaan, kemudian dikumpulkan segenap tenaga dan panca indera untuk melakukan tawajuh dengan mata hati yang hakiki, untuk menyelami makrifat Tuhannya, sehingga tidak ada peluang sedikitpun dalam hati yang ditujukan kepada selain Allah SWT, dan terlepas dari pengertian zikir.

Selain itu, dalam tarekat ini juga dikenalkan akan tehnik muroqobah, sebanyak 20 macam muroqobah
Demikian kisah keramatnya Syekh Muhammad Bahauddin Ra dan ajaran-ajarannya. Rodiyallah ‘anhu wa a’aada a‘lainaa min barokaatihi wa anwaarihi wa asroorihii wa ‘uluumihii wa akhlaaqihi allahuma amiin.

Rabu, 30 Oktober 2024

MANAQIB SYEKH ABUL QOSIM JUNAEDI AL-BAGHDADI

 


Moch Djamhar Abdul Karim :

===================

MANAQIB

SYEKH ABUL QOSIM

JUNAEDI AL-BAGHDADI

===================

Madzhab Tasawuf selain Memakai Jalur Imam Al Ghozali juga MURRI Memakai Jalur Imam Al Baghdadi.

Syeikh Abul Qasim Adalah Putera Seorang Pedagang Barang Pecah Belah (Kaca) yg Bernama Muhammad Al-Zujaj yang Tinggal didaerah Nahawand. Syekh Abul Qosim juga Merupakan Keponakan dari Ulama Sufi Besar yaitu Syekh Sarris Saqothi, Beliau juga dekat dgn Imam Al-Muhashibi dan Tertulis dikitab Tadzkirotul Awliya Bahwa Beliau Lahir, Besar dan Wafat di Baghdad Iraqi".

 "Syekh Abul Qasim Al-Junaidi ini Merupakan Tokoh Terkemuka dan Berpengaruh dari Mazhab Tasawuf, maka itu Beliau Mendapat Gelar sbg Sayyidush Shufiyah (Sayyidnya Kaum Sufi). Beliau Berhasil Membuat Cara-cara or Metode dgn Seluruh Rangkaian Latihan Sufisme Ortodoks Islam didalam Kegiatan Sehari-hari. Beliau Menjelaskan Pemahaman-pemahamannya didalam Pengajaran Tasawuf itu dan Rangkaian Surat-suratnya pun hingga Kini Masih Terawat yg Mana Surat itu Beliau Tujukan kepada Sejumlah Tokoh pada Masanya. Beliau juga dikenal sbg Mufti Mazhab Imam Tsauri, yakni : Murid Imam Syafi’i. Sejak kecil Beliau sudah dikenal telah Memiliki Kedalaman Spiritual, Seorang yg Tekun dan Sungguh-sungguh, Sangat disiplin, Bijaksana, Cepat Memahami akan Suatu Hal yg Rumit dan Memiliki Intiusi yg Tajam". 


MENOLAK PEMBERIAN :

"Pernah Suatu Hari, Beliau Pulang ke Rumah dari Madrasahnya dan Beliau Menjumpai Ayahnya (Muhammad Zujaj) sedang Menangis lalu Beliau Bertanya : "Ayah, Apa yg Terjadi.?”||"Ayah Ingin Memberikan Hadiah kpd PamanMu (Syekh Sarris Saqoti) Tetapi Ia ndak Mau Menerimanya, Ayah Menangis karena Ayah telah Mencurahkan Hidup Ayah hanya Tuk dapat Menyisihkan Uang Sebesar 5 Dirham ini, namun Ternyata Uang ini ndak Memenuhi Syarat Tuk dapat diterima oleh Salah Seorang Kekasih Alloh”|| Junaidi Kecil Langsung Berkata : "Berikan Uang itu kpdKu dan Aku yg akan Memberikannya kpd Paman Sarri"|| (Sang Ayah memberikan Uang itu lalu Junaid pun Pergi Begitu Sesampainya dirumah Pamannya Ia pun Mengetuk Pintu)|| Pamannya Berkata : "Siapa itu.?”|| "Junaid, Paman. Bukalah Pintunya dan Terimalah Tawaran Hadiah ini"|| "Aku ndak Menerimanya”|| "Aku Mohon, Terimalah ini, Demi Alloh Yang telah begitu Dermawan kpdMu dan telah Bagitu Adil pada AyahKu"|| Apa MaksudMu.?|| Junaidi Kecil Menjelaskan : “Alloh sudah Begitu Dermawan kpdMu karena DIA telah MenganugerahkanMu Kemiskinan. Sedangkan AyahKu, Alloh telah Begitu Adil dgn Menyibukkannya Urusan-urusan Dunia. Engkau Memiliki Kebebasan Tuk Menerima or Menolak Sekehendak HatiMu. Sedangkan AyahKu, Suka or ndak Suka Tetap harus Menyampaikan Hadiah yg dititipkan Alloh Padanya kpd Orang yg Berhak”|| (Lalu Pamannya Luluh sambil Berkata) : “AnakKu, sebelum Aku Menerima Pemberian ini, Aku telah Lebih Dahulu MenerimaMu”|| (Lalu Sang Paman Membuka Pintu dan Menerima Pemberian itu kemudian Ia Menempatkan Junaid Kecil ditempat yg Istimewa didalam Hatinya". 


==============

MAKNA SYUKUR :

"Ketika Junaidi Berusia 7 Tahun Pamannya itu Mengajaknya Berhaji. Ketika itu Ada Ta'lim Halaqoh di Masjidil Haram Membahas Ttg Syukur oleh 400 Syeikh. Setelah Masing-masing Syeikh Mengemukakan Pandangannya, Uniknya Pamannya itu Berkata kpd Junaidi Kecil : "Utarakanlah PendapatMu, Wahai AnakKu”|| Junaidi Kecil Menjawab : “Syukur itu Adalah Engkau ndak Bermaksiat kpd Alloh dgn Menggunakan Segala Karunia yg telah dianugerahkan kpdMu dan ndak Menjadikan KaruniaNYA sbg Sumber ketidak-taatan kpdNYA". Lalu Para Syekh Berkata : "Bagus Sekali Pandangannya itu, Benar-benar merupakan Cita-cita bagi Para Mukmin Sejati" shg ke-400 Syeikh itu Bersepakat, bahwa ndak ada Definisi Syukur yg lebih Baik daripada Apa yang telah dikatakan oleh Junaidi ini. Pamannya Berkata kpd Junaidi Kecil : "AnakKu, Akan Tiba Saatnya, LidahMu menjadi Sebuah Karunia Istimewa dari Alloh TukMu, dari Mana Kamu Belajar.?”|| (Mendengar itu Junaidi Menangis sambil Menjawab Lirih) : "Dari Duduk-duduk BersamaMu”.


BERDAGANG :

"Junaidi Ketika itu Kembali ke Baghdad dan Menjadi Penjual Barang Pecah Belah (Terbuat dari Kaca). Setiap Hari Ia Pergi ke Tokonya lalu Menutup Tirai Tokonya kemudian Melaksanakan Sholat Sunnah Sebanyak 400 Rokaat (Ini Ia Lakukan Setiap Hari) setelah itu ia Meninggalkan Tokonya Menuju kesebuah Ruangan diserambi Rumah Pamannya. Disanalah Ia Menyibukkan Dirinya dgn Penjagaan Hati. Ia Menghamparkan “Sajadah Waro'”, sehingga ndak Ada Sesuatu pun yg Bisa Mengganggu Hati dan Pikirannya selain hanya Alloh... Alloh... Alloh...".

 

IBADAH :

"Telah disebutkan Banyak Riwayat Ttg Syekh Junaidi ini Bahwa Beliau Menunjukkan Bukti Kesungguhannya

Selama 40 Tahun Sibuk Menekuni Riyadhoh-riyadhoh Sufi. Selama 30 Tahun, Beliau Sholat Malam lalu Mengulang-ulang Asma' Alloh... Alloh... Alloh...’ hingga Waktu Shubuh dan Beliau Selama Puluhan Tahun Melaksanakan Sholat Shubuh dgn Wudhu pada Malam Sebelumnya (ndak Batal-batal Wudhu). Beliau Pernah Berkata : “Setelah 40 Tahun Berlalu, Kesombongan Merasuki DiriKu, Aku Merasa telah Mencapai TujuanKu". 


"Setelah 40 Tahun diisi dgn Ibadah, Jalan Kewaro'an, Perenungan-perenungan Diri saatnya Beliau Keluar Tuk Berhablum Minannas spt Umumnya Manusia. Ia Banyak Ujian Mulai dari Fitnah ini dan itu, Mulai dari Seorang Budak Wanita Cantik yg dititahkan Sang Kholifah Tuk Mengujinya dgn Alasan Minta dibimbing ke Jalan Alloh SWT shg karena Pura-pura Wanita itu Alloh Taqdirkan Meninggal Dunia dihadapannya. Sang Kholifah pun Bertanya : “Wahai Syeikh, Mengapa Engkau Tega Membunuh Wanita yg Begitu Cantik.?”|| Syekh Junaidi Menjawab : “Wahai Amirul Mukminin, Kasih SayangMu kpd Orang-orang Mukmin Begitu Besarnya"|| Maksudnya.?|| "Maksudnya Adalah Sampai-sampai Engkau ingin Melenyapkan Masa 40 Tahun KedisiplinanKu yg Ku Isi dgn Waro’ dan Ibadah-ibadah Lainnya dgn Mengutus Wanita spt itu". Setelah Peristiwa itu Nama Beliau Begitu Masyhur dimana-mana hingga ke Penjuru Dunia".


===============

MULAI KHUTBAH :

"Saat Lidah Junaidi telah Mahir Mengutarakan Kata-kata yg Menakjubkan, Paman Sekaligus Gurunya itu Berkata : "Telah Wajib, BagiMu Tuk Berkhutbah dimuka Umum"|| Junaidi Berkata : “Saat Ada Sang Guru maka Tak Pantas Bagi Si Murid Tuk Berkhutbah" hingga pada Suatu Malam Beliau Mimpi Berjumpa dgn Nabi S.A.W. hingga Mendapatkan Titah : “Berkhutbahlah”. Keesokan Paginya Syekh Junaid pun Pergi Silaturahmi kpd Syekh Sarri Tuk Menceritakan Mimpinya itu. Namun Ketika Beliau mau kerumah Pamannya itu Syekh Sarri sudah Mencegatnya dan Berdiri didepan Pintu Rumahnya sambil Berkata : “Sampai saat ini, Engkau Tetap Masih Ragu-ragu, Menunggu Orang-orang Lain MemintaMu Tuk Berkhutbah. Kini Engkau harus Ceramah dimuka Umum karena Kata-kataMu telah dijadikan Sarana bagi Keselamatan Ummat diseluruh Dunia. Kamu ndak Mau Bicara saat Para Murid MembujukMu Tuk Berbicara, Kamu ndak mau Bicara saat Para Syeikh Kota Baghdad MemintaMu Tuk Berbicara, Kamu juga ndak mau Bicara Walaupun Aku telah MendesakMu Tuk Berbicara. Sekarang, Nabi S.A.W. Telah MemerintahkanmMu Tuk Berbicara kpd Ummatnya maka Kamu harus Berbicara”|| Syekh Junaidi hanya Menjawab : "Ya Alloh, Maafkanlah HambaMU ini. “Paman, Bagaimana Engkau Tahu Kalau Aku Berjumpa dgn Nabi S.A.W. dalam MimpiKu.?”|| “Aku Bertemu dgn Alloh dalam MimpiKu, DIA Berkalam : "AKU telah Mengutus RosulKU Tuk Meminta Junaidi Berkhutbah diatas Mimbar”|| Spontan Syekh Junaidi Menjawab : "Kalau Begitu, Aku akan Berkhutbah, Namun dengan Satu Syarat, yg hadir ndak Lebih dari 40 Orang”. Suatu Ketika Beliau Khutbah Berkata : “Aku ndaklah Berkhutbah dimuka Umum sampai 30 Wali Besar Mengatakan kpdKu bahwa Aku sudah Pantas Tuk Menyeru kpd Manusia Tuk Mengajak Mereka kepada Alloh SWT”. Beliau pun Pernah Berkhutbah spt ini : “Selama 40 Tahun Aku Duduk Menjaga HatiKu kemudian selama 10 Tahun HatiKu yg MenjagaKu dan Kini telah Genap 20 Tahun dimana Aku ndak Mengetahui Apa-apa Ttg HatiKu dan HatiKu pun ndak Mengetahui Apapun Ttg Aku”. Beliau pun Pernah Berkata : “Selama 30 Tahun, Alloh Berbicara kpd Junaidi dgn Lidah Junaidi ini, Junaid ndak Berada disana Sama Sekali, namun Manusia ndak Mengetahuinya”. Suatu Hari Beliau Berkhutbah dihadapan 40 Orang, yg Mana 18 Orang diantaranya Langsung Meninggal Dunia dan 22 Orang Lainnya Jatuh ke Tanah Tak Sadarkan Diri. Mereka kemudian diangkat dan dibawa Pulang ke Rumah Mereka Masing-masing.

Dilain Hari, Beliau Berkhutbah sedangkan diantara Hadirin ada Seorang Pemuda Kristen, namun Tak ada Seorang pun yang Mengetahui bahwa Pemuda itu bBeragama Nasrani. Selesai Khutbah Pemuda itu pun Mendekati Syekh Junaidi dan Berkata : “Nabi Bersabda "Berhati-hatilah terhadap Pengetahuan Orang yg Beriman, karena Ia Melihat dgn Cahaya Tuhan”|| Syekh Junaidi Nenjawab : “Yang Benar Adalah Engkau harus Menjadi Seorang Muslim karena ini Adalah Acara Khusus bagi Muslim”. Seketika itu Pula Pemuda tadi itu Bersyahadat shg Menjadi seorang Muslim".


KHUTBAH TERAKHIR :

"Setelah Junaidi berkhotbah beberapa kali namun Masyarakat Banyak yg Menentangannya. Akhirnya Beliau pun Berhenti Berkhutbah dan kemudian kembali ke Kamar Riyadhohnya. Namun disisi Lain Banyak Masyarakat yg Mendesaknya Tuk Terus Berkhutbah namun Beliau Menolaknya. Pernah ketika Musim Haji Beliau Berjalan Kaki dari Baghdad ke Mekah sesampainya disana Banyak Orang yg Mengetahuinya shg Beliau Membawa Banyak Sekali Rombongan Haji Namun Beliau Ingin Menyendiri sehingga Beliau Berkhutbah : "Laa IlaaHa Illaa Ana, Tiada Tuhan Selain AKU" sehingga Beliau dikatakan telah Sesat dan Akhirnya ditinggalkan oleh Ribuan Jamaah Haji itu shg Beliau Bisa Leluasa Berhaji Seorang Diri. Beliau pun yg Berkata dgn Perkataan yg Cukup Masyhur dikalangan Ulama Thareqat, yaitu : "Barangsiapa yg Beramal Tanpa Guru yg Bersanad maka Gurunya itu Adalah Syetan (Pembohong)". Beliau juga Pernah ditanya Mengapa ndak Berkhutbah lagi Beliau Menjawab : “Aku Menemukan sebuah Hadist dimana Nabi S.A.W. Bersabda "Pada Akhir Jaman Nanti yg Menjadi Juru Bicara disuatu Masyarakat Adalah Orang yg Terburuk diantara Mereka". Lalu Beliau Menambahkan : "Aku Tahu Bahwa Aku Adalah Orang yg Terburuk diantara Kalian. Aku ndak Berkhutbah karena Apa yg telah disabdakan oleh Nabi S.A.W. dgn Begitu, Aku ndaklah Menentang Kata-kata Beliau itu". Syekh Abil Qosim Junaidi Al-Baghdadi Wafat pada Hari Sabtu Tahun 297 H/ 910 M, Semoga Alloh Merahmati dan Meridhoinya selalu".


#Kalian pun Janganlah Tergesa-gesa Kepingin Bisa Ceramah, Tar Khawatir yang Mendengarnya Pada Jatuh Pingsan Lagi *_^

Sabtu, 19 Oktober 2024

TAREKAT NUQTHOJAMMIM DI PALEMBANG

                                         




TAREKAT NUQTHOJAMMIM DI PALEMBANG

Narasi Desember 6, 2012 by : zulkarnainyani, Lampiran foto, silsilah, daftar murid, October 19, 2024  by : Yulhendrawan.

           A.   Masuk dan Berkembangnya Tarekat Nuqthojammim di Palembang

Tarekat Nuqthojammim merupakan perpaduan dari 5 (lima) tarekat yang ada, di antaranya tarekat Naqsyabandiyah, tarekat Qadariyah, tarekat al-Anfasiyah, tarekat Junaid al-Baghdady dan tarekat Muwafaqah atau Sammadiyah. Penamaan Nuqthojamim diambil dari huruf awal masing-masing tarekat tersebut.

Huruf Nun = Tarekat Naqshabandiyah

Huruf Qaf = Tarekat Qadiriyah

Huruf Tha = Tarekat Anfasiyah

Huruf Jim = Tarekat al Junaidiyah

Huruf Min = Tarekat al Muwafaqah[1]

MENGENALI BEBERAPA SIFAT DAN ASAL USUL DIDALAM DIRI

BAB 21. MENGENALI BEBERAPA SIFAT DAN ASAL USUL DIDALAM DIRI.


A : SIFAT 20


1). WUJUD - Badan Insan SIFATKU mula jadi menanggung didalam dunia-KU.

2). KIDAM - RUH JASMANI kulitku mula jadi meliputi sekalian alam-KU.

3). BAQA’ - RUHANI dagingku mula jadi menanggung RASA didalam diri-KU.

4). MUKHALAFATUHU LIL HAWADITH - RUH NIBATI darahku mula menjadi meliputi Alam-KU.

5). QIAMUHUBINAFSIHI - RUH INSAN nafasku mula jadi berjalan ucapan didalam diri-KU.

6). WAHDANIAT - RUH RABBANI hatiku asal mula jadi TAHU didalam diri-KU.

7). KUDRAT - RUH QUDUS urat putihku yang tidak berdarah berjalan didalam diri-KU.

8). IRADAT - RUH KAHFI tulangku asal mula jadi menguatkan Alam diri-KU.

9). ILMU - RUH IDHAFI benihku asal mula jadi YANG NYATA didalam CERMIN HAQ.

10). HAYAT -…


IQRO' KITAABAK KAFAA BINAFSIKA YAUMA 'ALAIKA HASIIBAA...

IQRO' BISMIROBBIKALADZII KHOLAQ...

Dakwah itu memang menyinggung perasaan,

Jika menyenangkan perasaan itu namanya hiburan.

Karena selembut apapun cara kita menyampaikan, tapi jika hatinya manusia itu gelap, kotor dan lebih mencintai dunia dan hawa nafsunya maka tanpa taufik hidayah dari Allah swt sulit mereka menerima kebenaran, maka akan terasa menyakitkan dan pahit nasehat agama tsb padahal pahit itu menjadi jamu obat bagi hati yg penuh penyakit

Maka dari itu wahai para Da'i koreksilah diri kita hancurkanlah KEAKUAN DIRI KEEGOAN DIRI KITA

yg merasa paling soleh suci berilmu berkuasa populer dsb tenggelamkanlah karamkanlah leburkanlah dalam KEMAHA ESAANNYA KEMAHAAGUNGANNYA DIALAH ALLAH YG MAHA SEGALA2NYA

KITA HANYA MANUSIA YG FAQIR JAHIL HAQIR TDK PUNYA APA2...

KENAL DIRI KENAL ALLAH

KETIKA DIKENALKAN ALLAH MAKA FANA BINASALAH SIRNALAH RASA KEAKUAN DIRI KITA..

SATU PERTANYAAN DLM DIRI KITA...Berikut pertanyaan lainnya..

WHO AM I?

SIAPAKAH DIRIKU?

BERASAL DARI MANA DAN APA?

SEDANG BERADA DI MANA?

DAN AKAN KEMBALI KEMANA DAN ALAMAT YG MANA?

SUDAH SIAPKAH BEKAL DIRI INI?


Al-Faqir Ilallah Hendri Kusnadi

Sebutir Debu di Alam Semesta

=========================================================================

Cara Agar Lekas Dapat Ilmu Makrifat,


Pertama Jauhi 4 Perkara Ini, (Ngaji Tasawuf dari Ganjil Raja, Abah Guru Sekumpul)

Berikut Kalam Abah Guru Sekumpul tentang ilmu yang patut kita jadikan iktibar, dilansir dari kanal IG @berkatguru_sekumpul. Terlebih bagi yang sedang mencari ilmu dan membersihkan hati.

Berikut Kalamnya:

"Setiap detik itu ada nafahatullah, cara menunggu nafahatullah yaitu menuntut ilmu dan beramal. Mensyukuri ilmu dengan mengamalkannya, mensyukuri amal dengan ikhlas, mensyukuri ikhlas dengan istiqomah."


Apabila seseorang menjauhi 4 perkara ini, maka Allah akan membukakan kepadanya ilmu:

1. Jangan banyak omong

2. Kurangi tidur

3. Kurangi makan

4. Kurangi bergaul.

Insya Allah diisi oleh Allah Yang Maha Alim dengan llmu-Nya. Ilmu itu sudah ada di dalam hati kita, jika kita mau menyucikan (membersihkan) hati, maka ilmu itu akan terbuka.

"Mempelajari ilmu itu ibadah, mengulang-ulang ilmu itu zikir, mengajarkan ilmu itu sodaqoh, menuntut ilmu itu jihad."

Sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: "Barangsiapa bersalaman dengan orang alim maka seakan-akan dia bersalaman denganku, barangsiapa duduk dengan orang alim maka seakan-akan dia duduk denganku."

Apabila seseorang keluar untuk mengajarkan ilmu dengan izin khosh maka kalam beliau itu Nur (cahaya), maka menerangi hati orang yang mendengarnya.

Apapun pekerjaannya jadi PNS, pedagang, pengajar, buruh atau guru usahakanlah kalau bisa seminggu sekali duduk di majlis ilmu berkumpul dengan para ulama' dan para Habaib untuk menuntut ilmu agama karena inilah jalan yang paling diridhoi Allah.

Jalan paling cepat washil (sampai, mencapai makrifat) kepada Allah dan Rasulullah adalah menyenangkan Rasulullah dan guru. Ada 2 hal yang utama yang dapat menyenangkan Rasulullah, yaitu:

=========================================================================


Qul Huwallahu Ahad : AKU nyata dengan dirimu. 

Allahus shamad : AKU jadi penolong-mu didunia dan diakhirat 

Lam Yalid Walam Yulad : AKU Esa Ghaib kepada-mu. 

Walam Yakul Lahu Kupuan Ahad : AKU nyata dengan dirimu

Jikalau ENGKAU teliti dengan benar akan ENGKAU dapati bahwa Wujud AKU itu adalah lebih nyata daripada segala wujud lain yang terlihat. 

=====================================================

Wujud AKU itulah yang melihat dan yang dilihat, ada-KU itulah yang mendengar dan didengar, dan sebagainya, karena AKU-lah yang Awal dan yang Akhir. 

._____________

Sebenarnya apabila ENGKAU menegaskan ke-aku-an mu, itu adalah sama dengan ke-aku-an AKU, Jadi serupa saja.. sama ada ENGKAU berkata “akulah hamba yang benar”, atau “AKULAH ALLAH YANG BENAR." Ia merujuk kepada identitas yang sama, hanya dipandang dari sudut yang berlainan 

._____________

KUFUR adalah enutup Keesaan AKU dengan tabir yang banyak kejamakan, segala apa yang kelihatan di dunia ini adalah sebagai tabir yang menghalang penglihatan kepada AKU 

._____________

SYIRIK pula adalah menganggap Wujud AKU yang satu sebagai dua, atau lebih daripada dua, syirik senantiasa berlaku sama ada di dalam ibadah atau di luar ibadah, kecuali bagi mereka yang telah kasyaf, yaitu yang telah melihat Wajah AKU. 

_____________

Menurut Syariat : kufur dan syirik adalah kotoran dan dosa yang perlu dibersihkan atau dibuang terlebih dahulu supaya amal ibadah yang dilakukan mendapat pahala daripada Allah. 

._____________

Menurut Tarikat : kufur dan syirik adalah cinta kepada dunia, karna cinta dunia telah membutakan mereka terhijab daripada Allah. 

._____________

Menurut Hakikat : Kufur dan syirik adalah mengadakan gyair (selain Allah), dan tidak melihat Keesaan Allah di sebalik yang banyak, yaitu disebalik apa yang kelihatan dialam maya ini. 

._____________

Walaupun AKU telah memperingatkan manusia di dalam Al-Quran, bahwa AKU itu adalah ESA, Tetapi kebanyakan manusia tidak mengindahkan firman-KU ini, mereka tetap mensyirikkan AKU dalam setiap apa yang mereka lakukan. Dan AKU juga telah mengingatkan bahwa kebanyakan manusia tidak beriman kepada-KU tanpa menyekutukan AKU atau mensyirikkan AKU. 

Firman Allah dalam surat Al baqarah ayat 163 : 

"Sesungguhnya Tuhanmu adalah Tuhan yang satu" 

._____________

Firman Allah dalam Surah Yusuf ayat 106 : 

"Dan kebanyakan mereka tidak beriman dengan Allah tanpa menyekutukan yang lain dengan Nya" 

._____________

Syirik bukan senang dilihat ia menyerap dalam semua orang, seumpama semut hitam yang berjalan di atas batu yang hitam di kegelapan malam pula, kecuali bagi mereka yang sudah makrifah. 

._____________

Syirik dan kufur ini hanya dapat dihapuskan apabila seseorang itu mengEsakan AKU dalam setiap tarikan nafasnya yang keluar masuk dan yang dilakukannya. 

._____________

Barangsiapa yang mengetahui bahwa sesungguhnya ENGKAU itu tiada, yang ada hanya AKU, maka sesungguhnya ENGKAU itu telah mengenal AKU yang Maha Esa. 

._____________

Bersyahadah itu bersaksi kepada yang Disaksikan dan berzikir itu mengingat yang Dilihat, Sesungguhnya ENGKAU itu adalah bukti nyata atas Dirimu sendiri. 

._____________

SiFakir nan arif melihat dirinya dengan Diri Nya Sendiri, AKU-lah bukti akan ENGKAU, karna AKU dan ENGKAU tidak pernah menyatu, karna AKU dan ENGKAU tidak pernah mendua. AKU dan ENGKAU tidak perlu bersatu karna,… AKU-lah…ENGKAU-lah…AKU. 

._____________

Betapa AKU dapat dilihat oleh selain Diri-KU, tidak mungkin Hanya ENGKAU melihat Diri-KU Sendiri, Inilah dia Isbatul Yakin.. 

._____________

AKU jangan ENGKAU khayalkan, ENGKAU Jangan berkhayal tentang AKU, karna AKU wajib untuk dibuktikan, disaksikan Agar terarah sasaran penyembahan Jelas tercurah dan terarah penyerahan diri Menyembah AKU bukan sekedar ucapan, tetapi Melihat dan dilihat dengan kepastian 

._____________

BAITULLAH adalah rumah Allah atau rumah AKU, rumah yang dibina oleh AKU sendiri bukan yang dibina oleh Nabi atau manusia, Rumah AKU ini berada di Qalbu nan hening, Untuk memasuki rumah AKU memerlukan beberapa tatacara, dan jikalau ia tidak dipenuhi maka seseorang itu tidak mungkin dapat masuk. Memasuki rumah AKU, tidak perlu bawa apa-apa, tidak perlu bawa ilmu, tidak perlu bawa amal, tidak perlu bawa makrifat dan sebagainya. Hanya masuklah seorang diri tanpa berbekal apa-apa pun. 

._____________

Oleh karna itu jangan berbangga dengan ilmu yang banyak, amal yang banyak dan sebagainya, karna AKU tidak memerlukan itu, tetapi AKU melihat pada Qalbu nan hening, tanpa dicemari duniawi dan nafsu, ketika memasuki Baitullah, Rumah Allah 

._____________

Allah berfirman dalam surat Tha'ha ayat 12 : 

"Sesungguhnya AKU-lah Tuhanmu, sebab itu bukalah kedua terompahmu, sebenarnya engkau telah berada di lembah suci Tuwa" 

._____________

Ini adalah ayat mutasyabihat (kiasan), terompah yang dimaksudkan di sini adalah kiasan, bukan bermaksud terompah alas kaki. Untuk memasuki Baitullah harus meninggalkan terompah di luar 

._____________

Terompah adalah benda yang kotor dan sudah pastinya benda-benda yang kotor tidak boleh dibawa masuk ke dalam Rumah-KU. Setiap benda yang kotor, seperti terompah dan nafsu dan sebagainya tidak akan sampai kepada-KU. 

._____________

Jasad manusia yang terdiri dari darah dan daging itu juga tidak akan sampai kepada-KU. Jasad yang penuh nafsu hendaklah dizakatkan, Karena hakikat zakat adalah penyerahan diri kepada-KU.

_____________

Sodaraku Terkadang Yang tahu tidak bicara yang bicara tidak tahu, karena hakekat ilmu itu hilang lepas dari huruf dan suara, kebenaran tiap-tiap orang berbeda dan kebenaran tidak berpihak kepada siapa atau siapa, ketika kita menyampaikan suatu hal yang kita anggap benar maka disitu kita sudah salah jika kebenaran itu tidak bisa diterimanya. 

._____________

 Yang tampil memamerkan diri dengan atributnya itu tidak benar, yang benar tidak mau menampilkan dirinya, Kebenaran yang ditampilkan menutupi kebenaran yang hakiki kita anggap benar sesungguhnya kejahatanlah yang menang, karena tampak baik bukan ber-arti dia baik, yang kelihatan jahat belum tentu dia jahat, yang tampak tidak bisa dijadikan sebagai tolak ukur untuk menilai kedalaman ilmu seseorang. 

._____________

 Yang kerja disalahkan yang tidak kerja tidak disalahkan, belajar dulu pada ahlinya agar tidak membuat kesalahan dalam bekerja, karena apa yang dikerjakan harus kita tahu dengan ilmunya, tahu saja tidak cukup itu namanya ikut-ikutan tapi harus dengan ilmunya hingga hilang tanda tanya dalam diri tentang apa yang dikerjakannya, sementara yang tidak kerja hanya karena kita melihat dengan mata zahir kita saja. 

._____________

 Yang sudah kita yakini itu belum, yang belum perlu kita yakini, dalam meyakini suatu keyakinan kita harus bisa melampaui keyakinan itu sendiri agar kita bisa berfikir bebas, dengan kebebasan akan timbul kesadaran dan dalam kesadaran akan muncul pencerahan untuk menghargai keyakinan-keyakinan lain yang pada gilirannya membuat kita jadi orang yang bijaksana. 

._____________

 Yang ada itu tiada yang tiada itulah hakekat yang ada, yang ada semuanya akan hancur (fana) yang tiada itulah yang abadi (baqa), yang ada hanya bisa berfungsi kalau ada yang tiada seperti radio yang berbunyi hanya kalau bisa menerima siaran dari pusatnya, sesungguhnya tidak ada yang nyata kecuali dia, 

._____________

 Yang benar menurut kita bisa jadi yang salah dan yang salah menurut kita bisa jadi yang benar karena dari keterangan yang kita dapatpun ada yang mengatakan benar tapi ada juga yang mengatakan salah, oleh karenanya kita perlu meningkatkan mutu kita dari keterangan ketingkat merasakan. 

._____________

 Yang dilarang bisa jadi diperbolehkan sementara yang diperbolehkan bisa jadi dilarang, aturan hanya dikenakan untuk orang yang tidak tahu aturan, anak kecil perlu dikasih aturan mana yang boleh dan mana yang tidak boleh karena dia belum tahu, apakah kita anak kecil???


=========================================================================

ORANG YANG MASIH TERGANGGU DENGAN HINAAN DAN PUJIAN MANUSIA, DIA MASIH HAMBA YANG AMATIRAN

ORANG YANG MASIH TERGANGGU DENGAN HINAAN DAN PUJIAN MANUSIA, DIA MASIH HAMBA YANG AMATIRAN

(GUS DUR)

=========================================================================

QS. Syuro: 20

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

مَنْ كَا نَ يُرِيْدُ حَرْثَ الْاٰ خِرَةِ نَزِدْ لَهٗ فِيْ حَرْثِهٖ ۚ وَمَنْ كَا نَ يُرِيْدُ حَرْثَ الدُّنْيَا نُؤْتِهٖ مِنْهَا وَمَا لَهٗ فِى الْاٰ خِرَةِ مِنْ نَّصِيْبٍ

mang kaana yuriidu harsal-aakhiroti nazid lahuu fii harsih, wa mang kaana yuriidu harsad-dun-yaa nu-tihii min-haa wa maa lahuu fil-aakhiroti min nashiib

"Barang siapa menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambahkan keuntungan itu baginya, dan barang siapa menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian darinya (keuntungan dunia), tetapi dia tidak akan mendapat bagian di akhirat."

(QS. Asy-Syura 42: Ayat 20)


QS. Thaha Ayat 132

وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِٱلصَّلَوٰةِ وَٱصْطَبِرْ عَلَيْهَا ۖ لَا نَسْـَٔلُكَ رِزْقًا ۖ نَّحْنُ نَرْزُقُكَ ۗ وَٱلْعَٰقِبَةُ لِلتَّقْوَىٰ

Arab-Latin: Wa`mur ahlaka biṣ-ṣalāti waṣṭabir 'alaihā, lā nas`aluka rizqā, naḥnu narzuquk, wal-'āqibatu lit-taqwā

Artinya: Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.


QS. Al-Isra: 18

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

مَنْ كَا نَ يُرِيْدُ الْعَا جِلَةَ عَجَّلْنَا لَهٗ فِيْهَا مَا نَشَآءُ لِمَنْ نُّرِيْدُ ثُمَّ جَعَلْنَا لَهٗ جَهَنَّمَ ۚ يَصْلٰٮهَا مَذْمُوْمًا مَّدْحُوْرًا

mang kaana yuriidul-'aajilata 'ajjalnaa lahuu fiihaa maa nasyaaa-u liman nuriidu summa ja'alnaa lahuu jahannam, yashlaahaa mazmuumam mad-huuroo

"Barang siapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di (dunia) ini apa yang Kami kehendaki bagi orang yang Kami kehendaki. Kemudian Kami sediakan baginya (di akhirat) Neraka Jahanam; dia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir."


(QS. Al-Isra' 17: Ayat 18)

Janganlah niatkan Amalan Akherat utk Dunia, tpi carilah Akherat maka dunia akan mengejarmu.. Amal ibadah itu tergantung❤ kpd niatnya.. ❤ Niatkan cari ridho dan rahmat Allah SWT.. Rumusnya cukup kta tahu fadhilah dan khasiat suatu amalan kerjakanlah dg Istiqomah mka akan lahir keikhlasan dri keikhlasan lahirlah ketawadhuan bukan kesombongan. Karena kebalikannya jka org beramal amalan akherat niat duniawi Allah akan murka dan akan melahirkan kesombongan akhirnya menjadi ISTIDRAJ.. Naudzubillah Min Dzaalik.✌✌✌

MAKRIFAT MURKA DAN RIDHO

MAKRIFAT MURKA DAN RIDHO

Moch Djamhar Abdul Karim 

=========================================================================

Assalamualaikum abah.. 

mau bertanya abah.. sering di pengajian2 umum sering kami dengar para pendakwah bilang tentang kata "murka Alloh". apa yang dimaksud dengan murka Alloh dalm pandangn hakekat tasawuf apakah Alloh mempunyai sifat Murka. sedangkan Alloh Maha pengasih dan Maha penyayang, apakah "Murka Alloh dimata manusia itu itu bagian dari sifat ar rohman dan ar rohim Alloh nya Alloh, agar manusia tidak semakin banyk berbuat dosa? mohon pencerahanya bah. terimakasih

=========================================================================

Wslm Wr Wb,

Asmaa-ul Husna itu 99 Bukan Rohman dan Rohim saja, Ada Al Mumiitu, Ada Adh Dhooru, Ada Al Qohhar, Ada Al Jabbar d.l.l. Jadi Ibarat Filosofi Tauhid yang Ada di Lafadz "Alloh" Arabic.

اللّه

"Dimana Alif Awal Adalah Af'alNya, Lam Awal Adalah SifatNYA yang Azhlamiyyah (Negatif), Lam Akhir Adalah SifatNYA yang Nuroniyyah (Positif), Hu (Ha) Adalah DzatNYA, Pabila disambung Jadilah Alloh Itulah AsmaNYA sedangkan Tasydid Merupakan Manunggaling Sifat Antara yang Positif dgn yang Negatif, Artinya Selalu Ada Sifat Kontradiktif dalam Hidup dan Kehidupan ini maka itu Hadirlah Rukun Iman Point 6 Ttg Iman kepada Qodho dan Qodar Alloh SWT", shg Baik Takdir yang Baik Maupun yang Buruk itu Semua Minalloh (dari Alloh SWT) yang harus Kita Imani, Adapun Murka itu Perlambang dari Diri yang Putus dari Tali Alloh SWT nya or Putus dari RohmatNYA, sedangkan Bagi yang Sambung disebut sbg RidhoNYA, Jadi Sifat Alloh SWT itu Al Kamal (Maha Sempurna), Al Jamal (Maha Indah) dan Al Jalal (Maha Agung) dalam Setiap Ketentuan dan KetetepanNYA Pabila dihayati dan direnungkan. Makanya Ada Istilah Ridho dan Murka, dimana Ridho Alloh SWT Tersimpan disetiap PerintahNYA sedangkan Murka Alloh SWT Tersimpan disetiap LaranganNYA. 


Dalam Kitab Nashoihul 'Ibad , Hal. 43-44, Asy Syekh Nawawi Tanara Al Bantani Mengutip Hadits Atsar dari Sahabat Umar Bin Khothob R.A. bahwa Beliau Berkata :

ان الله تعالى كتم ستة فى ستة  كتم الرضا فى طاعة وكتم الغضب فى معصية  وكتم ليلة القدر فى شهر رمضان  وكتم اولياءه فيما بين الناس وكتم الموت فى العمر...


 "Sesungguhnya Alloh SWT Menyembunyikan 6 Perkara didalam 6 Hal, yaitu :

1. Menyembunyikan RidhoNYA dalam Perbuatan Taat.

2. Menyembunyikan MurkaNYA dalam Perbuatan Maksiat.

3. Menyembunyikan Lailatul Qodar dalam Bulan Romadhon.

4. Menyembunyikan WaliNYA ditengah-tengah Umat Manusia.

5. Merahasiakan Kematian disepanjang Umur. 


Termasuk juga Menyembunyikan Sholat dalam Sekalian Sholat. Adapun Ridho Alloh SWT disembunyikan dalam Perbuatan Taat, agar Setiap Orang Memperhatikan segala Bentuk Perbuatan Taatnya dengan Harapan Menjadikan Wasilah Alloh SWT Ridho kepadanya, karena itu Jangan Meremehkan Perbuatan Ketaatan dan Kebaikan Sekecil Apapun, karena Bisa jadi Justru Dalam Hal yang Kecil itulah disembunyikan Ridho Alloh SWT. Sedangkan Murka Alloh SWT disembunyikan dalam Perbuatan Maksiat, karena itu Hendaknya dijauhi segala Bentuk Maksiat Sekecil Apapun, Siapa Tahu Pada Hal-hal Dosa yang Kecil-kecil Itulah Terletak Murkanya Alloh SWT.

=========================================================================

Ku Mau Cerita,

Ada Sahabat MURRI yang Rajin Silaturahmi ke Saung, Bila di Saung Ia Bersih-bersih dan Rapi-rapi Saung dan Suka Siram Tanaman Tanpa diperintah-perintah lagi, setelah Beberapa Lama (Bulanan) Ada Greteg Hati hendak diberikan Ridho Guru, Begitu ditungguin di Saung Ternyata sampai Lama ndak Kunjung Datang juga Akhirnya Greteg Hati itu Menjadi Hilang Kembali, Ini Artinya Belum Takdirnya juga Terkadang Ridho Guru ditaruh dikopi or dimakanan dari Sekian Banyak Makanan yang dihidangkan Ada yang ditaruh Ridho Guru dan Takdirnya Orang yang Akhlaknya Bagus Ternyata Ia yang Memakannya sampai Habis. Seperti Itulah Ibadah-ibadah yang Kita Lakukan dan Istiqomahkan selama ini, maka Perlu Waktu dan Ilmu juga Perlu diusahakan Tanpa Kenal Lelah shg Bisa sampai Akhirnya Alloh SWT Menurunkan RidhoNYA Masih Tetap Istiqomah.

Maka itu,

"Orang yang Mendapatkan Ridho Alloh SWT Sekalipun Ucapan dan Tingkah Lakunya Ngelantur Tetapi Bila direnungkan Ternyata itu Adalah Hak (Kebenaran), Tapi Bila Orang Belum Mendapatkan Ridho Alloh maka Sekalipun Ucapan dan Tingkah Lakunya dikemas Sedemikian Rupa, ditambah dengan Bumbu-bumbu Pemanis dan Penyedap Sekalipun maka Tetap saja Bila direnungkan Masuk Maqom Ngelantur".

LA ILAHA ILLALLAH AL-MALIKUL HAQQUL MUBIIN

 LA ILAHA ILLALLAH AL-MALIKUL HAQQUL MUBIIN (لَا إِلَـهَ إِلَّا اللهُ الْمَـلِكُ الْحَـقُّ الْمُبِـيْنُ)


Bacaan Laa ilaaha illallah Al-Malikul Haqqul Mubiin (Tiada Tuhan selain Allah, Tuhan yang Maha Benar dan Nyata)  


Kalimat Laa ilaaha illallah Al-Malikul Haqqul Mubiin  terdapat pada pintu Ka’bah.


Merupakan salah satu bacaan dzikir yang bisa  lafadkan dan lantunkan setiap saat atau selesai Sholat Shubuh menjelang waktu Syuruq untuk meminta rezeki kepada  Allah Subhanahu wa Ta'ala.


Laa ilaaha illallah Al-Malikul Haqqul Mubiin pada pagi hari setelah solat Subuh dan sebelum melakukan aktivitas. Selain sebagai memperlancar pintu rezeki.


Bacaan dzikir ini dapat dibaca sebanyak 100 kali dan dianjurkan untuk dibaca pada pagi hari sebagai doa untuk memperlancar rezeki anda baik berupa materi maupun dalam bentuk lainnya. 


Zikir ini diajarkan oleh Rosululloh Shollallohu 'alaihi wasallam dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Nu’aim melalui Sayyidina Ali bin Abi Thalib.


Dari Sayyidina Ali, beliau mendengar Rosululloh bersabda: 

"Aku mendengar Jibril berkata: "Wahai Muhammad, siapapun umatmu yang mengucapkan kalimat:

لَا إِلَـهَ إِلَّا اللهُ الْمَـلِكُ الْحَـقُّ الْمُبِـيْنُ،

"Laa ilaaha illallah, Al-Malikul Haqqul Mubiin"

(Tiada Tuhan selain Allah, Tuhan yang Maha Benar dan Nyata) sebanyak 100 kali setiap hari, maka kalimat itu akan menjadi pelindungnya dari kefakiran, penghiburnya dari sepinya kubur, penyebab datangnya kekayaan dan pengetuk pintu surga." 

(HR. Ad-Dailimi).


Bentuk Panjang dari Dzikir ini yakni:


  لَا إِلَـهَ إِلَّا اللهُ الْمَـلِكُ الْحَـقُّ الْمُبِـيْنُ،

مُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللهِ صَادِقُ الْوَعْـدِ الْأَمِـيْنِ.

"Lailaha ilallah al maliqul haqqul mubiin, Muhammadurrasulullah, shodiqul wa'dil amiin."


Artinya: “Tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Menjadi Raja, Maha Benar, Maha Menjelaskan. 

Nabi Muhammad utusan Allah Yang benar, menepati janji dan terpercaya.”


RAHASIA:

Dalam Surat Yasin kata "مُّبِينٌ" (Mubiin) ada 7 kali disebutkan.


Pertama Dalam Ayat ke-12:


إِنَّا نَحْنُ نُحْيِي الْمَوْتَىٰ وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوا وَآثَارَهُمْ ۚ 

وَكُلَّ شَيْءٍ أَحْصَيْنَاهُ فِي إِمَامٍ مُّبِينٍ

(Sungguh, Kamilah yang menghidupkan orang-orang yang mati, dan Kamilah yang mencatat apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka (tinggalkan). Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab yang JELAS/NYATA (Lauh Mahfuzh).


Kedua Dalam Ayat 17:

وَمَا عَلَيْنَا إِلَّا الْبَلَاغُ الْمُبِينُ

(Dan kewajiban kami hanyalah menyampaikan (perintah Allah) dengan JELAS/NYATA.)


Ketiga Dalam Ayat ke-24:

إِنِّي إِذًا لَّفِي ضَلَالٍ مُّبِينٍ


(Sesungguhnya jika aku (berbuat) begitu, pasti aku berada dalam kesesatan yang JELAS/NYATA)


Keempat Dalam Ayat 47:


وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ أَنفِقُوا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّـهُ قَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لِلَّذِينَ آمَنُوا أَنُطْعِمُ مَن لَّوْ يَشَاءُ اللَّـهُ أَطْعَمَهُ إِنْ أَنتُمْ إِلَّا فِي ضَلَالٍ مُّبِينٍ

(Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Infakkanlah sebagian rezeki yang diberikan Allah kepadamu," orang-orang yang kafir itu berkata kepada orang-orang yang beriman, "Apakah pantas kami memberi makan kepada orang-orang yang jika Allah menghendaki Dia akan memberinya makan? Kamu benar-benar dalam kesesatan yang JELAS/NYATA).


Kelima Dalam Ayat ke-60:


أَلَمْ أَعْهَدْ إِلَيْكُمْ يَا بَنِي آدَمَ أَن لَّا تَعْبُدُوا الشَّيْطَانَ ۖ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ

(Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu wahai anak cucu Adam agar kamu tidak menyembah setan? Sungguh, setan itu musuh yang JELAS/NYATA bagi kamu)


Keenam Dalam Ayat 69:


وَمَا عَلَّمْنَاهُ الشِّعْرَ وَمَا يَنبَغِي لَهُ ۚ إِنْ هُوَ إِلَّا ذِكْرٌ وَقُرْآنٌ مُّبِينٌ


(Dan Kami tidak mengajarkan syair kepadanya (Muhammad) dan bersyair itu tidaklah pantas baginya. Al-Qur'an itu tidak lain hanyalah pelajaran dan Kitab yang JELAS/NYATA)


Ketujuh Dalam Ayat ke-77:


أَوَلَمْ يَرَ الْإِنسَانُ أَنَّا خَلَقْنَاهُ مِن نُّطْفَةٍ فَإِذَا هُوَ خَصِيمٌ مُّبِين

(Dan tidakkah manusia memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setetes mani, ternyata dia menjadi musuh yang JELAS/NYATA)

Musafir Berkelana

Malam Sunyi Sang Wali: Kisah, Teknik, dan Adab Khalwat

  _______________ Di balik gunung yang jauh dari hiruk-pikuk manusia, terdapat sebuah gua kecil yang hanya diketahui oleh segelintir pendudu...